Table 3.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek Observasi
Nilai Ket
SB B C
K 1.
Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran 2.
Apersepsi 3.
Menyampaikan tujuan indikator pokok bahasan
yang akan dipelajari siswa hari ini. 4.
Menjelaskan materi pembelajaran
5. Penggunaan media atau alat pembelajaran yang
sesuai dengan indikator bahan ajar 6.
penjelasan model pembelajaran Inside Outside
Circle 7.
Teknik menyampaikanmenjelaskan materi
8. Pengelolahan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran Inside Outside Circle
9. Bimbingan kepada kelompok-kelompok
10. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat
11. Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa 12. Membahas hasil kerja kelompok siswa
13. Kemampuan memberikan evaluasi pembelajaran
yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai
14. Guru dan siswa membuat kesimpulan
b.
Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang kegiatan-
kegiatan yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas,
suasana, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan aspek lainya yang perlu dicatat.
Table 3.7 Catatan lapangan kegiatan belajar siswa
No Aspek yang diamati
Hasil pengamatan
1. Proses pembelajaran
2. Kegiatan siswa
3. Kegiatan guru
4. Interaksi antar siswa
5. Interaksi siswa dengan guru
6. Kondisi kelas
7. Waktu
8 Hasil belajar siswa
c.
Lembar Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
5
.
Kegiatan wawancara sangat erat kaitannya dengan proses observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa sampai memperoleh
informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, penentuan tindakan dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Kegiatan
ini juga dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai kesulitan dan hambatan dalam proses pembelajaran serta tanggapan siswa tentang
model mengajar yang digunakan.
Table 3.8 Petikan Wawancara Dengan SiswaI Sebelum Tindakan Penelitian
No Aspek yang ditanya
Tanggapan 1
Apakah kamu menyukai pelajaran IPS?
2 Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi ?
5
Sugiyino, Metode Penelitian, hal: 317
3 Apakah
kamu berusaha
belajar jika
kesulitan dalam pelajaran IPS?
4 Apakah kamu sering bertanya jika kurang
memahami pelajaran IPS?
5 Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak
hadir ?
6 Apakah kamu sering mengerjakan tugas
pelajaran IPS ?
7 Apakah kamu sering menjawab pertanyaan
yang disampaikan guru IPS ?
8 Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar
menggunakan model pembelajaran dalam pelajaranIPS ?
9
Bagaimana sikap kamu jika diminta menyimpulakan pelajaran yang sudah di
sampaikan oleh guru IPS ?
10 Bagaimana hasil belajar IPS kamu ?
Table 3.9 Petikan Wawancara Dengan SiswaI Setelah Tindakan Penelitian
No Aspek yang ditanya
Tanggapan 1
Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan model IOC ?
2 Model pembelajaran manakah yang lebih
kamu sukai, pembelajaran seperti biasa seperti ceramah dan Tanya jawab atau
pembelajaran koopertatif tipe IOC ?
3 Bagian mana yang kamu sukai atau tidak
kamu sukai dari model pembelajaran IOC ?
4 Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah
belajar IPS dengan menggunakan model
pembelajaran IOC ?
5
Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan model
pembelajaran IOC ini ?
6 Apakah kekurangan dan kelebihan dari
model pembelajaran IOC ?
7 Apakah kamu memiliki saran terhadap
pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran IOC menjadi lebih baik ? apa
saran kamu
Table 3.10 Petikan Wawancara dengan guru IPS terkait masalah pengajaran di kelas
No Aspek yang ditanya
Tanggapan 1
Bagaimana proses pembelajaran dikelas ?
2
Bagaimana hasil belajar siswa-siswi kelas VII tanpa penerapan model pembelajaran ?
3
Model pembelajaran apa saja yang biasa digunakan dalam pelajaran IPS ?
4
Apakah model pembelajaran tersebut efektif diterapkan pada mata pelajaran IPS ?
5 Apakah hambatan yang ditemui pada saat
kegiatan belajar mengajar ips berlangsung ?
6 Bagaimana hasil belajar IPS siswa tinggi
atau rendah ?
7 Apakah anda sudah mengenal model
pembelajaran IOC ?
8 Apakah model pembelajaran IOC efektif
diterapkan pada mata pelajaran IPS
G.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes sebagai instrument penelitian. Jenis tes yang digunakan tes hasil belajar baik
menggunakan tes dengan model pemebelajaran Inside Outside Circle ataupun menggunakan lebar kerja siswa.
1. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti
melakukan tes kemampuan awal prestes siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari.
2. Guru memberikan tes akhir posttest kepada siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dengan pembelajaran, dengan menggunakan model Inside Outside Circle .
3. Observasi selama kegiatan prose belajar mengajar berlangsung.
4. Wawancara pendapat siswa tentang pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Inside Outside Circle
H. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument peneliti, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel
subjek yang telah ditetapkan. Dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrument tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.
1. Validitas
Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Untuk mengetahui setiap item soal memiliki
validitas yang baik, maka setiap item soal dihitung validitasnya. Untuk mencari validitas dari setiap item soal, menggunakan rumus poin biserial
6
:
r
pbi
= √
Keterangan:
r
pbi
= Koefisien validitas item
6
Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008, hal: 258
Mp = Total nilai siswa yang menjawab benar
Total siswa yang menjawab salah Mt
= Total nilai siswa yang menjawab benar Total siswa yang menjawab salah
2. Reliabilitas
Reliabilitas bermakna kepercayaan, keterandalan, keajegan atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya dan konsisten. Reliabilitas menujukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas yang digunakan dalam menguji instrument dengan
menggunakan rumusan Kuder Richardo atau K-R 20, yaitu:
r
11
= keterangan:
r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan n
= jumlah butir soal dalam perangkat test S
= standar deviasi skor-skor tes p
= proporsi subjek yang menjawab item benar q
= proporsi subjek yang menjawab item salah pq
= jumlah hasil perkalian atar p dan q
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan antar siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang
mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 samapai 1,0. Semakin besar indeks kesukarannya menunjukkan semakin mudah butir soal
sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit
butir soal. Cara menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut
7
:
I =
Keterangan: I
= indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal tes
Kriteria tingkat kesukaran 0,0
– 0,30 = sukar
0,31 – 0,70
= Sedang 0,71
– 1,00 = Mudah
I. Analisis Data dan Iterprestasi Data
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskritif dari setiap siklus dengan
menggunakan Gain skor, nilainya selisih antara nilai pretest dan posttest dibagi dengan nilai kenaikan skor maksimum, Gain menunjukan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.
Untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest menggunakan rumusan Normalized Gain
8
. N
– Gain
=
–
Dengan kategori: g tinggi
= nilai g 0,7 g sedang = nilai 0,3 g 0,7
g rendah = nilai g 0,3
7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Hal: 137
8
Nurasiah, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Complete Sentence Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII di SMP Islam Al-
Khasyi’un”, Skripsi Pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Ciputat, 2012, hal: 51
J. Mengembangkan Perencanaan Tindakan
Dengan memperhatikan hasil tindakan pada siklus I, maka peneliti ditindak lanjuti untuk memperbaiki kekurangan pada siklus pertama, dengan
berbagai tahap berikut:
1. Perencana Tindakan
Perenapan pembelajaran model pembelajaran Inside Outside Circle untuk materi tang dipelajari
2. Tindakan
Sebelum memulai proses belajar mengajar. Guru melakukan tes awal pretest siswa mengenai pokok bahasan yang dipelajari
3. Pengamatan
Data yang dikumpulakan dalam proses pengamatan berupa aktivitas siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, catatan lapangan
untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara yang dilakukan baik dengan siswa oleh guru
maupun dengan guru oleh peneliti setelah proses pembelajaran berlangsung dan tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
4. Refleksi
Mengelolah dan menganalisi data, kemudian menarik kesimpulan mengenai hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran selama
penelitian baik kelebihan maupun kekurangannya melaui model dan median yang digunakan dalam pembelajaran.
5. Evaluasi
Guru sekaligus peneliti mencatat kegiatan belajar mengajar siswa, kemudian mengadakan posttes pada akhir siklus dan mengadakan
wawancara siswa untuk mengetahuai tanggapan siswa mengenai pembelajaran berlangsung dalam siklus ini. Dengan menggunakan data
dilakukan evaluasi dan refleksi untuk membuat revisi pada tindakan di siklus berikutnya.
Penelitian ini akan dihentikan jika indicator keberhasilan dalam proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Inside Outside
Circle telah tercapai, yaitu hasil belajar siswa meningkat.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Siswa baru SMP Muhammadiyah 1 Jakarta di Ciputat pada tanggal 15 Juli 1964. SMP Muhammadiyah 17 Ciputat secara resmi pada tanggal 10 Oktober
1964, Kepala sekolah Drs. H. Abd. Rahman Partosuntono, Awal nama SMPM. SMPM secara langsung dikelola oleh Muhammadiyah Cabang Ciputat. Susunan
pengurus Muhammadiyah Cabang Ciputat pada tahun itu adalah:
Ketua Umum : Asman Ambo Ketua I
: Drs. Murod Usmain Ketua II
: H. Abd. Kodir Sekretaris I
: Drs. Hadjid Hamawadagda Sekretaris II : Drs. Rustam CA
Bendahara : H. Kamsari Alm
Tahun 1965 SMPM menjadi SMP Muhammadiyah I, Pada tahun ini atas usul Pimpinan Ranting Rempoa pindah ke Desa Rempoa yang semula di Ciputat.
Dibangun di tanah desa atas persetujuan Kepala Desa H. Muh Hasan. Penerimaan murid baru di SMP Muhammadiyah 17 dimulai pada tanggal 15 Juli 1964 dengan
jumlah siswa sebanyak 51 orang. Pada tanggal 10 Oktober 1964 secara resmi SMP Muhammadiyah 17 di resmikan di bekas balai desa Ciputat, dengan kepala
sekolah Drs. Abd. Rahman Partosentono. Pada awal berdirinya SMP Muhammadiyah 17 belum memakai nama
SMP Muhammadiyah 17, tetapi masih memakai nama SMPM. Hal ini disebabkan keadaan masyarakat Ciputat pada saat itu belum bersimpati penuh terhadap
organisasi Muhammadiyah. Karena terbatasnya sarana yang dimilki SMP Muhammadiyah 17 pada saat itu, sehingga siswa duduk saling berdesak-desakkan
satu sama lain. Semenjak berdirinya SMP Muhammadiyah 17 di kelola langsung
oleh Muhammadiyah Cabang Ciputat. Tahun 1965 atas usul dewan guru, Drs. Haji Abd. Rahman Partosentono, bagian Pengajaran Muhammadiyah cabang
Ciputat mengangkat Drs. Haji Mawardi Idrus menjadi Pimpinan SMP Muhammadiyah 17 mennggantikan Drs. Haji Abd. Rahman Partosentono.
Pada tahun 1965 nama SMPM berubah menjadi SMP Muhammadiyah I, dan pada tahun ini juga atas usul Pimpinan Muhammadiyah ranting Rempoa
Adnan Thaher, SMP Muhammadiyah 17 dipindahkan kedesa Rempoa, hal ini di sebabkan :
1. Gedung SMP Mujhammadiyah 17 di Ciputat masih menumpang.
2. Di Ciputat sudah berdiri PGA Muhammadiyah I.
3. Tersedianya tanaah unutk gedung SMP Muhammadiyah 17 di desa
Rempoa. Sejak
Pimpinan Muhammadiyah
Cabang Ciputat
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjadi kepala di SMP Muhammadiyah 17
Jakarta dengan SK Pengangkatan No.A.101 - SKPMCI1981 tanggal 7 Januari 1981 ada 3 pokok yang menjadi tantangan berat yang harus dihadapi :
1. Pembangunan pisik gedung.
2. Menertibkan disiplin gurumurid.
3. Mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Dengan berdirinya gedung SMP muhamadiyah 17 yang sederhana, kepercayan masyarakat pun untuk menitipkan anaknya belajar di SMP
Muhammadiyah 17 mulai berangsur baik. Ini terbukti dari pendaftaran murid baru setiap tahun ajaran, diaman
pendaftar yang masuk selalu melebihi dari daya tampung sekolah Perlu ditambahkan bahwa gedung yang dibangun atas swadaya masyarakat.
Periodesasi Pimpinan SMP Muhammadiyah 17 adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1964 – 1965 : Drs. H. Abd. Rahman Partosuntono
2. Tahun 1965 – 1969 : Drs. H. Mawardi Idrus
3. Tahun 1970 – 1974 : Drs. Moh. Syafei
4. Tahun 1975 – 1977 : Drs. Nasrun Mahmud
5. Tahun 1977 – 1978 : Witarya Permana, BA.
6. Tahun 1978 – 1988 : Djalaluddin Tumanggor, BA.
7. Tahun 1988 – 1994 : Aslih Rosi
8. Tahun 1994 – 2002 : Dahlan Akbar, BA.
9. Tahun 2002 – 2008 : Drs. Sobari
10. Tahun 2008 – 2011 : Mahrudin, SE.
11. Tahun 2011 – 2015 : Drs. Sayuti Sufriatna, MM
2. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
a. Visi SMP Muhammadiyah 17
“
Menjadikan SMP Muhamamdiyah 17 Ciputat Kota Tangerang Selatan sebagai Lembaga Pendidikan yang mampu mencetak Peserta didik menjadi
insane yang berakhlakul karimah, berkualitas, inovatif, kreatif, mandiri, berdaya juang tinggi dan memiliki wawasan IMTAQ
dan IPTEK”.
b. Misi SMP Muhammadiyah 17
1 Melaksanakan pengembangan sarana prasarana dan media pembelajaran.
2 Melaksanakan pengembangan prestasi bidang akademik.
3 Melaksanakan pengembangan prestasi non akademik
4 Melakukan transformasi dan inovasi dalam pengelolaan pendidikan yang
sejalan dengan perkembangan masyarakat, sains, dan teknologi. 5
Menumbuh kembangkan semangat pengabdian yang tinggi dan luhur. Akhlakul karimah melalui ketauladanan.
3. Tujuan dan Strategi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Dengan adanya
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Kota Tangerang Selatan dapat dijadikan pedoman
dalam pengelolaan pendidikan sehingga : a.
Mampu mendidik, membimbing dan melatih siswa agar menjadi siswa yang cerdas, terampil, berkualitas, dinamis serta berfikir rasional.
b. Mampu mewujudkan siswa yang berakhlak mulia dan berbudi luhur
dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Iman dan Taqwa. c.
Mampu meningkatkan prestasi siswa dalam Ujian Nasional mendapat nilai rata-rata minimal 6,5 dan kenaikan kelas KKM 100.
d. Mampu menjadi juara I bidang akdemik dan non akademik.
e. Mampu mewujudkan siswa lulusan yang melanjutkan ke SMASMK
Negeri. f.
Tim kesenian dapat tampil dalam acara di Kecamatan, KabupatenKota maupun Propinsi.
g. Siswa dapat melaksanakan ibadah dengan baik.
h. Siswa dapat membaca Al-
Qur’an dengan baik.
STRATEGI SMP Muhammadiyah 17 Ciputat:
a. Meningkatkan disiplin guru, pegawai dan siswa.
b. Optimalisasi pelayanan pada masyarakat.
c. Menumbuhkan kesadaran penuntasan wajib belajar 9 Sembilan tahun.
d. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
e. Meningkatkan sarana dan prasarana dan sumber daya manusia.
4. Rincian Program Kerja SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Prgoram Kerja SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tahun Pelajaran 20142015
sebagai berikut :
a. Bidang Kurikulum
1 Menyusun program kerja bidang kurikulum
2 Menyusun jadwal pelajaran
3 Memeriksa tugas-tugas guru dan wali kelas Program tahunan, semester
dan harian dan melaporkannya kepada Kepala SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
4 Merencanakan kegiatan ujian semester, pra UAS dan UN