masyarakat perkotaan, tetapi juga semakin berkembang luas dengan terlibatnya para pemuda dari suku-suku di luar Dawan.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dan wawasan teoreis yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa ritus sunat dan sifon dalam
masyarakat Dawan benar-benar memiliki fungsi yang strategis dalam masyarakatnya. Karena itulah tradisi ini tetap dipelihara
dan dilestarikan. Fungsi ritus ini bagaimana pun telah mengalami pergeseran dan perkembangan. Berikut ini diulas fungsi-fungsi
sunat dan sifon dalam masyarakat Dawan.
1. Fungsi Kesuburan Religius
Masyarakat Dawan merupakan masyarakat petani yang sangat tergantung pada kesuburan alam semesta, sementara
alam Pulau Timor adalah alam yang kering dan gersang. Berbagai strategi dilaksanakan oleh para petani untuk mendatangkan
kesuburan bagi tanah dan bagi alam semesta. Salah satu cara yang paling purba adalah memberikan korban persembahan
berupa manusia. Pengorbanan darah anak manusia menunjukkan kesungguhan hai para pembawa korban akan niat mereka
memohon kesuburan bagi alam, bagi panenan yang melimpah. Dalam perkembangannya, korban darah manusia dan kemaian
dialihkan menjadi korban darah yang keluar dari penis anak laki- laki, berupa sunat. Penis disadari sebagai alat vital yang pening
sebagai pencipta kehidupan.
Fungsi pertama dan utama pelaksanaan sunat dan sifon adalah korban persembahan yang diabdikan bagi kesuburan alam
semesta. Darah yang dicurahkan dari luka sunat seorang anak laki-laki merupakan korban persembahan bagi dewa-dewa dan
leluhur sebagai permohonan agar dunia ini ‘disucikan’ sebagaimana
pertama kali diciptakan. Tindakan sunat tradisional yang berlumuran darah segar dengan resiko kemaian merupakan sebuah indakan
sakral yang secara simbolis menjadi persembahan yang dipandang layak bagi Dewa dan leluhur dengan imbalan kesuburan bagi alam.
Pelaksanaan kegiatan sunat pada musim panen jagung merupakan ucapan syukur atas panenan yang melimpah.
Tindakan sifon pelaksanan hubungan seks ritual dengan tujuan ‘mendinginkan panas’ akibat luka sunat merupakan simbol
“mendinginkan bumi yang dipanasi” akibat musim panen yang hampir berlalu. Perempuan pasangan sifon dihargai sebagai
sumber kesuburan. Di sini perempuan dikorbankan karena seringkali mendapat penyakit kelamin demi tujuan kesuburan.
Perempuan dikorbankan dengan penuh kesadaran tanpa penyesalan Sawu, 2004: 82, suatu indakan yang dipandang mulia
karena harus mengorbankan yang melindungi dan membuahi
serta menyuburkan kehidupan itu sendiri. Fungsi kesuburan dari tradisi sunat dan sifon ini menunjukkan
bahwa tradisi ini sesungguhnya memiliki akar yang kuat dalam religiositas lokal masyarakat Dawan. Ritus ini dapat dipandang sebagai
sebuah ritus intensiikasi, yang mengarah pada pembaharuan dan mengintensikan kesuburan, serta ketersediaan buruan dan panenan
Dhavamony, 1995: 179-180. Orang Dawan purba yang melaksanakan ritus sunat dan sifon menginginkan agar leluhur memberikan musim
tumbuh yang baik dan panenan yang berhasil.
2. Fungsi Sosial Budaya Rites of Passage