PT Semen Indonesia Persero Tbk.
358
Sebagai pedoman pelaksanaan manajemen risiko, Perseroan mengembangkan sistem dan kerangka
acuan internal yang disebut “House of Risk Semen Indonesia” HORSI. HORSI mengatur seluruh
infrastruktur manajemen risiko yang dimiliki oleh Perseroan sehingga pelaksanaan manajemen risiko
Perseroan berjalan selaras dan mendukung kinerja Perseroan.
Organization Structure
Reporting Monitoring
Review Risk
Mitigation
Risk Policy Risk Procedure
Risk Evaluation Guideline
Risk Management
Information System IT Risk Management Evaluation
Risk Based Audit
Risk Assessment
House of Risk PT Semen Indonesia Persero Tbk
Struktur Organisasi Manajemen Risiko
Perseroan telah membentuk Unit Governance, Risk Compliance “Unit GRC” yang berperan sebagai
koordinator dalam penerapan manajemen risiko. Unit tersebut merancang sistem manajemen risiko,
merancang framework road map pengembangan dan penyempurnaan infrastruktur yang dibutuhkan
dalam penerapan manajemen risiko, memfasilitasi dan Control. Pengelolaan risiko merupakan tanggung
jawab pemilik proses bisnis business process owner, sehingga seluruh pemilik proses bisnis bertanggung
jawab atas risiko, pengendalian atas risiko, serta penanganan risikomitigasi. Perusahaan menunjuk risk
oficer di seluruh proses bisnis yang bertanggung jawab untuk mengelola risiko dan melakukan pemantauan
risiko. mensosialisasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan penerapan manajemen risiko, dan lain-lain.
Dalam pengelolaan risiko, terdapat keterkaitan yang erat antara Unit GRC selaku Corporate Risk Manager,
pemilik proses bisnis business process owner selaku Risk Coordinator, dan Unit Internal Audit selaku Risk
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Laporan Keuangan
2016
359
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Risk Assessment, Key Risk Indicator, dan Key Control Indicator
Secara periodik, pemilik proses bisnis melakukan risk assessment dan di tahun 2012 risk assessment
tersebut telah dilengkapi dengan Key Risk Indicator KRI dan Key Control Indicator KCI yang merupakan
indikator-indikator yang digunakan untuk mendeteksi adanya potensi risiko dalam pencapaian indikator kunci
dari kinerja perusahaan KPI. Sehingga KRI dapat digunakan sebagai leading indicator dari pencapaian
KPI. Diharapkan dengan teridentiikasinya KRI dan KCI dapat meningkatkan kepastian pencapaian sasaran
KPI Perusahaan karena telah dilakukan deteksi dini early warning terhadap indikator-indikator risiko
potensial dan juga langkah pengendaliannya.
Proses risk assessment yang dilakukan oleh business process ownerrisk owner telah ditetapkan menjadi
salah satu KPI wajib KPI generic, yang evaluasi dan monitoringnya dilakukan secara periodik setiap
tiga bulan kuartalan. Hasil dari risk assessment yang dilakukan oleh business process ownerrisk
owner tersebut disampaikan kepada Unit GRC untuk dilakukan monitoring dan selanjutnya disampaikan
kepada Unit Internal Audit. Hasil risk assessment dinilai efektiitas dari pengendalian dan penganganannya
mitigasi risiko oleh Unit Internal Audit. Selain itu, hasil risk assessment juga digunakan sebagai masukan
dalam melakukan audit yang berbasis risiko risk based audit.
b. Asesmen dan Mitigasi High Level Corporate Risk
Perseroan secara berkala melakukan asesmen risiko setiap tahun. Pada tahun 2016, Perseroan
telah melakukan asesmen pada proses bisnis dan KPI Perseroan serta telah mengidentiikasi
321 tiga ratus dua puluh satu risiko signiikan pada seluruh departemen. Dari risiko signiikan
yang teridentiikasi, Perseroan menetapkan high level corporate risk untuk mengantisipasi potensi
risiko yang dianggap paling signiikan dalam menghambat pencapaian tujuan Perseroan.
Untuk mengubah potensi risiko menjadi peluang yang dapat menghasilkan proitabilitas bagi
Perseroan, maka Perseroan telah mengidentiikasi beberapa langkah pengendalian dan mitigasi atas
seluruh risiko terutama high level corporate risk guna meminimalkan kemungkinan dan dampak
terjadinya risiko.
Perseroan telah melakukan identifikasi 321 risiko signifikan dan
melaksanakan mitigasi risiko yang masuk kategori
high corporate risk
Beberapa risiko kelompok “High Level Corporate Risk“ yang di-identiikasi dan dilakukan mitigasinya
selama tahun 2016 mencakup risiko-risiko pada tabel berikut:
PT Semen Indonesia Persero Tbk.
360
Nama Risiko Indikator Risiko
Mitigasi Yang Dilakukan
Risiko Market Share - Perlambatan Kondisi Perekonomian
- Masuknya new entrants dengan strategi yg agresif
- Penurunan Kepuasan Loyalitas Pelanggan - Memperkuat komunikasi massa dengan
strategi sesuai hasil studi Brand Strategy Development
- Menjalankan fungsi intelijen terhadap potensi pasar baru
- Peningkatan kualitas intimacy pelanggan - Melakukan program promosi untuk
meningkatkan persepsi pelanggan mengenai keunggulan kualitas produk
Risiko Kompetisi Bisnis - Masuknya investor baru di industri semen
terutama dari China. - Aktivitas pesaing yang semakin aktif dan
membangun pabrik baru maupun grinding plant.
- Memastikan pasokan supply minimum 100 sesuai target pasar utama dengan
penerapan supply chain management - Melakukan penetrasi ke pasar baru yang
potensial ekstensiikasi dan intensiikasi pasar eksisting
Risiko Bahan Baku - Kendala dalam penguasaan bahan
pembangunan pabrik baru di rembang - Peningkatan utilitas peralatan produksi
- Kendala dalam pembebasan lahan - Keterbatasan supplai dan kualitas bahan
baku - Kendala perizinan tanah liat
- Monitoring terhadap setiap tahap pembangunan pabrik baru
- Kerja sama dengan mitra strategis dalam penguasaan lahan
- Penguasaan lahan melalui anak usahaailiasi - Monitoring rutin terhadap instansi
terkait mengenai progres perizinan dan merumuskan strategi percepatan
Risiko Pengelolaan Capex - Pengembangan perusahaan terkait pabrik
packing plant baru - Penolakan oleh lsm dan masyarakat terkait
pendirian pabrik baru - Melakukan pendekatan sosial dan
lingkungan sebelum memulai proyek-proyek capex
- Melakukan kerja sama joint venture dengan perusahaan eksisting lokal
Risiko Lingkungan dan Sosial
- Keresahan masyarakat sekitar akan dampak
lingkungan atas operasional Perusahaan dan rencana pendirian pabrik semen.
- Indikator pengukuran BML terlampaui. - Perencanaan dan realisasi program
tanggung jawab sosial yang berkualitas dan tepat sasaran sesuai kearifan lokal daerah.
- Melakukan pendekatan kepada masyarakat
dan tokoh masyarakat.
- Penerapan manajemen SHE dan proper
lingkungan. Risiko Penelitian
Pengembangan - Munculnya jenis produk atau turunan produk
baru yang belum dikaji perusahaan
- Melakukan riset pasar untuk memantau
perkembangan penjualan produk semen maupun turunan
- Bekerja sama dg institusi pendidikan dan
lembaga kelitbangan lain
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Laporan Keuangan
2016
361
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Nama Risiko Indikator Risiko
Mitigasi Yang Dilakukan
Risiko SDM - Kurangnya produktiitas SDM.
- Ketidak puasan atas carrier path. - Meningkatnya proyek-proyek strategis
yang membutuhkan personel-personel berkompetensi tinggi
- Pelaksanaan HCMP dalam meningkatkan
kompetensi pegawai.
- Pemberian remunerasi berbasis kompetensi. - Implementasi Knowledge Management.
- Melakukan MPP dan kebijakan sesuai
dengan peningkatan kebutuhan SDM Risiko Kerusakan Mesin
Peralatan Utama Produksi
- Output produksi tidak stabil - Overheating
- Proses produksi kurang lancar
- Produksi melebihi design kapasitas yang ditetapkan sebelumnya
- Pemeliharaan secara teratur. - Optimalisasi pengaturan pola produksi.
- Melakukan sinergi operasi antar opco untuk mendapatkan best practice produksi dan
pemeliharaan. Risiko Distribusi dan
Transportasi - Gangguan cuaca ekstrem.
- Terbatasnya moda angkutan.
- Mengoptimalkan utilisasi packing plant.
- Optimalisasi sinergi distribusi dan transportasi Grup.
Risiko Pencemaran Lingkungan
- Penurunan kualitas produksi - Munculnya isu lingkungan perusahaan di
media sosial - Optimalisasi HSE Management melalui
program pantau lingkungan, program kelola lingkungan, dan program konservasi sumber
daya
- Impementasi Clean Development Mechanism
Image Citra Perusahaan - Meningkatnya isu negatif perusahaan di
media sosial - Adanya tuntutan hukum terhadap kegiatan
perusahaan
- Menerapkan Good Corporate Governance,
Risk Management, Compliance
- Mengoptimalkan program CSR
Risiko Hukum Kepatuhan Potensi Tuntutan Hukum
- Terjadinya penolakan dan gejolak di
masyarakat sekitar dan LSM terkait
- Menjalankan aktivitas bisnis sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.
- Melakukan pendekatan kepada masyarakat,
tokoh masyarakat, DPDR, dsb. Risiko Finansial Pendanaan
dan Likuiditas - Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap valuta
asing
- perbankan kreditur yang berkinerja baik
sehat.
- Melakukan hedging. - Melakukan sinergi pengelolaan keuangan
secara grup Cash Pooling, Notional Pooling.
Risiko Lingkungan dan Sosial - Keresahan masyarakat sekitar akan dampak
lingkungan atas operasional Perusahaan. Indikator pengukuran BML terlampaui.
- Penerapan manajemen SHE dan proper
lingkungan.
- Perencanaan dan realisasi program
tanggung jawab sosial yang berkualitas dan tepat sasaran.
PT Semen Indonesia Persero Tbk.
362
Melalui berbagai langkah mitigasi terhadap risiko-risiko utama yang masuk kelompok high
risk secara berkesinambungan, maka pada tahun 2015 Perseroan juga berhasil mengelola
dan menurunkan kategori risiko dari risiko dari ekstrem dan tinggi menjadi risiko sedang
medium risk atau manageable. Hal tersebut tampak pada pada tabel berikut.
No Nama Risiko
Tingkat Risiko 2015 Tingkat Risiko 2016
1 Risiko bahan baku
Medium Medium
2 Risiko kapasitas produksi
Medium Low
3 Risiko kompetisi bisnis
High High
4 Risiko Loyalitas dan Kepuasan Pelanggan
Medium Medium
5 Risiko kerusakan mesinperalatan utama produksi
Medium Low
6 Risiko teknologi informasi
High Medium
7 Risiko distribusi dan transportasi
Medium Medium
8 Risiko valas
Medium Low
9 Risiko SDM
Medium Medium
10 Risiko lingkungan sosial Medium
Medium Sebagaimana tampak pada tabel Risiko Tinggi
Perseroan 2015 dan 2016 tersebut, Perseroan berhasil melakukan mitigasi atas beberapa risiko
kategori tinggi menjadi kategori menengah medium risk yang lebih manageable, dan risiko kategori
menengah medium risk menjadi kategori rendah low risk yang dapat diabaikan dengan program
mitigasi yang telah dijadikan pengendalian internal yang rutin. Risiko-risiko dimaksud dan program
mitigasi yang dilakukan mencakup: •
Risiko Kerusakan MesinPeralatan Utama Perusahaan berhasil melakukan langkah-
langkah mitigasi untuk mengatasi risiko kerusakan mesinperalatan utama dengan
melakukan peningkatan sinergi produksi antar OpCo yang berada di Tuban, Padang,
dan Tonasa. Dengan adanya beberapa pabrik yang beroperasi dan menghadapi beragam
masalah produksi yang tidak jauh berbeda, Perusahaan mampu melakukan identiikasi
dan merancang kegiatan pemeliharaan yang efektif dan dapat saling sharing metode
yang terbaik untuk mencapai operational excellence. Sinergi juga dilakukan dengan
kompetitor-kompetitor Perusahaan melalui Asosiasi Semen Indonesia untuk mengkaji
bersama perkembangan teknologi dalam proses produksi dan permesinan yang berguna
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
untuk meningkatkan eisiensi dan utilitas dari kegiatan dan peralatan produksi sehingga
bisa diperoleh proses yang berproduktivitas tinggi dan ramah lingkungan.
• Risiko Kapasitas Produksi
Perusahaan melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi risiko kapasitas
produksi melalui pertumbuhan organik maupun non-organik. Pertumbuhan organik
dilakukan
dengan melakukan
akusisi perusahaan semen di Vietnam Tang Long
Cement Company. Pertumbuhan non-organik dilakukan dengan membangun proyek Tuban
IV, Tonasa V, Pabrik Rembang, Grinding Plant Cigading dan Pabrik Indarung VI. Perseroan
juga melakukan optimalisasi produksi untuk meningkatkan utilisasi peralatan produksi dan
meningkatkan output produksi.