Pembelajaran Membaca. prosiding seminar dikti

239 4. Konstruklah alat evaluasi yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 5. Carilah topik kegiatan yang tengah menjadi sorotan publik. 6. Organisasikan bahan secara sistematis dengan mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dekat ke yang jauh, dari yang dikenal ke yang tidak dikenal, dari yang sederhana ke yang kompleks. 7. Kemaslah kegiatan pembelajaran yang menarik pembelajaran tidak selalu dibatasi empat dinding kelas. 8. Raciklah metode dan teknik yang dapat menumbuhkan minat siswa belajar dan tertarik dengan pembelajaran bahasa. 9. Dedahlah sumber dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan pikiran- pikiran kritis dan kreatif. Langkah-langkah pembelajarannya adalah tentukan isu atau usul, mengelompokkan siswa yang setuju dan yang tidak setuju, dan melakukan debat. Untuk melaksanakannya dapat dilakukan prosedur: 1 pertanyaan pertama dan ketiga mendukung usul, 2 pertanyaan kedua dan keempat menolak, 3 pertanyaan sanggahan pertama dan ketiga disampaikan kelompok siswa setuju, dan 4 pertanyaan sanggahan kedua dan keempat dilakukan kelompok siswa tak setuju. Aktivitas drama dapat dilakukan melalui model pembelajaran dengan metode bermain peran, bermain boneka, dan pementasan drama. Bermain peran dapat dilakukan baik dengan naskah yang sudah tersedia atau yang dibuat sendiri oleh siswa. Jika tersedia media boneka, di sekolah dapat dilakukan kegiatan sandiwara boneka. Sementara itu, pementasan drama dapat juga dilakukan oleh siswa di kelas dengan segala kesederhanaan sesuai dengan situasi kelas.

3. Pembelajaran Membaca.

Pembelajaran membaca dapat menggunakan pendekatan proses membaca. Pembelajaran membaca dengan menggunakan pendekatan proses dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Adapun proses membaca meliputi: persiapan untuk membaca, membaca, merespon, mengeksplorasi teks, dan memperluas interpretasi. Adapun langkah membaca adalah 1 memilih buku atau bacaan, 2 menghubungkan buku atau bacaan dengan pengalaman pribadi dan pengalaman membaca sebelumnya, 3 memprediksi isi buku atau bacaan, dan 4 mengadakan tinjauan pendahuluan terhadap buku atau bacaan. 240 Ada lima macam model membaca, yakni 1 membaca nyaring reading aloud, 2 membaca bersama shared reading, 3 membaca berpasangan buddy reading, 4 membaca terbimbing guided reading, dan 5 membaca bebas independent reading. Pada tahap berikutnya siswa memberikan respon terhadap kegiatan membaca mereka dan terus berusaha memahami isi. Ada dua langkah yang dapat dilakukan siswa untuk tahap ini yakni ; 1 membaca dalam format membaca, dan 2 berpartisipasi dalam percakapan klasikal. Setelah memberi respon, para siswa kembali memperhatikan buku bacaan untuk menggali isinya lebih dalam lagi. Para siswa dapat melakukan langkah-langkah: 1 membaca ulang bukubacaan, 2 menguji keahlian khusus penulis the authors craft, 3 mempelajari kosakata baru, dan 4 berpartisipasi dalam pengajaran singkat yang dilakukan guru. Pada tahap terakhir dalam proses membaca, memperluas interpretasi dapat dilakukan kegiatan-kegiatan: 1 memperluas interpretasi dan pemahaman, 2 merefleksikan pemahaman, dan 3 menilai pengalaman membaca Ketiga kegiatan itu dapat dilakukan dengan melibatkan keterampilan berbahasa yang lain, seperti berbicara dan menulis. Kegiatan seperti bermain peran pada drama atau melakukan tugas khusus juga dapat dilakukan. Jika dilihat kembali tahap-tahap membaca seperti disarankan dilakukan dalam pembelajaran membaca dengan pendekatan proses di atas, tampak bahwa terdapat begitu banyak kegiatan. Keterlibatan siswa dalam setiap kegiatan itu sangat berharga dan berguna untuk perkembangan keterampilan membaca. Pada pembelajaran membaca dengan pendekatan proses, siswa benar-benar belajar bagimana caranya membaca. Mereka tidak hanya belajar bagaimana membunyikan tulisan, tetapi mereka juga belajar bagaimana memilih bacaan yang menarik, melakukan kegiatan membaca dengan berbagai bentuk, memberi respon, menggali bacaan secara lebih mendalam, serta melakukan kegiatan lanjutan untuk lebih dapat memahami bacaan. Setiap ada kesulitan akan selalu berusaha dipecahkan dengan bantuan orang-orang lain baik teman sekelompok, sekelas, maupun guru. Dengan 241 demikian, sudah tiba waktunya untuk mengubah model pendekatan pembelajaran membaca secara tradisional yang sudah berlangsung selama ini dengan pendekatan proses yang secara teoritik dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca. Selain dengan pendekatan proses, pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau strategi, seperti KWL, SQ3R, STUDY, PQRST, OK5R, EVOKER, dan sebagainya. Berbagai teknik tersebut dapat dilakukan secara bervariasi sehingga dapat mencegah kebosanan siswa dalam belajar membaca. Kemampuan membaca siswa yang baik akan membantu siswa didalam mengambil keputusan secara cerdas, cepat, dan brilian yang berarti juga kemampuan membaca akan mempermudah siswa dalam penguasaan informasi.

4. Pembelajaran Menulis