Prosedur Gambaran Faktor Penyebab Kekosongan Stok Obat
138
prosedur dalam pelaksanaan pengelolaan obat dirumah sakit dan sudah disosialisasikan kepada petugas di instalasi farmasi RSUD Kota Bekasi.
Instalasi farmasi juga telah memiliki prosedur dalam melakukan pemesanan cito untuk perbekalan farmasi yang mengalami kekosongan
obat di gudang farmasi RSUD Kota Bekasi. Prosedur tersebut disusun dalam dokumen akreditasi ISO
9001:2008 yang berlaku pada tahun 2014 hingga sekarang. Prosedur yang ada hanya berisi uraian singkat terkait pelaksanaan dan penanggung jawab
kegiatan pengelolaan obat dirumah sakit. Prosedur telah dibuat untuk memudahkan SDM karena telah disesuaikan dengan kegiatan rutin
kefarmasian dirumah sakit. Pada dasarnya SOP adalah suatu perangkat lunak pengatur, yang
mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja tertentu. Apabila semua unit kerja dalam suatu organisasi sepakat untuk displin dan
konsisten dalam menerapkan SOP sesuai kebutuhan unit masing-masing dapat dipastikan bahwa efisiensi akan dapat tercapai secara menyeluruh
dalam perusahaan tersebut Budiharjo, 2014. Standar operasional prosedur juga telah disosialisasikan kepada
seluruh petugas teknis kefarmasian di instalasi farmasi. Seluruh kegiatan rutin kefarmasian telah dilakukan dengan baik oleh petugas namun
terkadang masih terdapat kendala yang ditemukan dalam kegiatan perencanaan maupun pengendalian obat.
139
Selain itu, belum optimalnya penerapan formularium RSUD Kota Bekasi oleh user menjadi salah satu kekurangan dalam pelaksanaan
prosedur dirumah sakit. Formularium rumah sakit merupakan daftar obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi TFT
yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Evaluasi terhadap formularium rumah sakit harus secara rutin dan dilakukan revisi sesuai
kebijakan dan kebutuhan rumah sakit Menurut Permenkes no.58 tahun 2014, dalam rangka meningkatkan
kepatuhan terhadap formularium rumah sakit, maka rumah sakit harus mempunyai kebijakan terkait dengan penambahan atau pengurangan obat
dalam formularium rumah sakit dengan mempertimbangkan indikasi penggunaaan, efektivitas, risiko, dan biaya.
Menurut Dirjen Binfar dan Alkes 2013 bahwa manfaat formularium yaitu sebagai acuan penetapan penggunaan obat dalam JKN,
serta meningkatkan penggunaan obat yang rasional, dapat juga mengendalikan mutu dan biaya pengobatan, serta mengoptimalkan
pelayanan kepada pasien. Selain itu, formularium juga dapat memudahkan perencanaan dan penyediaan obat, serta meningkatkan efisiensi anggaran
pelayanan kesehatan. Apabila RS tidak memiliki formularium dan dokter tidak memiliki
panduan terapi obat-obat yang tersedia di rumah sakit. Instalasi farmasi akan sulit menentukan obat apa yang akan disediakan. Apalagi bila
kemudian dokter menulis obat yang berbeda-beda dan mendapat
140
penawaran dari perusahaan farmasi yang begitu gencar. Risikonya adalah akan terjadi banyak obat yang kadaluarsa, dan rumah sakit akan rugi
secara material, pelayanan pasien akan jatuh pada titik terendah karena pengelolaan obat yang tidak bagus Yudi, 2015.