147
a. Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi perbekkes.
b. Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi
1 perbekkes yang berasal dari 1 sumber anggaran. c.
Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan, pengadaan, dan sebagai pembanding terhadap
keadaan fisik perbekkes dalam tempat penyimpanannya. Menurut Rangkuti 2002, pengawasan persediaan pada intinya
adalah menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan, menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar
sehingga biaya yang timbul tidak terlalu besar dan menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya
pemesanan menjadi besar.
6.5.4. Pengendalian Persediaan
Kegiatan pengendalian di gudang farmasi RSUD Kota Bekasi yaitu dengan kegiatan stock opname yang dilakukan di akhir bulan setiap 1
bulan sekali. Kegiatan stock opname ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian jumlah fisik barang di gudang dengan data jumlah barang yang
ada dalam sistem komputer. Berdasarkan Permenkes 58 tahun 2014 bahwa salah satu cara
dalam mengendalikan persediaan yaitu dengan kegiatan stock opname secara periodik dan berkala. Tujuan dari pengendalian sediaan farmasi,
148
alkes dan BHP adalah untuk memastikan persediaan efektif dan efisien, tidak terjadi kekosongankelebihan, kadaluarsa dan kehilangan.
Menurut Water 2003 mengemukakan bahwa pengendalian persediaan merupakan kegiatan yang menentukan kebijakan secara
keseluruhan yang meliputi saham, bahan yang digunakan, nilai investasi, layanan pelanggan, tingkat stok, ukuran pemesanan, dan waktu
pemesanan. Berdasarkan wawancara, telaah dokumen dan observasi bahwa
pengendalian digudang farmasi hanya dilakukan melalui kegiatan stock opname. Sementara itu, pengendalian yang lebih khusus yang biasanya
dilakukan untuk mengendalikan persediaan obat-obatan melalui analisis ABC, metode EOQ Economic Order Quantity, dan ROP Reorder Point
belum pernah dilakukan digudang farmasi RSUD Kota Bekasi. Selama ini, teori pengendalian persediaan tidak pernah digunakan di gudang farmasi,
yang digunakan adalah cara pengendalian yang sifatnya umum yaitu hanya berbentuk pencatatan dan pelaporan melalui kegiatan stock opname.
Salah satu faktor dalam pengendalian yang dapat menyebabkan stock out yaitu adanya barang kadaluarsa yang tidak terdeteksi saat
kegiatan stock opname sehingga barang menjadi kosong dan sudah tidak dapat digunakan kembali.