Piutang Usaha Trade Receivables

PT Semen Indonesia Persero Tbk. 206 Aset Tetap Graik Aset Tetap Dlm Rp Miliar 35,000.0 30,000.0 25,000.0 20,000.0 15,000.0 10,000.0 5,000.0 2014 20,221.1 30,846.8 25.167.7 2015 2016 Aset Tetap Tabel Aset Tetap, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Aset Aset Aset

16:15 15:14

Pemilikan langsung 43.585.963 36.264.369 30.004.666 20,2 20,9 Aset Sewa Pembiayaan 854.958 386.604 333.881 121,1 15,8 Total 44.440.921 36.650.973 30.338.547 Akumulasi Penyusutan 13.594.171 11.483.290 10.117.480 18,4 13,5 Total Aset Tetap 30.846.750 25.167.683 20.221.067 22,6 24,5 Aset tetap Perseroan dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu aset yang dimiliki langsung oleh Perseroan dan aset sewa pembiayaan. Total nilai buku bersih aset tetap Perseroan tahun 2016 sebesar Rp30.847 miliar, meningkat 22,6 dari tahun sebelumnya sebesar Rp25.168 miliar. Secara persentase, peningkatan ini lebih rendah dari peningkatan tahun sebelumnya yang mencapai 24,5. Peningkatan tersebut selaras dengan penyelesaian pembangunan pabrik baru, bangunan lainnya dan adanya kenaikan pada aset sewa pembiayaan untuk mendukung peningkatan aktivitas produksi maupun menggantikan aset sewa pembiayaan yang sudah kurang produktif. Selain itu, saldo ini juga dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan inorganic perusahaan berupa akuisisi entitas anak. Lihat juga uraian “Proyek- proyek Strategis” Hal 146-147, 150-152 dan “Investasi Barang Modal”, hal 224. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 207 Aset Tidak Berwujud Tabel Aset Tidak Berwujud, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Aset Aset Aset

16:15 15:14

Lisensi 771.421 816.854 749.378 5,6 9,0 Merek dagang 174.940 199.567 170.765 12,3 16,9 Piranti perangkat lunak 173.174 173.029 172.741 0,1 0,2 Pengurusan perpanjangan hak atas tanah 11.052 10.995 10.170 0,5 8,1 Hubungan pelanggan 318.761 - - - - Goodwill 205.280 165.832 155.881 23,8 6,4 Total 1.654.628 1.366.277 1.258.935 21,1 8,5 Akumulasi Amortisasi 299.548 231.971 155.238 29,1 49,4 Total Aset Tak Berwujud 1.355.080 1.134.306 1.103.697 19,5 2,8 Aset tidak berwujud bersih pada tahun 2016 sebesar Rp1.355 miliar naik 19,5 dibanding tahun 2015 yang sebesar Rp1.134 miliar. Kenaikan ini terutama didukung oleh peningkat nilai dari hubungan pelanggan sebesar Rp319 miliar. Pada tahun sebelumnya, peningkatan aset tidak berwujud hanya 2,8 dibandingkan tahun 2014. Perubahan yang cukup besar di tahun 2016 ini terutama dikarenakan pertumbuhan inorganic Perseroan berupa akuisisi entitas anak. Aset Pajak Tangguhan Tabel Aset Pajak Tangguhan, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Aset Aset Aset

16:15 15:14

Perseroan 616.212 - - - Anak Perusahaan 136.280 90.268 56.553 51,0 59,6 Total Aset Pajak Tangguhan 752.492 90.268 56.553 733,6 59,6 Aset pajak tangguhan perseroan meningkat tajam 733,6 dari tahun 2015, dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya meningkat 59,6. Peningkatan ini terutama dikarenakan adanya perbedaan nilai buku dan secara iskal sebagai dampak dari dilakukannya revaluasi aset tetap secara iskal pada tahun 2016. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 208 LIABILITAS Graik Liabilitas Dlm Rp Miliar 15,000.0 13,000.0 11,000.0 9,000.0 7,000.0 5,000.0 3,000.0 1,000.0 Liabilitas Jk Pendek Total Liabilitas Liabilitas Jk Panjang 9,326.7 10,712.3 13,652.5 5,271.9 6,599.2 3,151.7 4,054.8 4,113.1 5.500.8 2015 2014 2016 Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp13.653 miliar, meningkat 27,5 dibanding tahun sebelumnya Rp10.712 miliar. Liabilitas Perseroan di tahun 2016 terdiri atas Liabilitas Jangka Pendek dengan porsi 59,7, senilai Rp8.152 miliar atau naik sebesar 23,5 dan Liabilitas jangka panjang dengan porsi 40,3 senilai Rp5.501 miliar atau naik sebesar 33,7. Tabel Liabilitas, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Liabilitas Jangka Pendek 8.151.673 59,7 6.599.190 61,6 5.271.930 56,5 23,5 25,2 Liabilitas Jangka Panjang 5.500.831 40,3 4.113.131 38,4 4.054.815 43,5 33,7 1,4 Total Liabilitas 13.652.505 100,0 10.712.321 100,0 9.326.745 100,0 27,4 14,9 Penjelasan berikut memberi gambaran hal-hal yang mempengaruhi perubahan posisi liabilitas Perseroan tersebut. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 209 Liabilitas Jangka Pendek Tabel Komposisi Liabilitas Jangka Pendek, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Pinjaman Jangka Pendek 819.025 10,0 138.604 2,1 81.809 1,6 490,9 69,4 Utang Usaha 4.077.757 50,0 3.783.246 57,3 3.031.508 57,5 7,8 24,8 Utang Lain-Lain 305.251 3,7 194.300 2,9 215.001 4,1 57,1 9,6 Utang Pajak 363.827 4,5 275.833 4,2 271.687 5,2 31,9 1,5 Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek 867.466 10,6 848.863 12,9 680.197 12,9 2,2 24,8 Beban Akrual 677.378 8,3 633.616 9,6 445.434 8,4 6,9 42,3 Uang Muka Penjualan 49.466 0,6 17.646 0,3 30.225 0,6 180,3 41,6 Bagian Lancar atas Liabilitas Jangka Panjang 991.503 12,2 707.082 10,7 516.070 9,8 40,2 37,0 Total Liabilitas Jangka Pendek 8.151.673 100,0 6.599.190 100,0 5.271.930 100,0 23,5 25,2 Komposisi utama liabilitas jangka pendek Perseroan akhir tahun 2016 terdiri atas utang usaha 50,0 sebesar Rp4.078 miliar, liabilitas manfaat karyawan jangka pendek 10,6 sebesar Rp867 miliar, bagian lancar atas liabilitas jangka panjang 12,2 sebesar Rp992 miliar beban akrual 8,3 sebesar Rp677 miliar, dan pinjaman jangka pendek 10,0 sebesar Rp819 miliar. Secara keseluruhan, liabilitas jangka pendek naik 23,5 dibandingkan tahun 2015. Sementara itu, pada tahun 2015 terhadap tahun 2014 kenaikan ini adalah 25,2. Penjelasan atas penyebab perubahan pada pos-pos neraca tersebut serta upaya untuk mengelolanya diuraikan dalam bahasan berikut: Utang Usaha Tabel Utang Usaha, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Lancar 2.486.971 61,0 2.575.547 68,1 2.241.484 73,9 -3,4 14,9 Lewat Jatuh Tempo 1-45 hari 608.179 14,9 648.857 17,2 480.108 15,8 -6,3 35,1 46-135 hari 242.937 6,0 259.862 6,9 128.623 4,2 -6,5 102,0 136-365 hari 463.875 11,4 231.739 6,1 158.676 5,2 100,2 46,0 Lebih dari 365 hari 275.795 6,8 67.241 1,8 22.618 0,7 310,2 197,3 Utang Usaha-Bersih 4.077.757 100,0 3.783.246 100,0 3.031.508 100,0 7,8 24,8 Posisi utang usaha pada akhir tahun 2016 naik sebesar 7,8 menjadi Rp4.078 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp3.783 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh aktivitas operasional dalam rangka memenuhi kegiatan produksi dan dampak dari akuisisi entitas anak. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 210 Dari total nilai utang usaha di tahun 2016, sebesar Rp2.487 miliar atau 61,0 merupakan utang yang belum jatuh tempo. Dalam rangka menjaga hubungan dengan pemasok, Perseroan memberikan jaminan pembayaran sepanjang seluruh prosedur dan dokumen penagihan lengkap dengan menyediakan fasilitas yang melibatkan lembaga keuangan supplier inance. Perseroan mengandalkan dukungan Teknologi Informasi yang terus dikembangkan Lihat juga uraian “Teknologi Informasi”, hal 256-264 untuk melakukan veriikasi dokumen dan menerapkan e-procurement untuk memperoleh jasa dan barang dengan kualitas standar dan harga kompetitif. Liabilitas Manfaat Karyawan Jangka Pendek Tabel Liabilitas Manfaat Karyawan Jangka Pendek, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Tunjangan produktivitas, uang jasa, tantiem Direktur dan Komisaris 803.435 795.534 651.451 1,0 22,1 Tunjangan pegawai lainnya 64.031 53.329 28.746 20,1 85,5 Total liabilitas manfaat karyawan jangka pendek 867.466 848.863 680.197 2,2 24,8 Estimasi liabilitas imbalan kerja 2016 adalah sebesar Rp867 miliar atau hanya naik 2,2 dari tahun 2015 yang sebesar Rp849 miliar. Kenaikan tersebut jauh lebih rendah dari kenaikan tahun sebelumnya yang mencapai 24,8 Hal ini terutama dipengaruhi oleh jumlah akrual atas jasa karyawan dan manajemen. Beban Akrual Tabel Beban Akrual, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Promosi peningkatan penjualan 211.909 254.756 199.207 16,8 27,9 Pengangkutan 203.274 208.263 105.618 2,4 97,2 Asuransi, sewa, bina lingkungan dll 127.429 69.274 63.161 84,0 9,7 Lain-lain dibawah Rp 1 miliar 134.766 101.323 77.448 33,0 30,8 Total beban akrual 677.378 633.616 445.434 6,9 42,2 Posisi beban akrual pada akhir tahun 2016 sebesar Rp677 miliar, naik 6,9 dari posisi tahun 2015 yang sebesar Rp634 miliar. Kenaikan ini jauh leboh rendah dibandingkan kenaikan pada tahun sebelumnya yang mencapai 42,2. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 211 Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo satu tahun Tabel Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Satu Tahun, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Pinjaman bank 866.544 630.044 463.572 37,5 35,9 Liabilitas sewa pembiayaan 124.959 77.038 52.497 62,2 46,8 Total jangka panjang yang jatuh tempo satu tahun 991.503 707.082 516.069 40,2 37,0 Jumlah pinjaman yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun naik sebesar 40,2 menjadi sebesar Rp991 miliar dari posisi tahun 2015 yang sebesar Rp707 miliar. Kenaikan ini dikarenakan kenaikan pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang naik 37,5 dan liabilitas sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun yang naik 62,2. Pada tahun sebelumnya, kenaikan total kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun ini hanya 37,0 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan tahun ini. Pinjaman jangka pendek Tabel Pinjaman Janga Pendek, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Rupiah 815.270 134.705 76.533 505,2 76,0 Dong 3.755 3.899 5.276 3,7 26,1 Liabilitas Jangka Pendek 819.025 138.604 81.809 490,9 69,4 Pinjaman jangka pendek Perseroan terdiri dari pinjaman dalam mata uang Rupiah dan mata uang Dong. Pinjaman jangka pendek dalam rupiah naik 505 dari tahun 2015 sebesar Rp135 miliar menjadi Rp815 miliar. Sementara itu, pinjaman dalam mata uang Dong mengalami penurunan 3,7 setelah ditranslasi menjadi rupiah, dari Rp3,9 miliar menjadi Rp3,8 miliar. Dengan demikian, total pinjaman jangka pendek Perseroan naik 490,9, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan sebelumnya yang hanya 69,4. Kenaikan pinjaman jangka pendek pada tahun 2016 juga dipengaruhi oleh pertumbuhan inorganic Perseroan. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 212 LIABILITAS JANGKA PANJANG Graik Liabilitas Jangka Panjang Dlm Rp Miliar 6,000.0 5,000.0 4,000.0 3,000.0 2,000.0 1,000.0 - Liabilitas Imbalan Jk Panjang Liabilitas Jk Panjang Provisi Jk Panjang 482.6 653.6 823.0 175.1 185.5 182.8 4,054.8 4,113,1 5,500.8 2014 2015 2016 Tabel Liabilitas Jangka Panjang, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Liabilitas Pajak Tangguhan 38.651 107.903 70.045 -64,2 54,0 Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 823.030 653.612 482.605 25,9 35,4 Liabilitas Jangka Panjang 4.449.848 3.155.616 3.315.145 41,0 -4,8 Provisi Jangka Panjang 182.761 185.527 175.065 -1,5 6,0 Liabilitas Jangka Panjang Lainnya 6.542 10.474 11.955 -37,5 -12,4 Total Liabilitas Jangka Panjang 5.500.831 4.113.131 4.054.815 33,7 1,4 Komposisi liabilitas jangka panjang akhir tahun 2016 didominasi oleh liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar 80,9 atau senilai Rp4.450 miliar dan liabilitas imbalan kerja jangka panjang sebesar 15,0 atau senilai Rp823 miliar. Liabilitas Imbalan kerja jangka panjang Tabel Imbalan Kerja Jangka Panjang, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Kewajiban imbalan pensiun 439.935 326.259 194.641 34,8 67,6 Kewajiban imbalan kerja lainnya 333.733 279.362 251.575 19,5 11,0 Kewajiban TKHT 49.362 47.991 36.388 2,9 31,9 Liabilitas imbalan kerja 823.030 653.612 482.605 25,9 35,4 TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 213 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang naik 25,9 dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama dikarenakan kenaikan kewajiban imbalan pensiun yang meingkat 36,5 dari tahun sebelumnya. Kenaikan liabilitas imbalan kerja jangka panjang ini lebih kecil dibandingkan kenaikan pada tahun sebelumnya yang mencapai 35,4. Liabilitas jangka panjang Tabel Liabilitas Jangka Panjang, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Pinjaman bank 3.988.451 2.996.681 3.183.156 33,1 5,9 Liabilitas sewa pembiayaan 461.397 158.935 131.989 190,3 20,4 Total jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo satu tahun 4.449.848 3.155.616 3.315.145 41,0 4,8 Liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 41 dari Rp3.156 miliar menjadi Rp4.450 miliar. Kenaikan terbesar disumbang oleh kenaikan pinjaman bank sebesar 33,1. Selain karena kenaikan kebutuhan Perseroan, kenaikan ini juga sebagai dampak akuisisi entitas anak pada tahun 2016. Provisi jangka panjang Tabel Provisi Jangka Panjang, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan Liabilitas Liabilitas Liabilitas

16:15 15:14

Restorasi tanah tambang 113.075 105.884 99.824 6,8 6,1 Estimasi biaya pembongkaran aset tetap 69.686 79.643 75.241 12,5 5,8 Total provisi jangka panjang 182.761 185.527 175.065 1,5 6,0 Pada tahun 2016, provisi jangka panjang Perseroan turun 1,5 dari tahun 2015. Hal ini dikarenakan penurunan estimasi biaya pembongkaran aset tetap sebesar 12,5 dari tahun sebelumnya. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 214 EKUITAS Graik Ekuitas Dlm Rp Miliar 35,000.0 30,000.0 25,000.0 20,000.0 15,000.0 10,000.0 5,000.0 2014 2015 2016 25,004.9 27,440.8 30,574.4 EKUITAS Perubahan posisi ekuitas Perseroan adalah sebagai berikut. Tabel Ekuitas, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Ekuitas 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk: Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham: Modal dasar - 20.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 593.152.000 saham 593.152 593.152 593.152 - - Tambahan modal disetor 1.458.258 1.458.258 1.458.258 - - Komponen ekuitas lainnya 455.801 553.155 475.229 17,6 16,4 Saldo laba Ditentukan penggunaannya 253.338 253.338 253.338 - - Belum ditentukan penggunaannya 26.274.647 23.561.639 21.266.488 11,5 10,8 Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 29.035.196 26.419.542 24.046.465 9,9 9,9 Kepentingan non Pengendali 1.539.195 1.021.257 958.465 50,7 6,6 Jumlah Ekuitas 30.574.391 27.440.799 25.004.930 11,4 9,7 Saldo ekuitas Perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2016 adalah sebesar Rp29.035 miliar, naik 9,9 dari tahun 2015 sebesar Rp26.420 miliar. Hal tersebut dikontribusi oleh laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2016 sebesar Rp4.521 miliar. Perubahan komponen ekuitas lainnya sebesar 17,6 terutama dipengaruhi oleh penjabaran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 215 TINJAUAN KINERJA KEUANGAN STRUKTUR MODAL dan KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL Tabel Struktur Modal, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian Rp Miliar 2016 2015 2014 Pertumbuhan Nilai Nilai Nilai

16:15 15:14

Liabilitas 13.653 30,9 10.712 28,1 9.327 27,2 27,4 14,9 Ekuitas 30.574 69,1 27.441 71,9 25.005 72,8 11,4 9,7 Jumlah Ekuitas dan Liabilitas 44.227 100,0 38.153 100,0 34.332 100,0 15,9 11,1 Struktur modal Perseroan di tahun 2016 terdiri dari 30,9 liabilitas dan 69,1 ekuitas. Sebagian besar porsi liabilitas Perseroan atau 66 dari total liabilitas, terkait dengan kegiatan operasi normal Perseroan dan kegiatan pengembangan usaha Perseroan Kebijakan Struktur Modal Perseroan selalu mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam menetapkan kebijakan struktur modal sehingga menciptakan struktur komposisi modal yang bersumber dari pendanaan internal dan pendanaan eksternal berada pada keseimbangan agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Perseroan juga senantiasa menjaga struktur modal agar sesuai dengan inancial covenant yang dipersyaratkan oleh pihak kreditur sesuai dengan prinsip kepatuhan. Secara umum kebijakan struktur permodalan Perseroan yang dijalankan adalah: • Struktur modal senantiasa mempertimbangkan keseimbangan antara risiko keuangan and tingkat pengembalian dalam upaya meningkatkan nilai Perseroan. • Optimasi struktur modal dengan mengatur kombinasi Debt dan Equity yang ideal dengan mempertimbangkan kebutuhan dana dan kemampuan cashlow Perseroan. • Kombinasi struktur modal ditetapkan setelah melakukan analisis sensitivitas dengan berbagai variasi asumsi inti yang paling mungkin dihadapi oleh Perseroan. Perseroan menjaga tingkat kesehatan struktur modal dengan menggunakan rasio pengungkit gearing ratio, dengan membagi total pinjaman berdampak bunga dengan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Kebijakan Perseroan adalah menjaga leverage dalam rentang yang optimal dengan membandingkannya dengan perusahaan sejenis di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjamin kondisi keuangan Perseroan berada pada kondisi yang baik sehingga menjaga akses terhadap sumber pendanaan yang kompetitif. Tabel Rasio Pengungkit, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Ekuitas 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Pinjaman bank 5.674.019 3.765.328 3.728.537 50,7 1,0 Liabilitas sewa pembiayaan 586.356 235.972 184.486 148,5 27,9 Total pinjaman berefek bunga 6.260.375 4.001.300 3.913.023 56,5 2,3 Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 29.035.196 26.419.542 24.046.465 9,9 9,9 Rasio Pengungkit x 0,22 0,15 0,16 0,06 0,0 PT Semen Indonesia Persero Tbk. 216 Melalui pelaksanaan kebijakan struktur modal yang konsisten, posisi total kewajiban berefek bunga akhir tahun 2016 adalah sebesar Rp6.260 miliar, rasio kewajiban terhadap ekuitas Perseroan adalah sebesar 0,22x. Kenaikan rasio tersebut menunjukan Perseroan mulai memanfaatkan pendanaan eksternal untuk melakukan pengembangan usaha dengan tidak menutup kemungkinan potensi Perseroan untuk mendapatkan pendanaan eksternal lain dalam melakukan pengambangan usaha Perseroan mengingat kemampuan membayar hutang Perseoan masih sangat memadai. lihat juga bahasan “Kemampuan Membayar Hutang, Rasio Solvency”. MODAL KERJA BERSIH Tabel Modal Kerja Bersih, 31 Desember 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Aset lancar 10.373.159 10.538.704 11.648.545 1,6 9,5 Liabilitas jangka pendek 8.151.673 6.599.190 5.271.930 23,5 25,2 Modal Kerja Bersih 2.221.486 3.939.514 6.376.615 43,6 38,2 Secara keseluruhan modal kerja bersih Perseroan turun 43,6 dari Rp3.940 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp2.221 miliar pada tahun 2016. Penurunan ini terkait dengan kebijakan belanja aset untuk investasi dalam rangka pengembangan Perseroan, dampak akuisisi entitas anak, dan kebijakan pengelolaan kas Perseroan untuk mendukung strategi pemasaran. ARUS KAS Tabel Arus Kas 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Arus Kas 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Arus kas bersih dari aktivitas operasi 5.180.011 7.288.587 6.245.842 28,9 16,7 Arus kas bersih untuk investasi 5.529.207 5.592.271 2.405.893 1,1 132,4 Arus kas bersih untuk pendanaan 780.378 2.658.247 2.984.492 70,6 10,9 Kenaikanpenurunan bersih kas dan setara kas 1.129.574 961.931 855.457 17,4 212,4 Saldo awal kas dan setara kas 3.964.018 4.925.950 4.070.493 19,5 21,0 Saldo akhir kas dan setara kas 2.834.444 3.964.018 4.925.950 28,5 19,5 Secara keseluruhan, saldo akhir kas dan setara kas adalah 28,5 dari tahun sebelumnya. Secara lebih detail dibahas sebagai berikut: TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 217 Arus kas dari aktivitas operasi Tabel Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Penerimaan dari pelanggan 26.209.691 26.682.380 26.514.971 1,8 0,6 Pembayaran kepada pemasok 17.035.982 15.246.599 15.955.883 11,7 4,5 Pembayaran kepada karyawan 2.614.363 2.441.073 2.379.058 7,1 2,6 Pembayaran pajak penghasilan 1.544.512 1.343.605 1.540.547 15,0 12,8 Penerimaanpembayaran lainnya - neto 165.177 362.516 393.642 145,6 7,9 Kas dari aktivitas operasi 5.180.011 7.288.587 6.245.842 28,9 16,7 Arus kas bersih Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp5.180 miliar turun 28,9 dibanding tahun 2016. Penurunan ini terutama dikarenakan adanya peningkatan sebesar 11,7 pada pembayaran kepada pemasok selama 2016 sementara penerimaan dari pelanggan turun 1,8. Arus Kas dariuntuk Aktivitas Investasi Tabel Arus Kas dariuntuk Aktivitas Investasi 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Aset tetap: - Pembelian 5.065.208 5.168.035 2.105.732 2,0 145,4 - Penjualan 12.242 299 22.759 3.990,5 98,7 Akuisisi entitas anakasosiasi 422.833 55.000 - 668,8 - Penerimaanpembayaran lainnya - neto 53.408 369.535 322.919 85,5 14,4 Kas dariuntuk aktivitas investasi 5.529.207 5.592.271 2.405.893 1,1 132,4 Arus kas untuk aktivitas investasi selama tahun 2016 adalah sebesar Rp5.529 miliar atau turun 1,1 dari tahun sebelumnya. Pembelanjaan modal ini difokuskan untuk mendanai investasi strategis Perseroan baik jangka pendek maupun jangka panjang terutama yang berkaitan dengan upaya meningkatkan eisiensi dan penambahan kapasitas produksi, termasuk akuisisi entitas asosiasi. Arus Kas dariuntuk Aktivitas Pendanaan Tabel Arus Kas dariuntuk Aktivitas Pendanaan 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Pinjaman: - Pembayaran 1.805.404 1.175.181 2.083.890 53,6 43,6 - Penarikan 3.010.864 818.341 1.583.701 267,9 48,3 Liabilitas pembiayaan 167.333 65.111 57.760 157,0 12,7 Dividen 1.818.504 2.236.296 2.426.543 18,7 7,8 Kas dariuntuk aktivitas pendanaan 780.378 2.658.247 2.984.492 70,6 10,9 TINJAUAN KINERJA KEUANGAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 218 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2016 sebesar Rp780 miliar, turun 70,6. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh aktivitas penarikan pinjaman sebesar Rp3.010 miliar yang jauh lebih tinggi 267,9 dari tahun lalu KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG Kemampuan Perseroan dalam membayar hutang, dapat dilihat dari tiga rasio keuangan yang relevan, yakni, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan, sebagaimana ditunjukan dalam tabel rasio keuangan dan penjelasan berikut: Tabel Rasio-rasio Keuangan Penting Rasio 2016 2015 2014 Pertumbuhan

16:15 15:14

Margin Laba Bruto 37,7 39,5 42,9 -1,8 -3,4 Margin Laba Usaha 20,0 22,1 26,5 -2,1 -4,4 Margin Laba Bersih 17,3 16,8 20,6 0,5 -3,8 Margin EBITDA 26,6 27,7 31,5 -1,1 -3,7 EBITDA Terhadap Beban Bunga x 19,16 20,20 22,18 1,04 1,98 Laba Terhadap Ekuitas 15,6 17,1 23,1 -1,5 -6,0 Laba Terhadap Total Aset 10,2 11,9 16,2 -1,6 -4,3 Lancar 127,3 159,7 221,0 -32,4 -61,3 Liabilitas Terhadap Aset 14,2 10,5 11,4 3,7 0,9 LiabilitasKapital 17,7 13,2 14,0 4,6 -0,8 EkuitasKapital 86,6 90,2 89,4 -3,6 0,8 LiabilitasEBITDA x 0,90 0,54 0,46 0,36 0,07 EBITDAB. Bunga + Pokok Pinjaman x 2,98 4,64 3,36 1,66 1,28 LiabilitasEkuitas 20,5 14,6 15,6 5,9 -1,1 Liabilitas adalah liabilitas berdampak bunga Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rasio Likuiditas Tabel Rasio Lancar 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Aset lancar 10.373.159 10.538.704 11.648.545 1,57 9,53 Liabilitas jangka pendek 8.151.673 6.599.190 5.271.930 23,53 25,18 Rasio lancar x 1,27 1,60 2,21 0,32 0,61 TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 219 Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan liabilitas jangka pendek. Pada tahun 2016, rasio likuiditas Perseroan adalah sebesar 1,27 kali, turun dari tahun 2015 sebesar 1,60. Penurunan ini terkait dengan kebijakan belanja aset untuk investasi dalam rangka pengembangan Perseroan, dampak akuisisi entitas anak, serta kebijakan pengelolaan kas Perseroan untuk mendukung strategi pemasaran. Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi liabilitas jangka pendak yang akan jatuh tempo. Rasio Solvency Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang ditunjukkan dengan melakukan pengukuran liabilitas terhadap ekuitas maupun terhadap total aktiva. Tabel Debt to Asset 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Liabilitas berefek bunga 6.260.375 4.001.301 3.913.024 56,46 2,26 Total Aset 44.226.896 38.153.119 34.331.675 15,92 11,13 Solvabilitas 14,16 10,49 11,40 3,67 0,91 Pada tahun 2016, posisi solvabilitas terhadap aset Perseroan mencapai 14,16 atau naik 3,67 dari tahun 2015. Rasio ini menunjukkan bahwa Perseroan masih sangat mampu memenuhi kewajiban. Tabel Debt Service Coverage Ratio 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15

15:14 EBITDA

6.962.934 7.473.542 8.491.877 6,83 11,99 Beban Bunga+ Pokok 2.336.231 1.610.297 2.524.570 45,08 36,21 DSCR x 2,98 4,64 3,36 1,66 1,28 Sementara itu, rasio DSCR tahun 2016 sebesar 2,98x, turun dari posisi 4,64x ditahun 2015. Rasio ini menunjukkan bahwa Perseroan masih sangat mampu memenuhi pembayaran kewajiban dengan hasil operasional. Tabel Liabilitas Terhadap Kapital 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Liabilitas berefek bunga 6.260.375 4.001.301 3.913.024 56,46 2,26 Kapital Ekuitas + Liabilitas berefek bunga 35.295.571 30.420.842 27.959.488 16,02 8,80 Liabilitas berefek bungakapital 17,7 13,2 14,0 4,58 0,84 Sedangkan komposisi liabilitas terhadap kapital pada tahun 2016 berada pada level 17,7 atau turun 4,58 dibanding dengan tahun lalu. Tabel-tabel di atas menunjukkan bahwa Perseroan masih mampu memenuhi kewajiban dan dapat mengelola kewajiban dengan baik selama tahun 2016. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 220 Rincian dari seluruh Liabilitas Perseroan yang berefek bunga adalah sebagai berikut: dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Liabilitas Berefek Bunga 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam 1 Tahun Liabilitas Jangka Pendek 819.025 138.604 81.809 490,9 69,4 Pinjaman Bank 866.544 630.044 463.572 37,5 35,9 Liabilitas Sewa Pembiayaan 124.959 77.038 52.497 62,2 46,7 1.810.527 845.685 597.878 114,1 41,4 Liabilitas Jangka Panjang setelah dikurangi bagian yang Jatuh Tempo dalam 1 Tahun Pinjaman Bank 3.988.451 2.996.681 3.183.156 33,1 -5,9 Liabilitas Sewa Pembiayaan 461.397 158.935 131.989 190,3 20,4 4.449.848 3.155.616 3.315.145 41,0 -4,8 Total Liabilitas Berefek Bunga 6.260.375 4.001.301 3.913.024 56,5 2,3 Manajemen Hutang Perseroan menerapkan manajemen hutang bahwa penarikan pinjaman baru hanya dilaksanakan setelah mempertimbangkan ketepatan instrumen yang digunakan serta kebutuhan dan kemampuan dalam mendanai investasi strategis. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan syarat, kondisi dan ketentuan fasilitas yang terbaik. Kolektibilitas Piutang Tabel Kolektibilitas 2014-2016 dalam Rp juta, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Pendapatan 26.134.306 26.948.004 26.987.035 3,02 0,14 Rata-rata piutang 3.690.880 3.422.544 3.301.248 8,30 7,40 ACP hari 52 46 45 5,60 3,35 Tingkat kolektibilitas piutang average collection periodACP dihitung dengan membandingkan rata-rata piutang dengan pendapatan dikalikan jumlah hari dalam setahun 365 hari. Pada tahun 2016 tingkat kolektibilitas piutang sebesar 52 hari, naik dengan tahun sebelumnya 46 hari. Hal ini dampak dari kebijakan Perseroan terkait dengan strategi pemasaran. Lihat juga bahasan mengenai “Piutang usaha”, Proitabilitas Tabel proitabilitas Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan 16:15 15:14 Margin Laba Bruto 37,7 39,5 42,9 1,8 3,4 Margin Laba Usaha 20,0 22,1 26,5 2,1 4,4 Margin Laba Bersih 17,3 16,8 20,6 0,5 3,8 Margin EBITDA 26,6 27,7 31,5 1,1 3,7 TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 221 Selain margin laba, rasio proitabilitas tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 sebagaimana tampak pada tabel rasio keuangan di atas. lihat proitabilitas margin, hal xxxx Rentabilitas Uraian 2016 2015 2014 Pertumbuhan

16:15 15:14

ROA 10,2 11,9 16,2 1,62 4,34 ROE 15,6 17,1 23,1 1,54 6,01 Menunjukkan ukuran kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Rentabilitas terhadap ekuitas Return On Equity mencapai 15,6, mengalami penurunan dari tahun 2015 yang sebesar 17,1. Rentabilitas terhadap aset Return on Asset juga mengalami penurunan, menjadi 10,2 yang pada tahun 2015 yang sebesar 11,9. Penurunan rentabilitas terhadap aset tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas proyek pembangunan pabrik baru yang memasuki masa penyelesaian dan adanya penambahan aset sebagai dampak dari akuisisi entitas anak. KEBIJAKAN INVESTASI Persyaratan Investasi Persyaratan investasi secara umum untuk capex peningkatan operasional dan pengembangan adalah: • Capex peningkatan operasional, Internal Rate of Return IRR ≥ Weighted Average Cost of Capital WACC + 3. • Capex pengembangan kapasitas pengembangan usaha, IRR ≥ WACC • Pabrik baru Domestik: o Mempertimbangkan lokasi bahan baku penolong dan pasar. o Pasokan listrik, tidak menutup kemungkinan dilengkapi dengan pembangunan power plant. o Dapat dilakukan melalui kerjasama JV dengan mempertimbangkan kompetensi dan reputasi pihak tersebut. • Ekspansi Regional: o Akuisisi perusahaan target non organik atau pembangunan pabrik baru organik o Dapat didahului dengan trading • Packing Plant: o Pembangunan packing plant dapat dilakukan bila volume penjualan dapat mengcover total cost dan meningkatkan penjualan di wilayah tersebut. • Anak Usaha Non-Semen: o Ditujukan untuk diversiikasi produkaset dan meningkatkan volume penjualan semen Kriteria Investasi • Segala pengeluaran untuk memperoleh aset berwujud atau tak berwujud, serta penyertaan modal yang memenuhi kriteria sebagai berikut: o Diadakan dengan cara membeli, membangun, danatau memodiikasi aset yang ada. o Digunakan dalam operasi perusahaan termasuk untuk tujuan administratif atau tujuan lainnya yang memberikan manfaat di masa depan baik secara langsung ataupun tidak langsung. o Mempunyai umur manfaat lebih dari 1 satu tahun. o Memenuhi nilai minimal capex. o Sesuai dengan kebijakan akuntasi yang berlaku. • Capex yang dilakukan guna memenuhi persyaratan ketentuan dan perundangan yang berlaku mandatory, dapat dikecualikan dari persyaratan pemberian manfaat. • Pengeluaran biaya yang tidak memenuhi kriteria capex seperti penelitian, penyelidikan, studi, atau observasi yang berdiri sendiri dilakukan sebelum menjadi capex, tidak dapat dimasukkan sebagai capex tetapi sebagai biaya opex operational expenditure. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 222 Batasan Nilai Minimal Investasi Batasan nilai minimal investasi, sebagai berikut: No. Kelompok Capex Nilai Minimal Capex Per item 1 Tanah lahan Tidak dibatasi 2 Bangunan Rp 250.000.000 3 Mesin, alat berat, peralatan pabrik, alat penunjang instrumentasi, elektrikal kontrol Rp 500.000.000 4 Kendaraan Rp 10.000.000 5 Peralatan dan Perlengkapan kerja untuk keperluan kantor danatau pabrik. Rp 10.000.000 6 Teknologi Informasi Rp 250.000.000 7 Penyertaan modal akuisisi, pendirian perusahaan Tidak dibatasi Pengeluaran untuk aset yang tidak memenuhi nilai minimal capex, bukan merupakan capex dan dicatat sebagai beban pada tahun pengeluaran yang bersangkutan dan harus tetap dikelola serta dicatat terpisah dari pencatatan untuk laporan keuangan extracomptable. Jenis Investasi Jenis investasi dibagi menjadi 5 lima, sebagai berikut: No. Jenis Keterangan 1 M Mandatory: Capex yang dilakukan untuk memenuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. 2 KO Kelangsungan Operasi: Capex yang dilakukan untuk menjaga kelangsungan operasi peralatan utama pabrik dan selama dapat diatribusikan ke aset tetap atau peralatan utama pabrik tersebut. Misalnya penggantian atas komponen mesin-mesin pabrik sesuai levelisasi aset tetap. 3 STR Strategis: Capex yang dilakukan dalam rangka pengembangan perusahaan untuk jangka panjang, seperti: lahan bahan baku dan bahan penolong, penambahan kapasitas, merger acquisition MA, pengembangan produk-produk baru, dan program strategis perusahaan lainnya. 4 PO Peningkatan Operasional: Capex yang berorientasi pada optimalisasi operasipeningkatan kinerja peralatan, pengurangan biaya- biaya eisiensi melalui penggantian, penambahan, modiikasi peralatan danatau modiikasi proses produksi. Wewenang Persetujuan dan Pengesahan 1. Wewenang Persetujuan Kewenangan pemberian persetujuan pengajuan capex diatur sesuai batas kewenangan yang berlaku di HoldCo dan masing-masing OpCo. 2. Wewenang Pengesahan Kewenangan pemberian pengesahan capex dilakukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar masing-masing perusahaan dan ketentuan perundangan yang berlaku. Pengajuan Investasi dan Dokumen Pendukung • Setiap pengajuan Capex harus dilengkapi dengan dokumen pendukung. • Dokumen pendukung ajuan capex meliputi dokumen Feasibility Study FS serta dokumen Pengajuan dan Pengesahan per Item Capex P3I yang disiapkan oleh koordinator capexkoordinator anggaran dan diotorisasi disahkan oleh BOD sesuai batas kewenangan yang diatur di masing-masing OpCoHoldCo. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN Laporan Keuangan 2016 223 • Secara umum, dokumen FS yang wajib disertakan dalam permintaan persetujuan dan pengesahan adalah sebagai berikut: Jenis Capex Dokumen FS Keterangan Strategis STR Comprehensive Feasibility Study CFS dan parameter keberhasilan capex, kecuali untuk pengadaan lahan untuk bahan baku, bahan penolong dan batubara, menggunakan Cost and Beneit analysis. Khusus untuk MA, dokumen FS harus dilengkapi dengan dokumen pendukung hasil Due Diligence DD. IRR≥WACC Peningkatan Operasional PO Simple Feasibility Study SFS; Internal Rate of Return IRR, Net Present Value NPV, Pay Back Period dan parameter keberhasilan investasi. IRR ≥WACC+3 Penunjang Kegiatan Operasional PKO Penjelasan objective dan cost and beneit analysis. Kelangsungan Operasi KO Penjelasan objective dan cost and beneit analysis. Mandatory M Penjelasan objective dan melampirkan dokumen referensi peraturan perundang- undangan yang terkait. Seluruh studi kelayakan FS untuk pengajuan capex harus melalui proses review yang meliputi aspek teknis, ekonomi, dan risiko, serta ditandatangani oleh para pejabat terkait yang diatur lebih rinci di dalam prosedur Perseroan. Penambahan Item Investasi Setelah Pengesahan RKAP • Penambahan item capex setelah pengesahan RKAP dapat dilakukan selama tidak melanggar Anggaran Dasar Perusahaan dan kebijakan capex. • Penambahan item capex yang nilainya melebihi 10 dari total Capex tahun berjalan harus dilengkapi dengan proyeksi cash low perusahaan oleh unit kerja yang mengajukan capex. • Penambahan item capex setelah pengesahan RKAP bisa dilaksanakan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: o Berpotensi mengganggu kelangsungan operasional Perseroan jika tidak ditambahkan, atau untuk pemulihan asset perusahaan terkait asuransi. o Pemenuhan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku. o Proyek-proyek yang diperlukan atas pertimbangan BOD HoldCo dengan tetap melalui mekanisme dan kajian yang ada. • Penambahan item capex non strategis setelah pengesahan RKAP, selama nilainya total penambahan kumulatif masih 10 dari total nilai capex non strategis yang sudah disahkan, maka pengesahannya cukup oleh BOD masing-masing perusahaan dan dilaporkan kepada Departemen Perencanaan Strategi Bisnis Capex untuk dikonsolidasikan. Apabila penambahan item capex 10 total nilai capex non strategis, pengesahannya hingga ke BOC Perseroan. • Tambahan ajuan capex strategis setelah pengesahan RKAP harus dipresentasikan oleh penyusun FS kepada BOD HoldCo. • Penambahan item capex setelah pengesahan RKAP dapat diajukan paling lambat akhir triwulan-3. TINJAUAN KINERJA KEUANGAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 224 INFORMASI – INFORMASI MATERIAL IKATAN MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODAL • Jumlah Ikatan Untuk Investasi Barang Modal o Total jumlah ikatan untuk invetasi barang modal di tahun 2016 Rp 5.914 miliar naik dari ikatan untuk tahun Rp5.278 miliar di tahun 2015. • Tujuan Perikatan Dalam rangka merealisasikan pembangunan pabrik semen baru di Padang, Rembang dan Cigading, Perseroan melakukan ikatan pembelian barang modal untuk peralatan mesin-mesin utama yang akan digunakan dalam proses produksi, dengan rincian ikatan untuk tahun 2016 sebagai berikut: o Ikatan investasi barang modal dilakukan untuk: - Capex Strategis dan Pabrik baru senilai Rp 5.153 miliar - Capex Non Strategis senilai Rp760 miliar o Tujuan Investasi barang modal antara lain adalah untuk: - Penyelesaian pabrik semen Padang senilai Rp 1.650 miliar. - Penyelesaian pabrik semen Rembang senilai Rp 1.449 miliar. - Penyelesaian pabrik grinding semen slag Cigading Rp 270 miliar. Jumlah Ikatan Investasi dalam Rp juta Belanja Modal 2016 2015 Perubahan Maintain Operasional 760.737 738.353 3,0 Proyek Strategis 1.684.982 1.106.814 52,2 Proyek Pabrik Baru 3.468.294 3.432.707 1,0 Total 5.914.013 5.277.874 12,1 Note: Pabrik baru 2016 meliputi Indarung VI, Rembang, SIA, SKI • Sumber pendanaan ikatan tersebut adalah dari kas internal perusahaan dan dari pembiayaan perbankan. • Ikatan pembelian dilakukan dalam mata uang Euro. • Perseroan telah menyiapkan sejumlah dana yang dibutuhkan dalam mata uang Euro untuk membayar ikatan tersebut. Terhadap beberapa ikatan tersebut, di tahun 2016 telah dilakukan lindung nilai. o Transaksi lindung nilai. Selama 2016 Perseroan telah melakukan transaksi forward untuk menutup resiko luktuasi kurs atas impor main equipment pada proyek pembangunan pabrik semen di Indarung dan Rembang. Total transaksi forward yang dilakukan oleh Perseroan selama tahun 2016 adalah sebesar EUR 1,2 Juta yang menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,2 Miliar jika dibandingkan dengan kurs saat penggunaan dana. Transaksi lindung nilai atas ikatan material untuk pembelian barang modal tersebut dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan transaksi lindung nilai bagi BUMN sesuai Surat Kementerian BUMN dengan nomor S-687MBU102014. Laporan Keuangan 2016 225 REALISASI INVESTASI BARANG MODAL Total realisasai investasi barang modal adalah sebesar Rp 5.170 miliar, turun -8,5 dari tahun 2015 sebesar Rp 5.650 miliar. SUMBER PENDANAAN Perseroan sebagai Holding Company memiliki kekuatan berupa kapasitas pendanaan yang besar untuk mendukung pengembangan usaha sebagaimana diuraikan sebelumnya Lihat kembali Sub-Bab-“Strategi Pengembangan Usaha”. Saat ini, Perseroan masih memiliki potensi pendanaan yang sangat memadai untuk menunjang pengembangan usaha Perseroan mengingat utilisasi penggunaan dana eksternal masih rendah sehingga Perseroan mempertimbangkan adanya tambahan penggunaan pendanaan eksternal sebagai salah satu bentuk komitmen Perseroan dalam melakukan pengembangan usaha. Dalam hal ini, Perseroan telah melakukan kerja sama dengan lembaga perbankan yang memiliki kemampuan pemberian pinjaman besar dengan tingkat suku bunga rendah, terutama perbankan BUMN sebagai bentuk sinergi BUMN bidang jasa keuangan dengan sektor industri riil. Penggunaan sumber dana ekstenal akan tetap dilakukan dalam batas-batas yang layak, agar kegiatan pendanaan yang dilakukan memberi beneit optimal dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Guna mengintensifkan penggunaan dana internal maupun dana eksternal secara optimal dalam mendukung kegiatan investasi, Perseroan telah menerapkan beberapa kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan pendanaan investasi pengembangan, mencakup: • Memaksimalkan pemanfaatan dana internal korporasi. • Mengupayakan pilihan sumber dana eksternal dengan cost of fund yang paling minimal. • Mengendalikan pinjaman dengan menjaga rating Perseroan tetap dalam investment grade . • Mengupayakan IRR yang maksimal untuk memberi beneit optimal terhadap WACC. • Mengupayakan covenant yang memberi leksibilitas optimal bagi Perseroan. • Fund Raising dilakukan secara terpusat di holding sehingga dapat diperoleh pricing dan term condition yang kompetitif salah satunya dengan adanya fasilitas Perjanjian Join Borrower yang memungkinkan entitas anak mendapatkan tingkat suku bunga yang lebih rendah. Belanja modal Perseroan sepanjang tahun 2016 sebagian besar digunakan dalam rangka pengembangan kapasitas produksi semen untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun regional. Total realisasi belanja modal tahun 2016 adalah sebesar Rp5,2 triliun yang bersumber dari pendanaan internal sebesar Rp3,7 triliun 71 dan pendanaan eksternal dari pinjaman perbankan sebesar Rp1,5 triliun 29. Pada tahun 2016, Perseroan melakukan berbagai kegiatan pendanaan dengan rincian sebagai berikut: 1. Pada tanggal 22 April 2016, Perseroan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja KMK dari PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. dengan jumlah plafond maksimum sebesar Rp1 triliun. Tujuan dari fasilitas ini adalah untuk memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. 2. Pada tanggal 10 Juni 2016, SG menandatangani perjanjian fasilitas Kredit Investasi KI sebesar Rp3,466 triliun dan Kredit Modal Kerja KMK sebesar Rp500 miliar dengan PT Bank Mandiri Persero Tbk. Fasilitas KI digunakan untuk pendanaan proyek Rembang sedangkan fasilitas KMK digunakan untuk aktivitas operasional Proyek Rembang nantinya. 3. Pada tanggal 16 Juni 2016, ST menandatangani adendum keempat belas dari perjanjian fasilitas non-cash loan dengan PT Bank Mandiri Persero Tbk dalam bentuk Letter of Credit LC Impor, SKBDN SightUsanceUPAS dan Bank INFORMASI – INFORMASI MATERIAL PT Semen Indonesia Persero Tbk. 226 Garansi, dengan nilai fasilitas maksimal sebesar USD15.000.000 dengan sublimit supply chain inancial sebesar USD3.500.000. Tujuan dari fasilitas ini adalah untuk pembiayaan dalam rangka pembelian bahan baku, bahan pembantu, bahan bakar dan suku cadang. 4. Pada tanggal 16 Juni 2016, ST menandatangani adendum keenam perjanjian jasa pelayanan transaksi treasury dengan PT Bank Mandiri Persero Tbk untuk melakukan transaksi penjualan dan pembelian foreign exchange valuta dengan nilai fasilitas maksimal sebesar USD12.000.000. Tujuan dari fasilitas ini adalah untuk kepentingan lindung nilai atas transaksi eksporimpor ST. 5. Pada tanggal 27 Juni 2016, Perseroan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja KMK dari PT Bank Mandiri Persero Tbk. dengan jumlah plafond maksimum sebesar Rp1 triliun. Tujuan dari fasilitas ini adalah untuk memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. 6. Pada tanggal 21 Oktober 2016, PT Semen Indonesia Beton memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja KMK dengan jumlah plafond maksimum sebesar Rp100 miliar dan Kredit Investasi SI dengan jumlah Rp100 miliar dari PT Bank ICBC Indonesia. Fasilitas KI bertujuan untuk membiayai pembelian alat berat, kendaraan, mesin, dan peralatan pendukung yang terkait dengan batching plant sedangkan fasilitas KMK digunakan untuk aktivitas operasional PT Semen Indonesia Beton. 7. Pada tanggal 15 Desember 2016, Perseroan bersama dengan anak usaha Perseroan yaitu PT Semen Indonesia Beton, PT SGG Energi Prima, PT Swadaya Graha, PT Sinergi Informatika Semen Indonesia, PT Varia Usaha, PT Industri Kemasan Semen Gresik, PT United Tractors Semen Gresik, PT Krakatau Semen Indonesia, menandatangani Perjanjian Kredit Join Borrower dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. untuk memenuhi kebutuhan bridging loan pinjaman talangan perusahaan yang ikut serta dalam perjanjian kredit tersebut dengan limit sebesar Rp1,5 triliun. Perjanjian Join Borrower tersebut merupakan salah satu bentuk fund raising yang dilakukan secara terpusat di holding sehingga anak usaha Perseroan mendapat pinjaman dengan pricing dan term condition yang kompetitif. Saat ini beberapa entitas anak dan asosiasi Perseroan telah memanfaatkan fasilitas tersebut, diantaranya :

a. PT Varia Usaha menggunakan fasilitas

kredit tersebut sebesar Rp80 miliar untuk reinancing national pooling dan sebesar Rp125 miliar untuk pelunasan KMK.

b. PT Swadaya Graha menggunakan fasilitas

kredit tersebut sebesar Rp80 miliar untuk reinancing national pooling dan sebesar Rp20 miliar untuk reinancing hutang di PT Bank CIMB Niaga.

c. PT SGG Energi Prima menggunakan fasilitas

kredit tersebut sebesar Rp70 miliar untuk pendanaan operasional.

d. PT Semen Indonesia Beton menggunakan

fasilitas kredit tersebut sebesar Rp100 miliar untuk reinancing hutang di PT Bank EXIM.

e. PT United

Tractors Semen Gresik menggunakan fasilitas kredit tersebut sebesar Rp25 miliar untuk modal kerja.

f. PT Sinergi Informatika Semen Indonesia

menggunakan fasilitas kredit tersebut sebesar Rp5 miliar untuk pendanaan operasional. Penggunakaan fasilitas kredit Join Borrower tersebut telah memberikan keuntungan bagi Perseroan berupa eisiensi biaya bunga hingga Rp9,1 miliar. Pada tahun 2017, Perseroan akan segera merealisasikan penerbitan obligasi sebagai bentuk diversiikasi pendanaan eksternal selain dari lembaga perbankan, mengingat cost of fund atas pemanfaatan obligasi lebih rendah jika dibandingkan dengan pemanfaatkan kredit investasi yang diberikan oleh pihak perbankan. INFORMASI – INFORMASI MATERIAL Laporan Keuangan 2016 227 INfORMASI DAN fAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Ada satu informasi kejadian material setelah tanggal neraca, yakni: Pada tanggal 23 Februari 2017, Gubernur Jawa Tengah telah menerbitkan Izin Lingkungan Penambangan dan Pembangunan Pabrik Rembang melalui Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.660.16 Tahun 2017 PROSPEK USAHA Merujuk pada laporan Fitch Ratings Oktober 2016, industri semen Indonesia dalam jangka menengah cenderung masih mengalami kelebihan pasokan. Sekalipun 3 tahun terakhir mengalami penurunan tingkat permintaan, bahkan di tahun 2016 mencatatkan pertumbuhan demand yang negatif, proitabilitas industri semen telah mampu menarik investor dan pelaku industri untuk mengembangkan usaha dibidang semen di Indonesia. Tercatat dalam kurun waktu 2013-2017, realisasi dan rencana investasi untuk membangun pabrik semen di Indonesia mencapai ± Rp63 triliun. Realisasi seluruh rencana tersebut akan membuat kapasitas produksi kelak mencapai 108,77 juta ton per tahun. Mengantisipasi ketatnya persaingan pasar domestik, Perseroan, yang juga tengah menyelesaikan pembangunan 2 unit pabrik terintegrasi dan merencanakan pembangunan 2 pabrik lainnya, telah mengembangkan rencan untuk memperluas pasarnya di luar negeri. Sejak tahun lalu, Perseroan secara intensif berupaya melakukan ekspansi regional dengan melakukan survey dan pendalaman, antara lain di Asia Selatan, dan direncanakan akan direalisasikan pada tahun 2017. Perseroan juga telah menjalankan langkah antisipasi strategis dengan mengembangkan bisnis di bidang industri hilir semen selain masuk ke bisnis logistik, untuk memperkuat jalur distribusi bahan baku dan produk-produknya. Perseroan meyakini seluruh inisiatif yang telah dijalankan akan memberi hasil yang baik, sebagaimana ditunjukkan pada kinerja di tahun 2016. Keyakinan tersebut didasari oleh beberapa data empiris yang menunjukkan bahwa Indonesia, dengan jumlah penduduk +254,9 juta BPS hingga akhir tahun 2015 lalu, hanya mencatatkan indeks penggunaan semen sekitar 235 kgtahun, masih dibawah indeks konsumsi Thailand dan Vietnam. Selain itu data-data lain menunjukkan adanya peningkatan anggaran poyek infrastruktur secara konsisten sejak dua tahun terakhir, dan diprakirakan terus meningkat di tahun-tahun mendatang seiring dengan proyeksi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Seperti diketahui bersama, ekonomi Indonesia di tahun 2016, tumbuh 5,02, dan diproyeksikan akan terus tumbuh di kisaran 5,1-5,5 dalam dua tahun mendatang. Memperhatikan kondisi makro ekonomi terakhir, dimana harga-harga komoditas primer andalan Indonesia berkecenderungan menguat, neraca perdagangan terjaga, inlasi terkendali dan suku bunga rujukan BI telah menurun hingga kini tinggal 4,75, pelaku ekonomi umumnya dan pelaku industri dibidang semen meyakini prospek permintaan semen di Indonesia terus membaik. Keyakinan tersebut didasari juga oleh dukungan kebijakan makroprudensial yang dari Bank Indonesia yang telah menurunkan ketentuan LTV, dan pelonggaran moneter lainnya, seperti pembatasan suku bunga simpanan serta pemberlakuan ketentuan perhitungan Giro Wajib Minimum GWM yang lebih leksibel. Stabilitas dibidang keuangan negara juga diperkirakan lebih baik, dengan telah naiknya outlook peringkat surat utang luar negeri Indonesia menjadi investment grade, sebagaimana telah dikonirmasikan oleh lembaga pemeringkat internasional, Moody’s Inestors Service Moody’s dan Fitch Ratings, menyusul perbaikan mendasar dibidang pengelolaan makro ekonomi yang dilakukan Pemerintah. Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang dijalankan, ditambah keberhasilan program Tax Amnesty serta rencana program tax reform yang segera digulirkan, akan membuat RAPBN Indonesia semakin kuat. Hal ini akan memperkuat kemampuan Pemerintah dalam menstimulir pertumbuhan ekonomi melalui realisasi INFORMASI – INFORMASI MATERIAL PT Semen Indonesia Persero Tbk. 228 belanja infrastruktur, yang pada akhirnya akan mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi lanjutan, selain membuat perekonomian bergerak lebih eisien. Indeks kepercayaan masyarakat, juga terus menunjukan perbaikan menjadi di kisaran 115,4 dari 107,5 di tahun 2015. Dengan memperhatikan seluruh latar belakang kondisi makro ekonomi maupun kondisi riil di masyarakat tersebut, maka prospek industri semen dan industri hilir semen akan tetap baik dimasa mendatang. Lihat juga uraian “Tinjauan Industri Semen” TARGET VS REALISASI Adapun perbandingan antara Rencana Kerja dengan Realisasi 2016 ditampilkan pada tabel berikut. Tabel Target dan Realisasi 2016 dalam Rp miliar, kecuali dinyatakan lain Uraian Rp Miliar 2016 Target 2016 Pencapaian Pendapatan 26.134 27.941 93,5 EBITDA 6.963 7.318 95,2 Laba Bersih 4.522 4.368 103,5 Struktur modal - liabilitas berdampak bung a 6.260 8.026 78,0 - ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 29.035 29.149 99,6 Gearing ratio x 0,22 0,28 0,06 Tahun 2016 merupakan tahun yang cukup menantang bagi Perseroan. Dengan semakin ketatnya persaingan, Perseroan hanya mampu mencapai 93,5 dari pendapatan yang ditargetkan dan 95,2 dari EBITDA yang ditargetkan. Meskipun demikian, perseroan berhasil mencapai laba bersih Rp4.522 miliar atau 103,5 dari tahun lalu. Jika dilihat dari struktur modal, Perseroan hanya merealisasikan hutang sebesar Rp6.260 pada tahun 2016 atau hanya mencapai 78 dari yang ditargetkan. Hal ini mempertimbangkan pembiayan yang ideal bagi Perseroan seiring dengan perkembangan tahun 2016. Untuk ekuitas, Perseroan berhasil mencapai 99,6. TARGET TAHUN 2017 Tabel Target 2017 dan Realisasi 2016 dalam Rp miliar, kecuali dinyatakan lain Uraian 2016 Target 2017 Target tumbuh Pendapatan 26.134 32.440 24 EBITDA 6.963 8.697 25 Laba Bersih 4.522 4.635 3 Struktur modal - liabilitas berdampak bunga 6.260 9.167 46 - ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 29.035 30.977 7 Gearing ratio 0,22 0,28 0,06 Akan ditinjau secara berkala sesuai kondisi di pasar terkait permintaan dan harga jual INFORMASI – INFORMASI MATERIAL