724 Semua fasilitas di sekolah sudah dipastikan terkoneksi dengan sistem multimedia
networking dan para siswa dapat mengaksesnya di sekolah maupun luar sekolah melalui internet. Sekolah memiliki laboratorium dengan kapasitas komputer yang sudah
memadai, dengan spesifikasi yang tinggi. Video-conferencing termasuk yang disajikan dan terintegrasi ke dalam kurikulum. Fasilitas presentasi kelompok kecil dan besar selalu
siap tersedia. 5
Understanding od The Curriculum Kurikulum menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk mengitegrasikan ICT ke
dalam pemecahan masalah dan menawarkan cara baru bagi para siswa untuk mempubliaksikan hasisl belajar mereka. Kurikulum menggunakan konteks riil untuk
belajar, ICT digunakan sebagai suatu guru privat untuk mendukung tujuan khusus pembelajaran.
6 Professional Development of School Staff
Pengembangan stafguru menekankan pada pengembangan yang professional tentang kemampuan dan ketarmpilan pokok guru untuk menerapkan ICT.
7 Community
Staf dan para siswa menggunakan komunitas masyarakat lokal dan global untuk menyediakan bantuan spesifik untuk kurikulum menggunakan perangkat ICT terutama
internet dan video-conferencing. Sekolah mempunyai suatu program acara regular untuk menarik bantuanhibah dari luar dan lebih mengembangkan kurikulum berbasis ICT.
8 Assessment
Penilaian siswa terintegrasi ke dalam keseluruhan kurikulum dengan laporan dari tes terhadap pencapaian kompetensi. Siswa bertanggung jawab untuk memelihara fortofolio
pribadi, mempertunjukkan pencapaian mereka, dari waktu ke waktu, manggunakan fasilitas ICT dan sumber daya belajar lainnya untuk melengkapi catatan-catatan
prestasinya.
d. Transforming Approach
Pendekatan ini dihubungkan dengan suatu sekolah yang telah menggunakan ICT dengan kreatif untuk memikirkan kembali dan memperbarui organisasi sekolah. Fokus
kurikulum adalah learner-centered dan mengintegrasikan materi pelajaran di dalam aplikasi dunia nyata. Sebagi contoh, para siswa boleh bekerja dengan para pemimpin masyarakat
untuk memecahkan permasalahan lokal dengan mengakses, menganalisa, melaporkan, dan
725 mempresentasikan informasi dengan perangkat ICT. Pada pendekatan ini sekolah telah
menjadi suatu pusat pembelajaran bagi masyarakat.
2.2. E-Learning
2.2.1. Pengertian E-Learning
Seiring dengan berkembangnya teknologi internet, model e-learning mulai
dikembangkan sebagai kajian, penelitian, dan inovasi pengembangan yang sangat diperlukan di dalam dunia pendidikan. Pada hakekatnya e-learning merupakan suatu bentuk
pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. E-learning dapat diartikan sebagai suatu upaya dalam menghubungkan siswa dengan
sumber belajar, yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan yang dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut Rosenberg 2001 dalam Syopian Blog
mendefinisikan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
Senada dengan Onno W. Purbo 2002, bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Rosenberg 2001 dalam Sutopo 2012 juga menjelaskan bahwa e-learning
merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu : 1 e-learning merupakan jaringan
dengan kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusikan, dan membagi materi ajar atau informasi, 2 pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui computer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar, 3 memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran trandisional.
Sedangkan Cisco 2001 dalam Yusuf 2010 menjelaskan tentang filosofis e-learning sebagai berikut :
1. Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,
pelatihan secara on-line. 2.
Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM,
dan pelatihan berbasis komputer, sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
726 3.
Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, akan tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan
pengembangan teknologi pendidikan. 4.
Keempat, kapasitas peserta didik amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya
belajar, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
Dengan adanya pengertian e-learning dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan di masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah,
beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja, dan kompetitif
2.2.2. Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning
Sistem pembelajaran berbasis e-learning tidak terlepas dari penggunaan perangkat komputer yang memanfaatkan teknologi internet dalam proses pembelajaran. Adapun
keuntungan dari penggunakaan komputer sebagai media pendidikan menurut Cole Chan 1990 dalam Sutopo 2012 adalah : 1 meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa pada
materi pembelajaran, 2 meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, 3 menyesuaikan materi dengan kemampuan belajar siswa, 4 mengurangi penggunaan waktu penyampaian
materi, dan 5 membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran e-learning ada beberapa
hal yang perlu mendapat perhatian dan penangan untuk pembelajaran Kudwadi, yaitu : 1.
Institusi Peranan institusi yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan dan komitmen, sangat
menentukan terselenggaranya pemanfaatan internet untuk pendidikan dalam lingkungan sekolahperguruan tinggi. Hal ini terutama berkaitan dengan penggunaan teknologi tinggi
yang menyangkut keharusan menyediakan sejumlah dana untuk penyediaan peralatan computer dan kelengkapannya, jaringan, line telepon koneksi ke ISP, biaya berlangganan
ke Internet Service Provider ISP, biaya penggunaan telepon dan sebagainya, Juga tidak kalah pentingnya adalah dalam memberikan kesadaran awareness baik terhadap pendidik
maupun peserta didik tentang teknologi informasi terutama potensi internet sebagai media pembelajaran.
2. Pendidik Dosen
727 Keberhasilan pembelajaran berbasis internet ini secara signifikan ditentukan oleh
karakteristik pendidikpengajarinstruktur yang akan dilibatkan dalam pemanfaatan internet. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pendidik perlu diberikan pemahaman berbagai keuntungan, termasuk kelebihan dan
kelemahan penggunaan internet untuk pembelajaran, sehingga mereka memiliki motovasi dan komitmen yang cukup tinggi.
- Pendidik, baik nantinya dia akan berperan sebagai pengembang dan pengguna maupun
yang diproyeksikan sebagai pengelola sistem pembelajaran berbasis internet, harus dibekali dengan kesadaran, wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tentang internet.
- Pendidik yang akan dilibatkan dalam pengembangan dan pemanfaatan internet untuk
pembelajaran hendaknya memiliki pengalaman dan kemampuan mengajar yang cukup.
- Jumlah pendidik yang terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan internet untuk
pembelajaran, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan dilakukan secara bertahap.
- Pendidik harus memiliki komitmen dan keseriusan dalam menangani pengembangan
dan pemanfaatan internet untuk pembelajaran. -
Tetap menjaga gaya mengajar tiap-tiap pendidik, karena akan mencerminkan dalam cara pembelajaran mereka kelak di sistem pembelajaran dengan internet.
3. Peserta Didik
Pemahaman tentang audienspeserta didik dapat melalui analisis dengan menggunakan data demografi maupun psikografi, antara lain dengan menguji perbedaan-perbedaan
karakteristik, sikap, dan perilaku peserta didik. Pemilahan atau pengelompokkan diperlukan dalam kaitannya untuk bias membuat suatu pendekatan atau strategi pendayagunaan internet
lebih tepat sasaran, mengingat bahwa sasaran didik tersegmen dalam kelompok institusi pendidikan yang berbeda. Pemahaman tentang perbedaan-perbedaan motif penggunaan
internet berdasarkan aspek demografi dan psikografi tersebut, menjadi penting agar pengembangan program pendidikan dengan mendayagunakan internet bias lebih menyentuh
kondisi riel sasaran. 4.
Teknologi Faktor teknologi merupakan suatu hal yang juga mutlak harus tersedia dan harus
memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan, baik yang berkaitan dengan peralatan, infrastruktur, pengoperasian, dan perawatannya. Dengan membangun jaringan lokal Local
728 Area NetworkLAN, maka hanya diperlukan satu sambungan saja ke internet yang bias
dipergunakan secara bersama-sama oleh komputer yang tergabung dalam jaringan tersebut. Satu hal yang paling penting dari jaringan dan koneksi ke internet untuk keperluan
pembelajaran, ialah keandalannya agar bias dipergunakan setiap saat selama 24 jam dengan tingkat gangguan ataupun kegagalan yang sangat minimal.
5. Dukungan Teknik
Dukungan ini bersifat kepada penyediaan sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap berfungsinya system dan memberikan bantuan apabila pendidik maupun
peserta didik mengalami kesulitan berkaitan dengan perangkat keras maupun perangkat lunak, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pembelajaran berbasis internet, diantaranya
administrator jaringan, administrator web-course dan teknisi computer yang handal. Di dalam penggunaan komputer sebagai media pendidikan berbasis e-learning tidak
terlepas dari penggunaan fasilitas dan sistem yang baik. Menurut Haughey 1998 dalam Kudwadi terdapat 3 tiga bentuk sistem pembelajaran e-learning berbasis internet yang layak
dipertimbangkan.
Sistem pembelajaran tersebut meliputi : 1.
Web Course Internet untuk keperluan pembelajaran, dimana seluruh bahan belajar, diskusi,
konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Peserta didik dan pendidik sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta
didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat. Bentuk ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, semua
proses belajar mengajar sepenuhnya melalui penggunaan fasilitas internet seperti e-mail, chat rooms, bulletin board, dan on-line conference. Juga dilengkapi dengan berbagai sumber
belajar digital, baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber database statistic, berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik, dll.
2. Web Centric Course
Pada bentuk ini sebagian bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan
dilakukan secara tatap muka. Prosentase tatap muka tutorial tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses belajar melalui internet. Disini pusat kegiatan belajar bergeser dari
kegiatan kelas menjadi kegiatan di luar kelas melalui internet. Sama dengan bentuk “web-
729 course”, peserta didik dan pendidik sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah
ditetapkan mereka bertatap muka sebagaimana yang dilakukan pada perguruan tinggi yang menyiapkan sistem belajar secara off campus.
3. Web Enhanced Course
Dikenal dengan nama web lite course karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas. Peranan internet adalah untuk menyediakan sumber-sumber yang sangat kaya
dengan memberikan alamat-alamat atau membuat hubungan link ke berbagai sumber belajar yang di akses on-line. Dialoq atau komunikasi untuk keperluan diskusi, berkonsultasi,
maupun bekerja secara kelompok. Bentuk ini prosentase pembelajaran melalui internet justru lebih sedikit dibandingkan dengan pembelajaran secara tatap muka, internet adalah hanya
untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Dengan adanya hal tersebut di atas, kegiatan pembelajaran akan dapat dilaksanakan
dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Akan tetapi penggunaan komputer tidak dapat mengganti peran guru secara keseluruahn dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran akan lebih efektif jika kegiatan pembelajaran dilakukan oleh komputer dan guru.
2.3. Kegiatan Pembelajaran