dinamika sosial itu berlangsung Pudenia, 2003:1. Dengan kata lain, tradisi folklorsebagai warisan leluhur mengandung
kearifan lokal local wisdom yang dapat dimanfaatkan dalam pemberdayaan masyarakat untuk membentuk kedamaian dan
meningkatkan kesejahteraan. Kearifan lokal dalam tradisi budaya seperi folklor terbagi atas
kearifan lokal yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan dan yang bertujuan untuk menciptakan kedamaian. Kearifan lokal
untuk kesejahteraan itu antara lain 1 kerja keras, 2 disiplin, 3 pendidikan, 4 kesehatan, 5 gotong royong, 6 pengelolaan
gender,7pelestarian dan kreaivitas budaya, 8 peduli lingkungan, sedangkan kearifan lokal untuk kedamaian antara lain
1 kesopansantunan, 2 kejujuran, 3 keseiakawanan sosial, 4 kerukunan dan penyelesaian konlik, 5 komitmen, 6 pikiran
posiif, dan 7 rasa syukur.
Kearifan lokal sebagai kandungan folklor itu dapat dimanfaatkan untuk pendidikan karakter generasi muda sehingga
karakter itu berbasis budaya bangsa sebagai warisan leluhur. Dengan demikian, diperlukan ancangan kurikulum pendidikan
karakter berbasis budaya yang bahan-bahannya berasal dari folklor.
D. Ancangan Kurikulum Pendidikan Budaya Batak Toba: Pendidikan Karakter Berbasis Budaya
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk asal orang Batak Toba memikirkan betapa peningnya
pedidikan budaya Batak Toba mulai dari SD sampai SMA dengan tujuan membentuk lulusan yang berkarakter baik berdasarkan
budayanya.Dalam rangka mewujudkannya telah sedang disusun kurikulum, yang semula sebelum Kurikulum 2013 dimaksudkan
menjadi pendidikan muatan lokal.
Paradigmapendidikan Budaya Batak Toba berusaha mengajarkan nilai budaya masa lalu untuk menjawab persoalan-
persoalan masa kini demi persiapan generasi masa depan. Dengan demikian, tema pening yang diusung oleh Pendidikan Budaya
Batak Toba adalah Remembering the past, Understanding the present, and Preparing the future. Pendidikan Budaya Batak Toba
mengajarkan tradisi budaya masa lalu sebagai warisan leluhur yang arif, yang dapat dimanfaatkan untuk menata kehidupan masa kini
secara arif pula untuk solusi pemecahan masalah-masalah yang dihadapi bangsa masa kini, dan mempersiapkan generasi yang
berkarakter dan berkepribadian lebih baik di masa depan sebagai pelaku kesejahteraan bangsa di masa mendatang.
Atas alasan tersebut, sangat diperlukan Pendidikan Budaya Batak Toba di sekolah umum pada Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas sederajat. Pendidikan Budaya Batak Toba ini juga dilakukan sebagai respon
terhadap tuntutan perkembangan teknologi, informasi, dan
globalisasi yang membutuhkan tapisan budaya cultural ilter
yang kuat bagi generasi muda. Dalam mewujudnyatakan pendidikan Budaya Batak Toba
di SD, SMP, dan SMA diperlukan kurikulum sebagai panduan untuk penyusunan buku ajar dan sebagai panduan guru untuk
mengajarkan mata pelajaran muatan lokal Budaya Batak Toba. Kurikulum Pendidikan Budaya Batak Toba memuat nilai budaya
sebagai kearifan lokal yang disusun dalam satu kesatuan bahan
ajar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Pendidikan Budaya Batak Toba berfungsi untuk 1
pembentukan karakter siswa berbasis kearifan lokal Batak Toba yakni karakter yang mendambakan peningkatan kesejahteraan
dan penciptaan kedamaian sehingga pendidikan ini sekaligus mempersiapkan generasi masa depan yang lebih sejahtera dan
lebih beradab; 2 pembentukan kecerdasan emosional siswa sehingga melalui kearifan lokal sebagai modal sosiokultural itu
mereka kelak akan menjadi orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing; dan 3 penguatan idenitas budaya yang kuat
sehingga mampu menunjukkan kekuatan budayanya dan mampu menapis budaya luar yang idak sejalan dengan kebudayaannya
sendiri.
Dengan fungsi ini akan tercipta sumber daya manusia yang gigih dalam meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan
kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Singkatnya, Pendidikan Budaya Batak Toba ini berfungsi untuk mempersiapkan siswa
pada kehidupan masa depan yang lebih sejahtera dan lebih damai melalui pembentukan karakter berbasis kearifan lokal sebagai
nilai budaya yang diwariskan leluhur. Dengan demikian, pendidikan Budaya Batak Toba bertujuan
agar siswa mengetahui, mencintai, dan mengamalkan budaya dalam berbagai ragam budayanya. Pemahaman budaya Batak
Toba secara kogniif, afekif, dan psikomotorik menjadi tujuan utama pendidikan Budaya Batak Toba di sekolah sehingga akan
menghasilkan orang yang berkarakter kuat berbasis kearifan
lokal yang mengetahui kebaikan knowing the good , mencintai
kebaikan loving the good, dan melakukan kebaikan doing the
good dalam kehidupannya sehari-hari.
Lingkup materi pokok dalam kulrikulum pendidikan Budaya Batak Toba mencakup materi folklor baik folkor lisan, sebagian
lisan, dan bukan lisan dengan tujuan menggali makna dan fungsi, nilai dan norma budaya, serta kearifan lokal di dalamnya.
Mengakhiri tulisan ini, ada dua pertanyaan yang perlu dipikirkan berkenaan penerapan kurikulum pendidikan budaya
ini.Pertama, jika satu pemerintah kabupaten memiliki niat untuk membuat pendidikan budaya seperi folklor, masihkah
ada tempatnya di Kurikulum 2013 ini?Kedua, sejauh manakah pemerintah kabupaten memiliki kewenangan dalam pendidikan
budaya etnik?
26
Bagian Dua
FOLKLOR SPIRITUAL: MEMAHAMI RAHASIA HIDUP MANUSIA JAWA
Oleh Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
A. Folklor, Daya Hidup, dan Pengalaman Spiritual