Pengertian PAM prosiding seminar dikti

407

B. PEMBAHASAN

Dosen, bagi mahasiswa, adalah ilmuwan. Dosen bukan sekedar fasilitator, melainkan sumber ilmu yang siap digali kapan pun mahasiswa membutuhkan. Tugas apa pun akan diemban oleh mahasiswa, asal mereka yakin bahwa dosen mereka bukan sekedar instruktur tetapi pakar dalam bidang yang mereka pelajari. Mahasiswa, bagi dosen, adalah pebelajar mandiri. Mahasiswa bukanlah pebelajar yang hanya menyimak penjelasan dosen, mencatatnya, menghafal, lalu mengerjakan ujian. Mahasiswa sudah cukup mampu untuk dibebani tugas-tugas akademik, setidaknya dua kali bobot jam tatap muka. Dengan demikian, dosen berhak memberikan tugas kepada mahasiswa sesuai bobot sks mata kuliah yang diampu. Fakta di lapangan, dosen ideal dan mahasiswa ideal sulit ditemukan. Berbagai model pembelajaran yang diterapkan belum menutupi kebutuhan keduanya. Ceramah, misalnya, meniadakan kebutuhan pengalaman mahasiswa. Sebaliknya, pembelajaran aktif sering meminimalkan peran dosen sebagai nara sumber ahi bagi mahasiswa. Padahal apabila dimodifikasi, pembelajaran aktif mampu mengisi wilayah the zone of proximal development dan sangat mungkin meninggikan wilayah potensial mahasiswa.

1. Pengertian PAM

Modifikatif dalam pengertian PAM ini adalah memodifikasi unsur-unsur pengaktifan mahasiswa dalam active learning dengan materi langsung dari dosen dalam perkuliahan tatap muka. Dosen memiliki peluang peran, yaitu sebagai pendeteksi zona aktual, penarget zona potensial, dan fasilitator pengisi ZPD. Hal ini mensyaratkan penguasaan materi yang kuat pada dosen, yang sedapat mungkin tidak tergantung pada piranti-piranti pendukung, dan berdiri sebagai nara sumber yang akurat. Dosen dituntut memiliki kekuatan konsep dan menguasan postulat keilmuan yang diampu. Di pihak lain, dosen juga dituntut menguasai manajemen kelas dan mampu merancang pembelajaran aktif sehingga semua mahasiswa memiliki pengalaman riil yang berharga dalam proses konstruksi keilmuan. Modifikatif bukanlah menyematkan ceramah dalam pembelajaran aktif semata, melainkan memadukan atau mengintegrasikan kekuatan ceramah dan kekuatan pembelajaran aktif dalam suatu proses yang sinergis. Dengan demikian, 408 pemaduan keduanya berfungsi saling menutupi dan saling menguatkan. Modifikasi ini mampu menutupi risiko “spon” dalam pembelajaran aktif dan menutupi risiko stagnasi dalam ceramah. Risiko “spon” berupa salah konsep, keliru persepsi, kedangkalan materi, kekosongan ZPD, dapat dideteksi dan diluruskan melalui konfirmasi materi dosen yang setingkat lebih tinggi daripada perolehan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kondisi ini menimbulkan sinergi positif antara keaktifan mahasiswa yang berimbas pada kualitas tugas dan akuisisi awal dan keaktifan dosen yang berimbas pada kualitas materi dosen sebagai konfirmasi dan pemantik zona potensial baru. Keunggulan pembelajaran aktif, seperti elaborasi kognitif, penghargaan diri, penghargaan sebaya, akselerasi kecakapan kognitif-afektif, kompetisi negatif Slavin, 1995, penguatan proses berpikir Lie, 2007 serta penguatan memori harus dicapai dan dipertahankan. Selain itu, keunggulan ceramah yang berkualitas seperti kedalaman dan keluasan materi ajar, juga dipertahankan. Dengan demikian, porsi dosen pada awal perkuliahan tetap lebih dominan daripada porsi keaktifan mahasiswa. Proses ini memungkinkan dosen menyiapkan bekal untuk proses aktif baik berupa kolaborasi, kooperasi, maupun komunikatif di ruang kelas dan membimbing kemandirian mahasiswa. Porsi ini juga fleksibel terhadap materi-materi yang bersifat abstrak dan memiliki kadar kesulitan tinggi.

2. Karakteristik PAM