Perencanaan Persediaan Gambaran Faktor Penyebab Kekosongan Stok Obat

143 untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, dan kombinasi serta disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Berdasarkan wawancara dengan informan diketahui metode ini sesuai dengan ketetapan Kemenkes dan mudah untuk digunakan, namun masih terdapat beberapa kekurangan dalam menerapkan metode ini. Kekurangan metode konsumsi diantaranya data konsumsi, data obat dan data jumlah kontak pasien kemungkinan sulit didapat, tidak dapat dijadikan dasar dalam mengkaji penggunaan obat dan tidak dapat diandalkan jika terjadi kekurangan stok obat Febriwati, 2013. Menurut Pedoman Pengelolaan Depkes 2008, metode konsumsi merupakan metode yang kurang tepat dalam penentuan jenis dan jumlah serta mendukung ketidakrasionalan dalam penggunaan. Untuk itu, SDM kefarmasian dirumah sakit mengatasi hal ini dengan melakukan evaluasi terhadap obat yang datang dan tidak datang ke gudang farmasi sebelum melakukan perencanaan serta melakukan pemeriksaan berjenjang dalam menentukan jenis dan jumlah obat yang akan dipesan. Pertimbangan dalam perencanaan menurut Permenkes No.58 tahun 2014 bahwa perencanaan harus memperhatikan anggaran yang tersedia, sisa persediaan, kapasitas gudang, data pemakaian periode lalu, waktu 144 tunggu dan penetapan prioritas. Menurut Imron, M 2010 bahwa aspek- aspek yang menjadi pertimbangan dalam menentukan skala prioritas dalam perencanaan dan penetapan kebutuhan logistik dirumah sakit diantaranya adalah dilihat dari aspek manfaat, biaya, efisien, efektif dan urutan kepentingan Aini, 2012. Faktor dari perencanaan yang dapat mempengaruhi terjadinya stock out dalam proses perencanaan diantaranya ketidaksesuaian realisasi dengan perencanaan, meningkatnya jumlah pasien dan pola konsumsi yang berubah. Hal ini juga terjadi dalam penelitian Jayani 2013 di RSUD Bhakti Dharma bahwa penyebab stockout adalah, naiknya kunjungan pasien, kondisi gudang yang terbatas, serta kondisi SDM yang kurang mencukupi.

6.5.2. Pengadaan Persediaan

Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan jumlah, waktu yang tepat, harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu Kemenkes, 2014. Kegiatan pengadaan barangjasa di RSUD Kota Bekasi berpedoman pada PP no.70 tahun 2012, PP RI no.4 tahun 2015 dan Peraturan Walikota Bekasi No.50 tahun 2011 tentang Unit Pelaksana Teknis Layanan Pengadaan BarangJasa Pemerintah Kota Bekasi. 145 Pengadaan obat di RSUD Kota Bekasi sudah menggunakan sistem e-purchasing secara online melalui web LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Pengadaan obat melalui e- purchasing ini dikeluarkan pemerintah melalui Surat Edaran Menkes167III2014 tentang Pengadaan Obat berdasarkan Katalog Elektronik E-catalogue. Surat edaran ini dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan dan pemerataan obat yang aman, bermutu, dan berkhasiat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. Hal ini diperlukan untuk melaksanakan pengadaan obat secara transparan, efektif, efisien serta hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Kelebihan dari sistem online yaitu sistem ini lebih memudahkan bagi petugas teknis kefarmasian dalam melakukan pemesanan obat untuk memenuhi kebutuhan dirumah sakit. Sedangkan kekurangan dari sistem ini yaitu obat yang dipesan karena harganya relatif murah banyak barang yang tidak terjamin kualitasnya dan sering dikeluhkan oleh user dirumah sakit serta server e-catalogue seringkali error dalam pengoperasiannya. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stock out pada kegiatan pengadaan diantaranya keterlambatan dalam pembuatan surat pemesanan SP, kekosongan pada distributor dan kesalahan dalam pemesanan. Kesalahan dalam pemesanan ini diketahui apabila terdapat obat atau barang yang stoknya masih kosong dan tidak kunjung datang.