3. Penilaian yang diberikan dalam model pembelajaran kooperatif
didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. 4.
Keberhasilan model pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan priode
waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan
strategi ini. 5.
Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui model pembelajaran
kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai
kedua hal itu dalam model pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwah kelebihan dari model pembelajaran kooperatif yaitu dapat terjadi perdebatan kecil,
siswa lebih cenderung bergurau dengan temannya, terjadi perluasan masalah sehingga waktu terbuang sia-sia terkadang diskusi didominasi
seorang saja sehingga siswa lain menjadi pasif.
e. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
David Jonson dalam Anita Lie menyatakan bahwa “Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperative learning”. Untuk mencapai hasil maksimal, ada lima unsur model pembelajaran yang harus diterapkan
yaitu
6
:
6
AnitaLie, Cooperative Learning: Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo, 2002, hal: 31-34
1. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif,
pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang
lain bisa mencapai tujuan mereka. 2.
Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat dari unsur yang pertama. Jika tugas dan
pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab
untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan model kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa
sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok
bisa dilaksanakan. 3.
Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil
pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar
daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi
kekurangan masing-masing. 4.
Komunikasi Antar Anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, pengajar
perlu mengajarkan
cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada