141
obat untuk pasien di poli jiwa. Pada Januari 2015, jatah obat untuk pasien di poli jiwa dikurangi untuk dosis 2 minggu sisanya diminta untuk dibeli,
dampaknya penderita di poli jiwa tidak mengkonsumsi obat tersebut. Penderita jika tidak mengkonsumsi obat tersebut akan menimbulkan
halusinasi bunuh diri dan penderita perlu direlaps dan diikat Jamaludin, 2015.
6.4.5. Distributor
Berdasarkan wawancara dengan informan bahwa kriteria persyaratan menjadi distributor rumah sakit diantaranya memiliki harga
yang murah, kualitas barang yang baik dan pelayanan service yang mudah serta cepat. Selain itu, perizinan maupun persyaratan administrasi
yang harus dimiliki oleh PBF dirumah sakit yaitu adanya NPWP, SIUP, SIPA, dan surat izin operasional. Hal ini sesuai dengan ketetapan Depkes
dalam Permenkes no.34 tahun 2014 tentang perizinan bagi PBF bahwa harus memenuhi persyaratan administrasi dan kesesuaian dokumen berupa
adanya NPWP, TDP, SIUP, akta notaris dan SIPA surat izin praktek apoteker.
Faktor dari distributor yang dapat menyebabkan \ di gudang farmasi RSUD Kota Bekasi diantaranya kekosongan pada distributor obat,
keterlambatan pengiriman dari distributor obat ke gudang farmasi, ketidaksesuaian barang dengan yang diminta dan adanya perubahan harga.
142
Kekosongan pada distributor disebabkan adanya kekosongan pada produsen principle karena adanya bahan baku yang sulit didapat.
Kekosongan pada produsen ini juga dapat menghambatnya pengiriman ke distributor. Hal ini juga terjadi dalam penelitian Utari 2010 yang
menjelaskan bahwa penyebab stock out di RS Zahirah dikarenakan kosongnya obat di distributor dan tidak sesuainya permintaan obat yang
biasa digunakan. Dalam penelitian Pratiwi 2009 juga dijelaskan bahwa ketidaktepatan dalam melakukan pengiriman dikarenakan kosongnya obat
di distributor dan ketidaktepatan kualitas barang yang diterima menjadi penyebab kekosongan obat dirumah sakit.
Keterlambatan yang terjadi ini seringkali menghambat dan menganggu aktifitas petugas kefarmasian di gudang farmasi. Masalah
yang timbul dari keterlambatan misalnya dapat merusak pola konsumsi di
gudang farmasi dan menganggu ketenangan petugas dalam bekerja.
6.5.
Proses
6.5.1. Perencanaan Persediaan
Metode dalam melakukan proses perencanaan dan penentuan kebutuhan obat di gudang farmasi RSUD Kota Bekasi menggunakan
metode konsumsi. Dimana menurut Permenkes tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit no.58 tahun 2014, kegiatan perencanaan
merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, alkes serta BHP sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan