Evaluasi Efektiitas Penerapan Manajemen Risiko Risk Management Maturity Level
PT Semen Indonesia Persero Tbk.
366
Selanjutnya atas putusan PN Jakarta Pusat tersebut, PT Berkala Internasional dan PT
Eksplorasi Mantap International mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta sebagaimana
tertuang dalam Akta Permohonan Banding nomor 172SRT.PDT.BDG2014PN.JKT.PST jo nomor 49
PDT.G2014PN.JKT.PST tanggal 17 Nopember 2014.
Pada April 2015, SP mengajukan kontra memori banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Sampai
dengan laporan keuangan ini diterbitkan belum ada putusan terhadap perkara tersebut dan masih
menunggu proses banding di Pengadilan Tinggi Jakarta.
b. Pada tanggal 1 September 2014, Joko Priyanto dan 6 enam orang warga Rembang dan WALHI
mengajukan gugatan tata usaha negara kepada Gubernur Jawa Tengah selaku Tergugat, atas Izin
Lingkungan Pendirian Pabrik Semen di Rembang milik Perseroan No. 660177 tanggal 7 Juni 2012
yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah pada Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
“PTUN Semarang”, dengan nomor registrasi perkara 064G2014PTUN Semarang.
Berkenaan dengan
gugatan tata
usaha negara tersebut, Perseroan selaku pihak yang
berkepentingan telah secara resmi masuk ke dalam para pihak sebagai Tergugat II Intervensi.
Pada tanggal 16 April 2015, PTUN Semarang menolak gugatan WALHI dan memutuskan bahwa
Izin Lingkungan pendirian Pabrik Semen milik Perseroan di Rembang tetap berlaku dan sah.
Berdasarkan Putusan PTUN Semarang, WALHI mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Surabaya PT TUN Surabaya dan pada tanggal 3 November 2015 PT TUN Surabaya
menerbitkan Putusan atas Perkara No. 135 yang pada intinya menguatkan Putusan di PTUN
Semarang. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan
keuangan konsolidasian ini, Para Penggugat tidak mengajukan upaya hukum Kasasi di Mahkamah
Agung sehingga atas Gugatan Izin Lingkungan dari Perseroan telah memiliki kekuatan hukum
tetap Inkracht van Gewijsde.
Pada tanggal 4 Mei 2016, Para Penggugat mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali
PK dengan mendalilkan telah menemukan novum bukti baru. Atas upaya Hukum PK tersebut,
Gubernur Jateng dan Semen Indonesia telah mengajukan Kontra Memori PK pada tanggal
2 Juni 2016. Proses upaya hukum PK ini telah diproses di Mahkamah Agung dan telah diputus
pada tanggal 5 Oktober 2016, namun Perseroan menerima secara resmi Putusan PK tersebut
tanggal 17 November 2016. Atas Putusan PK tersebut Perseroan melakukan beberapa langkah
lanjutan diantaranya dengan melakukan perubahan Izin Lingkungan Perseroan yang mengakomodir
Pertimbangan Majelis Hakim Putusan PK sehingga Pabrik Rembang dapat terus beroperasi.
SANKSI ADMINISTRASI OLEH OTORITAS PASAR MODAL DAN
LAINNYA
Selama tahun 2016, Perseroan tidak mendapatkan sanksi apapun dari otoritas Pasar Modal atau otoritas
lainnya.
KODE ETIK PERUSAHAAN
a.
Pokok-Pokok Isi Kode Etik. Pedoman Etika.
Merupakan wujud komitmen dalam menjalankan aktivitas bisnisnya untuk menciptakan nilai
perusahaan corporate value dalam jangka panjang, Perseroan menyusun dan menetapkan
pedoman etika bagi seluruh Insan Perusahaan yang dituangkan dalam dokumen Pedoman Etika
Perusahaan. Pedoman Etika merupakan komitmen yang terdiri dari etika usaha Perusahaan dan etika
perilaku setiap Insan Perusahaan yang disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Laporan Keuangan
2016
367
dan melakukan kesesuaian perilaku berdasarkan prinsip-prinsip berkesadaran ethical sensibility,
berpikir etis ethical reasoning, dan berperilaku etis ethical conduct sehingga tercapai keluaran
yang konsisten yang sesuai dengan budaya kerja perusahaan dalam mencapai visi dan misinya.
Pedoman Etika berlaku dan mengikat setiap Insan Perusahaan.
Setiap Insan Perusahaan wajib menandatangani pernyataan kepatuhan terhadap Pedoman Etika.
Demikian pula para pihak yang berkepentingan dengan Perseroan seperti mitra kerja, pemasok,
dan lain-lain wajib menghormati dan melaksanakan Pedoman Etika selama berinteraksi dengan
Perseroan.
Pokok-pokok Etika Perilaku Perusahaan yang harus dipenuhi oleh Insan Perusahaan, meliputi :
a Integritas dan Komitmen Insan Perusahaan; b Hubungan Kerja, yang terkait dengan Lingkungan
Kerja yang Bebas dari Diskriminasi, Pelecehan, Perbuatan Asusila, Ancaman dan Kekerasan;
Kerjasama Antar Insan Perusahaan; dan Atasan dan Bawahan; c Kepatuhan Terhadap Hukum
Dan Peraturan Perundang-undangan; d Benturan Kepentingan dan Penyalahgunaan Jabatan; e
Kesempatan Kerja Yang Adil; f Kerahasian Data dan Informasi dan Kebijakan Pengungkapan
Informasi; g Hak atas Kekayaan Intelektual; h Penggunaan Komunikasi Elektronik; i Informasi
Orang Dalam Insider Trading; j Pemberian dan Penerimaan Hadiah Gratiikasi; k Pemberian
Donasi; l Penyuapan; m Aktivitas Politik; n Perlindungan Dan Penggunaan Aset Perusahaan;
o Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan K3L; p Pencatatan Data, Pelaporan dan
Dokumentasi; q Penyalahgunaan Narkotika, Obat Terlarang, Minuman Keras dan Perjudian; r Citra
Perusahaan
b.
Sosialisasi Penyebarluasan Kode Etik dan Upaya Penegakan.
Perusahaan berkomitmen untuk melakukan sosialisasi,
internalisasi, dan
pemantauan Pedoman Etika Perusahaan kepada seluruh
karyawan dan pejabat Perusahaan maupun pihak eksternal Perusahaan dengan tujuan agar
setiap individu paham dan mengerti serta dapat mengimplementasikan Pedoman tersebut.
Sosialisasi dan Internalisasi Kode Etik serta pemantauan
pelaksanaan Pedoman
Etika dilaksanakan secara efektif dan menyeluruh oleh
Sekretaris Perusahaan, Departemen Hukum GRC, serta Internal Audit. Perseroan juga
melakukan sosialisasi sebagai upaya untuk memperkenalkan, menyebarluaskan informasi
tentang kententuan dalam Pedoman Etika kepada seluruh level dalam perusahaan serta pihak
eksternal yang terkait dengan perusahaan.
c.
Pemberlakukan Kode Etik bagi seluruh level organisasi
Pedoman Etika Perusahaan berlaku dan mengikat bagi setiap Insan Perusahaan dan seluruh level
organisasi perusahaan. Setiap Insan Perusahaan wajib menandatangani pernyataan kepatuhan
terhadap Pedoman Etika Perusahaan. Demikian pula para pihak yang berkepentingan dengan
Perusahaan seperti mitra kerja, pemasok, dan lain-lain wajib menghormati dan melaksanakan
Pedoman ini selama berinteraksi dengan Perusahaan.
Seluruh Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan telah menandatangani komitmen penerapan kode
etik dan menjadikan penerapan GCG sebagai KPI bagi seluruh Unit Kerja dan Karyawan. Selain
itu Perseroan juga selalu konsisten melakukan asesmen penerapan GCG yang dilakukan oleh
pihak independen dan hasil rekomendasinya selalu menjadi bagian dari proses peningkatan
penerapan GCG.
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Semen Indonesia Persero Tbk.
368
d.
Jenis Sanksi Bagi Pelanggar Kode Etik Ketidakpatuhan terhadap ketentuan dalam
Pedoman Etika
dikategorikan sebagai
pelanggaran dan tindak kejahatan kejahatan meliputi korupsi dan tindak pidana ekonomi,
serta tindak pidana umum. Ketidakpatuhan yang dikategorikan sebagai tindak kejahatan dan akan
diindaklanjuti sesuai peraturan perundangan yang berlaku, serta ketidakpatuhan yang dikategorikan
sebagai pelanggaran akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan Disiplin Pegawai yang telah ditetapkan
perusahaan.
e.
Jumlah Pelanggar Kode Etik dan Sanksi yang diberikan
Sepanjang tahun 2016 tidak terdapat pelanggaran terhadap Pedoman Etika yang dilakukan oleh
Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan dan keluarganya.
PENGUATAN BUDAYA PERUSAHAAN
Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman akan corporate culture yang telah
dibentuk sebagai landasan Perseroan bekerja. Dengan budaya perusahaan yang sama, diharapkan langkah
Perseroan menjadi lebih sinergis dan dapat bergerak bersama–sama mencapai visi yang telah ditetapkan.
Salah satu upaya tersebut adalah penguatan budaya CHAMPS.
Budaya CHAMPS terus diperkuat kepada seluruh karyawan sebagai bentuk identitas karyawan
Perseroan. Budaya Korporasi ini merupakan sinergi dari Budaya Korporasi yang ada pada seluruh Perseroan
dan Anak Usaha. Proses pembentukan budaya korporasi berawal dari kesadaran bahwa Perusahaan
memerlukan perekat untuk meempersatukan seluruh Group Perseroan.
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Budaya Korporasi disusun dalam akronim “CHAMPS” yang mengandung nilai-nilai budaya sebagai berikut:
C ompete with a clear Synergized Vision H ave a High Spirit for Continous Learning
A ct with high Accountability M eet customer expectation
P erform ethically with high integrity S trenghthening Teamwork
Kata CHAMPS merupakan penggalan dari kata bahasa Inggris “CHAMPION” yang memiliki arti “pemenang”,
sedangkan huruf S pada akhir kata CHAMPS menunjukkan “lebih dari satu orang” sehingga setiap
insan di Perseroan merupakan pemenang yang akan mewujudkan kemenangan bagi Perseroan ditengah
persaingan ketat yang tengah dihadapi oleh Perseroan.
Perseroan juga memiliki Spirit SMI yaitu:
S inergi M ilitan
I ntegritas
Ketiga spirit Semen Indonesia ini merupakan pengerucutan dari budaya CHAMPS yang terdiri dari 6
karekter budaya. Sinergi menjadi spirit dari 2 karakter budaya CHAMPS yaitu meet customer expectation
dan strengthen teamwork. Hal tsb menjadi spirit bagi Perseroan untuk bersinergi dengan pelanggan melalui
kerjasama tim.
Militan menjadi spirit kedua mencakup budaya compete with clear and synergized vision dan have a high spirit
for continuous learning. Pelaksanaan visi perusahaan dan semangat untuk terus belajar merupakan wujud
dari militansi terhadap perusahaan
Integritas mencakup budaya Act with high accountability dan perform ethically with high integrity.
Laporan Keuangan
2016
369
Spirit SMI mendorong pelaksanaan budaya perusahaan.
S
pirit SMI
PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH
KARYAWAN DANATAU MANAJEMEN
Perseroan belum pernah menyelenggarakan program kepemilikan saham untuk karyawan danatau
manajemen ESOPMSOP
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN
WHISTLEBLOWING SYSTEM