Pengawasan Persediaan Kedisplinan petugas

100 secara teratur obat yang keluar dan masuk pada kartu stok dan mencatat tanggal kadaluarsa obat. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut : “Pengawasan digudang tiap bulan pemeriksaan melihat expired datenya, barang expired date dilokalisir, lalu kalau sudah mendekati tanggal expired datenya akan diberitahukan kepada usernya ” Inf-1 “Pengawasan dengan pencatatan yang teratur di kartu stok, setiap ambil atau menyimpan barang selalu harus ditulis dikartu stok untuk menghindari barang hilang. Kalau kehilangan tidak pernah kejadian, kalau obat yang akan mendekati expired, tiap awal tahun akan diinventaris seluruh obat di gudang farmasi,nanti dipisahkan,nanti diberi tanda untuk didahulukan pemberiannya ke depo, kalau bulan kadaluarsanya sudah masuk langsung ditarik semua dari depo, lalu dilaporkan barang expired ke beberapa distributor yang bisa retur tapi kalau sistem distributor yang pembelian putus, langsung dimusnahkan semua, karena tidak bisa diretur ” Inf-3 Dalam kegiatan pengawasan di gudang farmasi, kepala gudang yang berwenang dalam pelaksanaannya dengan bertanggung jawab langsung pada kepala instalasi farmasi. Kendala yang dapat menghambat kegiatan pengawasan digudang yaitu penyimpanan obat yang kurang beraturan sehingga sulit untuk melakukan pemeriksaan terhadap ED expiry date obat. Oleh karena itu, setiap awal tahun petugas gudang akan melakukan inventaris dan pencatatan terhadap tanggal kadaluarsa obat di tahun berjalan.

5.4.4. Pengendalian Persediaan

Kegiatan pengendalian obat yang dilakukan oleh gudang farmasi RSUD Kota Bekasi yaitu dengan kegiatan stock opname. Kegiatan stock opname di RSUD Kota Bekasi dilakukan setiap sebulan sekali pada akhir 101 bulan di gudang farmasi untuk memeriksa kesesuaian jumlah fisik barang di gudang dengan data jumlah barang yang ada dalam sistem komputer. Hal ini sesuai dengan standar Permenkes 58 th.2014 bahwa salah satu cara dalam mengendalikan persediaan yaitu dengan kegiatan stock opname. Kendala dalam kegiatan stock opname yang biasa ditemui oleh petugas diantaranya metode stock opname yang masih manual dan belum didukung oleh teknologi yang modern, terdapatnya ketidaksesuaian antara fisik barang dan data komputer serta banyaknya jenis dan jumlah barang perbekalan farmasi. Metode dalam stock opname yang masih manual dan banyaknya jumlah obat menyulitkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama bagi petugas untuk menyelesaikannya. Hal ini sebagaimana pernyataan informan dalam kutipan wawancara berikut : “M etode dalam stok opname masih manual..kalau ditempat swasta yang saya tahu itu dengan sistem teknologi, jadi kita cukup masukan nomor barcode ,kalau teknologi modern dengan nomor barcode nya di scan, hal itu cukup dilakukan dengan 2 jam..kalau disini masih manual jadi bisa seharian sampai 2 hari selesai stock opname ” Inf-2 “ Faktor yang menghambat itu jumlah obat yang banyak dalam jumlah besar, sehingga sulit dan lama menghitungnya dan terpencar tempatnya, jadi susah dan sulit dihitungnya ” Inf-3 Kejadian seperti ini dapat mengakibatkan tidak terkontrolnya persediaan obat dan sulit untuk menentukan waktu pemesanan karena tidak mengetahui jumlah stok yang tersedia dan terkadang tidak terdeteksinya tanggal ED dari suatu barang, sehingga nantinya akan dapat terjadi kekosongan obat. Salah satu kegiatan pengendalian yang dapat menyebabkan stock out yaitu adanya barang kadaluarsa yang tidak