Guru dan siswa membuat kesimpulan

G. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes sebagai instrument penelitian. Jenis tes yang digunakan tes hasil belajar baik menggunakan tes dengan model pemebelajaran Inside Outside Circle ataupun menggunakan lebar kerja siswa. 1. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti melakukan tes kemampuan awal prestes siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari. 2. Guru memberikan tes akhir posttest kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan pembelajaran, dengan menggunakan model Inside Outside Circle . 3. Observasi selama kegiatan prose belajar mengajar berlangsung. 4. Wawancara pendapat siswa tentang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle

H. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument peneliti, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel subjek yang telah ditetapkan. Dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak. 1. Validitas Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Untuk mengetahui setiap item soal memiliki validitas yang baik, maka setiap item soal dihitung validitasnya. Untuk mencari validitas dari setiap item soal, menggunakan rumus poin biserial 6 : r pbi = √ Keterangan: r pbi = Koefisien validitas item 6 Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008, hal: 258 Mp = Total nilai siswa yang menjawab benar Total siswa yang menjawab salah Mt = Total nilai siswa yang menjawab benar Total siswa yang menjawab salah 2. Reliabilitas Reliabilitas bermakna kepercayaan, keterandalan, keajegan atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Reliabilitas menujukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas yang digunakan dalam menguji instrument dengan menggunakan rumusan Kuder Richardo atau K-R 20, yaitu: r 11 = keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = jumlah butir soal dalam perangkat test S = standar deviasi skor-skor tes p = proporsi subjek yang menjawab item benar q = proporsi subjek yang menjawab item salah pq = jumlah hasil perkalian atar p dan q 3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan antar siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 samapai 1,0. Semakin besar indeks kesukarannya menunjukkan semakin mudah butir soal sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit butir soal. Cara menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut 7 : I = Keterangan: I = indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal tes Kriteria tingkat kesukaran 0,0 – 0,30 = sukar 0,31 – 0,70 = Sedang 0,71 – 1,00 = Mudah

I. Analisis Data dan Iterprestasi Data

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskritif dari setiap siklus dengan menggunakan Gain skor, nilainya selisih antara nilai pretest dan posttest dibagi dengan nilai kenaikan skor maksimum, Gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest menggunakan rumusan Normalized Gain 8 . N – Gain = – Dengan kategori: g tinggi = nilai g 0,7 g sedang = nilai 0,3 g 0,7 g rendah = nilai g 0,3 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Hal: 137 8 Nurasiah, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Complete Sentence Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII di SMP Islam Al- Khasyi’un”, Skripsi Pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Ciputat, 2012, hal: 51

J. Mengembangkan Perencanaan Tindakan

Dengan memperhatikan hasil tindakan pada siklus I, maka peneliti ditindak lanjuti untuk memperbaiki kekurangan pada siklus pertama, dengan berbagai tahap berikut: 1. Perencana Tindakan Perenapan pembelajaran model pembelajaran Inside Outside Circle untuk materi tang dipelajari 2. Tindakan Sebelum memulai proses belajar mengajar. Guru melakukan tes awal pretest siswa mengenai pokok bahasan yang dipelajari 3. Pengamatan Data yang dikumpulakan dalam proses pengamatan berupa aktivitas siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, catatan lapangan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara yang dilakukan baik dengan siswa oleh guru maupun dengan guru oleh peneliti setelah proses pembelajaran berlangsung dan tertulis dalam bentuk pilihan ganda. 4. Refleksi Mengelolah dan menganalisi data, kemudian menarik kesimpulan mengenai hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran selama penelitian baik kelebihan maupun kekurangannya melaui model dan median yang digunakan dalam pembelajaran. 5. Evaluasi Guru sekaligus peneliti mencatat kegiatan belajar mengajar siswa, kemudian mengadakan posttes pada akhir siklus dan mengadakan wawancara siswa untuk mengetahuai tanggapan siswa mengenai pembelajaran berlangsung dalam siklus ini. Dengan menggunakan data dilakukan evaluasi dan refleksi untuk membuat revisi pada tindakan di siklus berikutnya. Penelitian ini akan dihentikan jika indicator keberhasilan dalam proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Inside Outside Circle telah tercapai, yaitu hasil belajar siswa meningkat. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Siswa baru SMP Muhammadiyah 1 Jakarta di Ciputat pada tanggal 15 Juli 1964. SMP Muhammadiyah 17 Ciputat secara resmi pada tanggal 10 Oktober 1964, Kepala sekolah Drs. H. Abd. Rahman Partosuntono, Awal nama SMPM. SMPM secara langsung dikelola oleh Muhammadiyah Cabang Ciputat. Susunan pengurus Muhammadiyah Cabang Ciputat pada tahun itu adalah: Ketua Umum : Asman Ambo Ketua I : Drs. Murod Usmain Ketua II : H. Abd. Kodir Sekretaris I : Drs. Hadjid Hamawadagda Sekretaris II : Drs. Rustam CA Bendahara : H. Kamsari Alm Tahun 1965 SMPM menjadi SMP Muhammadiyah I, Pada tahun ini atas usul Pimpinan Ranting Rempoa pindah ke Desa Rempoa yang semula di Ciputat. Dibangun di tanah desa atas persetujuan Kepala Desa H. Muh Hasan. Penerimaan murid baru di SMP Muhammadiyah 17 dimulai pada tanggal 15 Juli 1964 dengan jumlah siswa sebanyak 51 orang. Pada tanggal 10 Oktober 1964 secara resmi SMP Muhammadiyah 17 di resmikan di bekas balai desa Ciputat, dengan kepala sekolah Drs. Abd. Rahman Partosentono. Pada awal berdirinya SMP Muhammadiyah 17 belum memakai nama SMP Muhammadiyah 17, tetapi masih memakai nama SMPM. Hal ini disebabkan keadaan masyarakat Ciputat pada saat itu belum bersimpati penuh terhadap organisasi Muhammadiyah. Karena terbatasnya sarana yang dimilki SMP Muhammadiyah 17 pada saat itu, sehingga siswa duduk saling berdesak-desakkan satu sama lain. Semenjak berdirinya SMP Muhammadiyah 17 di kelola langsung

Dokumen yang terkait

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan aktivitas belajar matemetika siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Islam al-Ikhlas Cipete)

1 9 47

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipi Inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa (penelitian tindakan kelas di MTSN Tangerang 11 Pamulang)

4 20 61

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0