Penutup Pendahuluan 19. sebagai editor buku berjudul folklor Nusantara Hakekat, Bentuk, dan Fungsi

ibarat suwuk gending, idak dapat ditunda. Seluruh hidup manusia inggal menani garis gending.

E. Penutup

Dari pembahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa folklor spiritual Jawa banyak mengajak kepada manusia untuk hidup dalam suasana tenang. Paling idak ada dua hal yang sedang diupayakan manusia lewat ekspresi folklor spiritual. Pertama, orang Jawa ingin hidup dalam suasana tenang, damai, dan abadi yang diraih melalui pencarian jai diri. Kedua, orang Jawa senaniasa mencari keselamatan hidup dengan gaya tertentu, terutama secara gaib dan penuh kepasrahan. Folklor spiritual Jawa merupakan upaya untuk menemukan makrifat hidup, agar kelak dapat hidup sempurna. Oleh sebab itu orang Jawa gemar menjalankan folklor yang disebut laku dan atau olah rasa. Jalan yang ditempuh adalah secara misik kejawen. 46 Bagian Tiga MITOLOGI, DONGENG KEPEMIMPINAN SEBAGAI FUNGSI KOMUNIKASI KEBUDAYAAN Oleh Eko Santosa, S.Pd. M.Hum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo

A. Pendahuluan

Kecenderungan sifat komunal masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa, sangat efekif untuk dikembangkan. Studi foklor sebagai sarana komonikasi berbudaya. Karena begitu banyaknya tradisi lesan masyarakat Indonesia yang belum terungkap, menjadikan inspirasi yang menarik untuk dieksplor dan diekspos pada khalayak umum sebagai khasanah pengembangan ilmu budaya. Studi foklor adalah studi perilaku budaya masyarakat yang hidup menetap secara berkelompok di lingkungan masyarakat Jawa salah satu contohnya keberadaan mitologi;legend ataupun dongeng yang berada pada seluruh Nusantara. Banyak sekali dongeng nsantara yang mengandung unsur kepemimpinan, bahkan ceritanyapun ada unsur yang sama mirip. Bentuk kemiripan inii justru menjadi kekayaan dan menjadi varian yang ada di Nusantara ini. Yang menarik dalam kajian ini adalah bagaimanakah peran mitologi dan dongeng dalam folklor sebagai komunikasi kebudayaan? Mitologi dan dongeng adalah sastra lisan yang unik. Sastra lisan folklor lisan adalah kreaivitas manusia berupa prosa atau puisi yg disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Menurut Robson 1978 kajian terhadap karya sastra lisan sangat pening krn mrpk perbendaharaan pemikiran warisan nenek moyang yang berguna untuk masa sekarang. Sudjiman 1990 menyebutkan bahwa Folklor cerita rakyat adalah kisahan anonim yang idak terikat pada ruang dan waktu, beredar secara lisan di tengah masyarakat. Danandjaya 1984 menyebutkan bahwa cerita prosa rakyat merupakan satu Genre folklor lisan indonesia yang diceritakan secara turun menurun, Bentuknya berupa mite, legenda, dongeng. ataupun seni tradisi, upacara tradisi. Ciri pengenal Folklor:Penyebaran secara lisan. Kini terjadi dengan bantuan mesin cetak, elektronik,bersifat tradisional, menyebar dalam bentuk relaif tetap,folklor hadir dlm versi-versi, bahkan dlm varian berbeda,bersifat anonym, memiliki pola atau bentuk tertentu dan memanfaatkan bentuk bahasa klise, fungsi dalam kehiupan bersama scr kolekif sbg alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, proyeksi keinginan terpendam, bersifat pralogis, mempunyai logika sendiri yang individual ciri berlaku bagi folklor lisan atau sebagian lisan, milik bersama kolekif. Pandangan teoriis satra lisan adalah Milman Parry: penggunaan epitheta dlm epos Yunani Iilliad dan Odyssey karya Homer. Albert b. Lord: bentuk dan teknik penceritaan, The singer of tales 1960: 1. Masalah hbgan, menciptakan, menyanyikan, mempertunjukkan, 2. Formula: groups of words which is regularly employed under the same metrical condiions to express a given essenial idea lord, 1976, 3. Masalah tema: the repeated incidents and descripive passages in the tradiional song’s Lord, 1976, 4. Masalah teks asli, 5. Masalah hbngan antara versi tertulis dan versi lisan, munculnya teori Milman-parry. Atas dasar pandangan teoriik itu, kajian ini akan mengungkap dongeng Jawa. Dongeng merupakan sastra lisan Jawa yang banyak digemari. Banyak dongeng dan mitos Jawa yang menarik, memuat aspek kepemimpinan. Kepemimpinan dalam dongeng diwujudkan melalui sikap dan perilaku tokoh. Biarpun dongeng itu berkisah tentang binatang, tetapi tetap berkaitan dengan kepemimpinan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, ternyata dalam budaya Jawa banyak bahan-bahan folklor lisan. Diinjau dari bahan sastra lisan ada beberapa genre sastra lisan yang terdiri atas: 1 Bahan bercorak cerita salah satu contoh; a cerita-cerita biasa tales, b mitos mythe , c legenda legends, d epik epics, e cerita tutur ballads, f memori memorates; 2 Bahan bercorak bukan cerita salah satu contoh; a ungkapan folk speech, b nyanyian songs , c peribahasa proverbs d teka-teki riddles, e puisi lisan rhymes, f nyanyian sedih pemakaman dirge, g uud peraturan adat law; 3 Bahan bercorak drama panggung, a drama panggung, b drama arena.

B. Mitos, dan Dongeng sebagai Komunikasi Kebudayaan