64
Triangulasi sumber didapat dari informan yang berbeda jabatannya namun masih dalam serangkaian tupoksi dalam instalasi farmasi. Gambaran
triangulasi sumber pada pertanyaan dapat dilihat pada tabel checklist berikut ini :
Tabel 4.1 Triangulasi Sumber Dilihat dari Pedoman Wawancara
R
1
R
2
R
3
R
4
R
5
INPUT
SDM
Prosedur
Dana
Kebijakan
Distributor
PROSES
Perencanaan Persediaan
Pengadaan Persediaan
Pengawasan Persediaan
Pengendalian Persediaan
OUTPUT
Stock Out
Obat Kadaluarsa
Stock Opname
Keterangan: R
= Responden R
1-2
= Tingkat Manajemen Ka.Inst.Farmasi dan Ka.Bag.UPBJ R
3-4
=Tingkat Staff Wa.Ka Inst. Farmasi dan Ka.gudang farmasi
R
5
= Distributor
65
b. Triangulasi Metode. Triangulasi metode berarti peneliti menggunakan
metode pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama Sugiyono, 2012. Triangulasi metode dilakukan dengan
wawancara dan telaah dokumen.
Tabel 4.2 Triangulasi Metode Dilihat dari Pedoman Wawancara
Wawancara Mendalam
Observasi Telaah
Dokumen
INPUT SDM
Prosedur
Kebijakan
-
Dana
-
-
Distributor
-
PROSES
Perencanaan Persediaan
Pengadaan Persediaan
-
Pengawasan Persediaan
Pengendalian Persediaan
OUTPUT
Stock Out
-
Obat Kadaluarsa
-
Stock Opname
-
Tujuan validasi data dengan menggunakan sumber informan, data dan metode yang beragam diharapkan mendapatkan analisis yang tepat, akurat dan
terpercaya.
66
4.7. Penyajian Data
Penyajian data dari hasil wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen dilakukan dengan menggunakan bentuk narasi. Data hasil telaah
dokumen dan hasil perhitungan metode ABC, EOQ, dan ROP disajikan dalam bentuk tabel. Penyajian data dalam narasi maupun tabel dapat memudahkan
peneliti dalam menggambarkan faktor penyebab terjadinya stock out kekosongan stok obat paten di gudang farmasi RSUD Kota Bekasi.
4.8.
Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ini yaitu: a.
Data primer yang telah dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan beberapa informan dicatat dan dibuat transkrip wawancara. Data yang
dianggap kurang penting dan tidak berhubungan dengan penelitian direduksi. Kemudian hasil wawancara yang telah direduksi ditranskrip ke
dalam matriks berdasarkan pertanyaan penelitian. b.
Data sekunder yang diperoleh dari telaah dokumen rumah sakit, seperti SOP, daftar nama obat, jumlah pemakaian obat, harga obat, daftar
distributor obat, dan kebijakan strategis kefarmasian periode triwulan I tahun 2015. Data sekunder diolah dengan perhitungan matematis
menggunakan metode pengendalian persediaan dengan mengklasifikasikan obat dengan analisis ABC Pemakaian, perhitungan dengan metode EOQ
pemesanan optimal dan ROP titik pemesanan kembali terhadap obat paten. Berikut pengolahan terhadap data sekunder, yaitu :
67
1 Data mengenai daftar jenis obat paten, jumlah pemakaian obat dan harga
obat paten selama bulan Januari – Maret 2015 dikumpulkan dan diinput
menggunakan program komputer Microsoft Excel. Kemudian data obat paten yang telah diinput diklasifikasikan berdasarkan nilai investasinya
dengan metode Klasifikasi ABC. Berikut klasifikasi ABC menurut Dirjen Binakefarmasian dan Alat Kesehatan 2008 klasifikasi persediaan
berdasarkan persen kumulasinya dibagi atas 3 bagian, yaitu : a.
Persediaan dengan persen kumulatifnya 0-70 masuk masuk dalam kategori kelompok A.
b. Persediaan dengan persen kumulatifnya 71-90 masuk masuk dalam
kategori kelompok B. c.
Persediaan dengan persen kumulatifnya 91-100 masuk masuk dalam kategori kelompok C.
2 Lalu dilakukan perhitungan dengan Metode EOQ ,berikut adalah rumus
untuk menentukan jumlah pemesanan optimum menurut Herjanto 2008, yaitu :
Rumus :
Keterangan : Q
: Jumlah pesanan D
: Jumlah kebutuhan barang S
: Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H
: Biaya penyimpanan per unit per tahun
Q =
√