Konvensi Inovasi Tingkat Internasional • Penghargaan inovasi bidang lingkungan •

TATA KELOLA PERUSAHAAN 277 Komitmen dan Tujuan Penerapan GCG 280 Pedoman, Struktur dan Mekanisme Tata-kelola 285 Assessment Penerapan GCG 287 RoadMap Penerapan GCG 289 Penghargaan Terkait Penerapan GCG 311 Dewan Komisaris 323 Komite Penunjang Dewan Komisaris 290 Direksi 302 Rapat Umum Pemegang Saham 336 Sekretaris Dewan Komisaris Sekdekom 338 Sekretaris Perusahaan 342 Unit Audit Internal 349 Akuntan Perseroan 352 Sistem Pengawasan dan Pengendalian Internal 355 Internal Audit 358 Manajemen Risiko 360 Pengawasan Pengendalian Penerapan GRC Terpadu 370 Kode Etik Perusahaan dan Budaya Perusahaan 373 Sistem Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System 376 Penerapan Pedoman Tata Kelola di Perusahaan PT Semen Indonesia Persero Tbk. 276 LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Menyadari pentingnya akuntabilitas dalam setiap tahapan operasional, Perseroan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG dengan melaksanakan seluruh aturan perundangan, kebijakan dan pedoman kerja sesuai kaidah pengelolaan perusahaan terkini untuk menjamin pertumbuhan usaha yang berkualitas dalam jangka panjang dan meningkatnya kesejahteraan para pemangku kepentingan” Penerapan GCG yang berkualitas membuat Perseroan mendapatkan akuntabilitas yang tinggi dihadapan para pemangku kepentingan, baik dalam memaparkan rencana pengembangan usaha maupun dalam menyampaikan kinerja Pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah Laporan Keuangan 2016 277 Komitmen dan Tujuan Penerapan GCG Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, Perseroan berkomitmen untuk menjadikan GCG sebagai budaya dalam mengelola perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan menetapkan misi GCG sebagai berikut: • Mewujudkan tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. • Mewujudkan pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. • Mewujudkan seluruh organ perusahaan dalam pengambilan keputusan senantiasa dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan menerapkan prinsip tata kelola yang baik untuk menjamin tercapainya hasil yang optimal dalam penerapan GCG, meliputi: • Meningkatnya kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatnya eisiensi operasional Perseroan serta lebih meningkatnya pelayanan kepada pemangku kepentingan. • Meningkatnya corporate value, melalui peningkatan kinerja keuangan dan minimalisasi risiko keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan. • Meningkatnya kepercayaan investor. • Tercapainya stakeholder satisfaction akibat peningkatan corporate value dan dividen Perseroan. • Mengarahkan dan mengendalikan hubungan kerja Organ Perseroan • Meningkatkan pertanggungjawaban pengelolaan Perseroan kepada Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan para stakeholders. • Mendorong dan mendukung pengembangan usaha, pengelolaan sumber daya perusahaan dan pengelolaan risiko secara lebih efektif sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Melalui komitmen yang tinggi dan konsistensi terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan meyakini akan dapat mencegah praktik- praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN serta meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan Perseroan. Perseroan berkomitmen penuh melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di seluruh proses bisnis untuk mendorong pengelolaan perseroan yang profesional, transparan dan efisien dengan peningkatan keterbukaan, akuntabilitas, bertanggungjawab dan adil. LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 278 Komitmen Manajemen atas kepatuhan terhadap GCG terdiri dari beberapa kebijakan dan ketentuan terkait diantaranya: • Seluruh Jajaran Perseroan berkomitmen melaksanakan seluruh aturan dan kebijakan sebagai bagian dari upaya menerapkan praktek terbaik tata kelola perusahaan. Komitmen tersebut ditunjukan oleh Jajaran Manajemen Puncak dengan selalu mendasarkan seluruh keputusan dan penetapan kebijakan pokok perusahaan pada aturan-aturan dan undang-undang yang relevan. • Manajemen Puncak mempelopori pelaksanaan penanda-tanganan Surat Pernyataan Kepatuhan Etika, Surat Pernyataan Benturan kepentingan dan Surat Pernyataan Kepemilikan Saham Perusahaan untuk mematuhi seluruh aturan yang terkandung pada pedoman Etika Perusahaan. Pernyataan Surat Kepatuhan Etika ditandatangani oleh seluruh jajaran Perseroan hingga level pelaksana. • Penetapan KPI terkait implementasi GCG. • Penetapan tugas dan tanggung jawab dari setiap fungsi yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan pengendalian internal perusahaan; • Pengelolaan pengendalian internal perusahaan, pencapaian target, merancang kebijakan prosedur dan pengendalian pengungkapan, dokumentasi, pelaporan, dan menyediakan pernyataan tertulis mengenai hasil efektivitas ICOFR dan hasil self assessment yang dilakukan secara periodik. KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Perseroan terus melengkapi dan menyempurnakan aturan kebijakan operasional sebagai bagian dari penerapan praktik GCG terbaik. Dalam menjalankan segenap aktivitas bisnisnya, Perseroan menerapkan prinsip-prinsip GCG sejalan dengan visi, misi dan budaya Perusahaan. Prinsip-prinsip GCG merupakan tuntunan sikap dan perilaku bagi segenap jajaran perseroan dan pemangku kepentingan yang akan dilaksanakan dengan mengacu pada kebijakan- kebijakan pokok diantaranya: Integritas Bisnis Hubungan yang baik antara Perseroan dengan Para Pemangku Kepentingan dan peningkatan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang hanya dapat dicapai melalui integritas bisnis Perusahaan dalam setiap kegiatan usaha. Standar Akuntansi Kebijakan akuntansi Perseroan harus mereleksikan setiap transaksi keuangan dan perubahan aset serta menjamin bahwa semua transaksi keuangan tercatat secara akurat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Transaksi Benturan Kepentingan Perseroan telah menetapkan peraturan “Transaksi Benturan Kepentingan”, dimana ditegaskan bahwa pihak-pihak internal maupun eksternal Perseroan yang memiliki peluang tersangkut dalam transaksi dimaksud dilarang terlibat dalam proses pembuatan keputusan menyangkut transaksi tersebut. Untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan, seluruh jajaran Direksi tidak memiliki saham Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap tahun Direksi dan Dewan Komisaris menandatangani Surat Pernyataan Benturan Kepentingan dan Surat Pernyataan Kepemilikan Saham Perusahaan. Transaksi Dengan Pihak-pihak Ailiasi dan Hubungan Istimewa Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, yaitu Perusahaan- Perusahaan di bawah Grup Semen IndonesiaGrup Perseroan dan perusahaan-perusahaan lain yang memiliki pengurus yang sama dengan danatau berasal dari Semen Indonesia.Transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa tersebut dilakukan secara transparan dan wajar sehingga kepentingan Pemegang Saham dan Perseroan tidak dirugikan. LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Laporan Keuangan 2016 279 Transaksi Orang Dalam Insider Trading Selain diatur dalam Pedoman Etika, Perseroan mengeluarkan aturan terkait hal ini dengan mangacu pada Undang-undang Pasar Modal Undang-Undang No. 8 tahun 1995, Penjelasan Pasal 95 tentang Pasar Modal dan Peraturan BAPEPAM yang melarang Orang Dalam untuk membeli atau menjual efek perusahaan tercatat, kecuali jika memenuhi pengecualian sebagaimana diatur dalam Peraturan BAPEPAM No. XI.C.1, tentang “Transaksi Efek Yang Tidak Dilarang Bagi Orang Dalam”. Pengadaan BarangJasa Perseroan menerapkan kebijakan pengadaan yang transaparan dan akuntabel, memenuhi prinsip-prinsip efektif dan eisien, terbuka dan bersaing adil dan tidak diskriminatif. Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan menghindari terjadinya transaksi benturan kepentingan. Pengendalian Kualitas Produk Sebagai bagian dari implementasi tanggung jawab Perseroan terhadap para pelanggan dan konsumen produknya, Perseroan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu tentang pengendalian kualitas produk dan jasa yang dihasilkan oleh Perseroan. Remunerasi Sistem remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi didasarkan atas asas kewajaran dan kinerja perusahaan. Remunerasi untuk Dewan Komisaris ditentukan berdasarkan tingkat remunerasi Perseroan yang ditetapkan oleh RUPS. Remunerasi untuk Direksi ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan usulan Dewan Komisaris. Keterbukaan Informasi Pelaksanaan keterbukaan informasi didasarkan pada kebijakan klasiikasi informasi yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Informasi yang tidak bersifat rahasia dapat dipublikasikan dan diakses oleh masyarakat melalui sarana dan fasilitas yang ada. Informasi penting diungkapkan secara tepat waktu, akurat, jelas, dan obyektif dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan kepada Pemegang Saham dan Instansi Pemerintah yang terkait sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan senantiasa menyampaikan informasi penting dengan tepat waktu, akurat, jelas dan objektif LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 280 Manajemen Kinerja Perseroan menetapkan Key Performance Indicator KPI sebagai ukuran kinerja yang harus dicapai oleh manajemen sebagai tolak ukur pencapaian target dalam operasionalisasi strategi. Saat ini perseroan mengimplementasikan pengukuran kinerja pada level holding dan dicascade ke Operasional Company pada level fungsional. Untuk memastikan bahwa KPI yang ditetapkan selaras dengan pencapain visi dan misi perseroan senantiasa dilakukan alignment secara vertical dan horizontal. Pelaksanaan kebijakan manajemen kinerja ini secara keseluruhan menggunakan tools Balanced Scorecard yang meliputi pengukuran berdasarkan perspektif inancial, customer, internal business proses, dan learning and growth. Progres pencapaian KPI dan program optimalisasi kinerja korporasi dibahas secara rutin dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris. STRUKTUR, PEDOMAN dan MEKANISME TATA KELOLA Tata kelola perusahaan telah berjalan dengan baik dan senantiasa dilandasi cara kerja yang etis, transparan dan atas dasar Kepercayaan. Perseroan juga memiliki struktur tata kelola yang lengkap: memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan, mengelola risiko bisnis, menjaga nama baik dan memiliki tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat, termasuk kesejahteraan warga sekitar dan lingkungan, sedangkan standar kerja yang diterapkan Perseroan mengutamakan etika, kejujuran, keterbukaan dan akuntabilitas yang berlaku untuk semua tingkatan dan jajaran organisasi. Struktur Sesuai dengan Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas, Organ perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi. Kepengurusan perseroan menganut system dua badan two boards system, yaitu Dewan Komisaris dan Direksi, yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana diamanatkan dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Perundang- Undangan yang terkait lainnya. Pada jajaran Dewan Komisaris telah dibentuk komite- komite fungsional untuk memberdayakan fungsi kepengawasan, yang terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta Komite Strategi Manajemen Risiko dan Investasi SMRI. Demikian pula di jajaran Direksi telah dibentuk unit kerja yang mengendalikan, mengawal dan bertanggung jawab atas implementasi GCG dan juga bertugas sebagai mitra kerja dari komite-komite di bawah Dewan Komisaris, sebagaimana tampak pada gambar berikut: Dewan Komisaris Direksi Komite SMRI Sekertaris Perusahaan Komite Niminasi Remunerisasi Departemen Hukum Governance Risk Complience Komite Audit Internal Audit Departemen Pengembangan Sistem SDM Departemen Jaminan Mutu K3 Lingkungan Departemen Corporate Social Responsibility LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Laporan Keuangan 2016 281 Terdapat keterkaitan erat antar unit kerja pengelola GCG di perusahaan, yaitu Sekretaris Perusahaan selaku penanggung jawab Board Governance fungsi komunikasi dan koordinasi dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris, Departemen Hukum GRC fungsi operational governance, penyusunan kebijakan, dan kepatuhan dan Internal Audit sebagaimana tampak pada gambar berikut ini: PEDOMAN GCG PTSI Berbasis UUPT, UUBUMN, UUPM, AD, GCG OJK, dan Common Practices Asean GCG Std, dll Kebijakan Pengaduan Pelanggaran dan Kebijakan Penegakan Disiplin Pr oses, Struktur , dan Sistem Pedoman Etika Perusahaan dan Nilai-nilai Budaya SIG Etika Bisnis, Etika Perilaku, CHAMPS Board Governance Board Manual, Pakta Integritas, Kontrak Manajemen Sekertaris Perusahaan Dep. Hukum GRC Operational Governance Kebijakan GRC, ICT Governance, ICOFR, ERM, Whistleblowing System, Complience, Human Capital, Pengadaan, dan kebijakan lainnya Overight Audit System Inter nal Audit Charter , Boar d Committeess Charter , Exter nal Auditing Assessment Pedoman Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan praktek terbaik prinsip GCG, Perseroan telah melengkapi infrastruktur tata kelola yang dibutuhkan dan senantiasa melakukan peninjauan dan penyempurnaan terhadap soft structure-nya yakni pedoman dan kebijakan, sesuai kaidah GCG guna meningkatkan effektivitas pengelolaan perusahaan. Kerangka kebijakan soft structure tersebut meliputi Board Manual, Pedoman Pelaksanaan GCG, Pedoman Etika Perusahaan, dan Kebijakan-kebijakan Lainnya yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Direksi. INfRASTRUCTURE SOfT STRUCTURE √ RUPS √ Budaya Perusahaan √ Dewan Komisaris √ Pedoman GCG √ Direksi √ Pedoman Etika Perusahaan √ Komite Pendukung Komisaris • Komite Audit • Komite Strategi, Investasi dan Risiko • Komite Nominasi Remunerasi √ Manual Board √ Charter √ Kebijakan Perusahaan √ SMSI • Manual level 1 • Prosedur level 2 • Work Instruction • Record √ Sekertaris Perusahaan √ Manajemen Risiko √ Internal Audit √ Whistle Blower System √ Eksternal Audit √ Pedoman Pengendalian Gratiikasi LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 282 Perusahaan memastikan kehandalan infrastruktur infrastructure dan soft stucture dalam penerapan GCG, antara lain dengan menyusun Pedoman GCG dan pedoman terkait seperti Board Manual, Piagam Charter Komite Dewan Komisaris, PiagamCharter Internal Audit, Pedoman Etika, Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran, Pedoman Pengendalian Gratiikasi, Pedoman Tata Kelola ICT, dsb. Pedoman tersebut disosialisasikan kepada stakeholder yang terkait dan diperbaharui. Perusahaan menggunakan teknologi informasi yang memadai untuk menunjang kelancaraan implementasi GCG, antara lain melalui website perusahaan, aplikasi eGRCA aplikasi untuk GCG, Manajemen Risiko Kepatuhan, aplikasi self assessment Index GCG, aplikasi dms document management system untuk sistem manajemen kebijakan, prosedurpedoman, dsb, intranet, aplikasi hukum online terkait aturan internal perusahaan seperti SK Direksi, pengumuman, dsb yang digunakan sebagai media komunikasi dan sosialisasi penerapan GCG. Hingga tahun 2016 telah dilakukan update atas beberapa pedoman dan implementasi sebagai berikut:

a. Board Manual. Merupakan pedoman kerja antara

Dewan Komisaris dan Direksi. Board Manual mencakup pejabaran mengenai hal-hal apa yang menjadi tugas dan kewenangan Dewan Komisaris dan Direksi serta kesepakatan mengenai mekanisme dan hubungan kerja di antara kedua organ tersebut dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, dan arahan Pemegang Saham yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Perseroan melakukan update atas Board Manual dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan perundangan yang terbaru. Antara lain The Indonesian Corporate Governance Manual ICGM Otoritas Jasa Keuangan OJK, Tahun 2014 dan Peraturan OJK.

b. Pedoman GCG. Disusun sebagai pedoman dan

untuk memberikan arahan dalam pengelolaan Perusahaan kepada Pemegang saham, Dewan Komisaris, Direksi, Organ pendukung Dewan Komisaris dan para Pemangku Kepentingan. Perseroan melakukan update atas Pedoman GCG pada tahun 2016 dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan perundangan yang terbaru, yaitu antara lain Peraturan OJK.

c. Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran.

Sistem Pelaporan Pelanggaran atau Whistleblowing System “WBS” merupakan sistem yang digunakan untuk menampung, mengolah dan menindaklanjuti serta membuat pelaporan atas informasi yang disampaikan oleh pelapor mengenai tindakan pelanggaran yang terjadi di lingkungan perusahaan. Perseroan menetapkan Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran atau Whistleblowing System “Pedoman WBS” melalui Surat Keputusan Direksi. Pedoman WBS merupakan kebijakan untuk meningkatkan kepatuhan Insan Perusahaan terhadap peraturan dan standar etika yang berlaku serta mencegah terjadinya tindakan pelanggaran. Dalam Pelaksanaan dan penerapan WBS, Perseroan membentuk Tim Pelaporan Pelanggaran Perseroan “Tim P3” yang beranggotakan Sekretari Perusahaan, Kadep. Hukum GRC, Kabiro Hukum, Kabiro GRC, dan Kabiro Kegiatan Perusahaan. Selama tahun 2016 Tim P3 menerima 3 laporan dan keseluruhan laporan tersebut telah ditindaklanjuti.

d. Pedoman Kepatuhan. Perseroan berkomitmen

untuk mengelola manajemen kepatuhan perusahaan dengan melaksanakan dan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Manajemen Kepatuhan Compliance Management merupakan seluruh sistem yang diterapkan di Perusahaan untuk mengidentiikasi, memantau dan memastikan bahwa: LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Laporan Keuangan 2016 283 • Tidak ada kebijakan internal yang bertentangan satu dengan lainnya. • Tidak ada kebijakan internal yang bertentangan dengan berbagai peraturan perundangan yang di atasnya maupun berbagai standar praktik terbaik yang diadopsi. • Seluruh keputusan dan kegiatan Perseroan telah memperhatikan dan mematuhi berbagai ketentuan internal maupun eksternal yang berlaku. • Seluruh informasi yang disampaikan kepada para pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan, seperti namun tidak terbatas pada Laporan Keuangan, telah disajikan dengan benar sesuai ketentuan, standar, dan peraturan yang berlaku. Compliance Management ICOFR CSA Kepatuhan terhadap Standar yang diadopsi mis. HSE, PROPER, ISO, dll Kepatuhan terhadap Regulasi yang Berlaku Corporate Obigation Register Dokumentasi Elemen-elemen sistem kepatuhan yang diperlihatkan dalam Gambar adalah elemen- elemen dan ruang lingkup penerapan Manajemen Kepatuhan di perusahaan yang mencakup namun tidak terbatas pada: • Kepatuhan terhadap standar dan pengendalian internal atas pelaporan keuanganICoFR Internal Control over Financial Reporting dengan sistem sertiikasi berjenjang Control Self-Assessment; • Kepatuhan terhadap berbagai standar yang diadopsi, termasuk namun tidak terbatas pada aspek kesehatan, keselamatan dan lingkungan hidup HSE dan ISO, serta memastikan bahwa tingkat keterpenuhan kriteria penilaian yang diberlakukan bagi Perseroan di seluruh aktivitasnya di dalam negeri seperti PROPER maupun di luar negeri. • Kepatuhan terhadap berbagai regulasi yang berlaku, baik di dalam yurisdiksi hukum Republik Indonesia maupun di manca negara overseas. • Pengembangan daftar kewajiban Perseroan corporate obligation registers secara komprehensif dan mendokumentasikan berbagai regulasi, kewajiban legal kontrak- kontrak dan perikatan, dan hasil standarisasi sertiikasi.

e. Pedoman Pengendalian Gratiikasi. Perseroan

berkomitmen untuk mendukung upaya Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menandatangani Surat Komitmen Penerapan Pengendalan Gratiikasi dengan KPK. Sebagai wujud komitmen sebagaimana tersebut di atas, Perseroan menyusun Pedoman Pengendalian Gratiikasi sebagai panduan atas tata laksana penerimaan, pemberian, penolakan dan pelaporan gratiikasi di lingkungan perusahaan. Pedoman tersebut telah ditetapkan dalam SK Direksi. LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Semen Indonesia Persero Tbk. 284 1 2 4 6 7 I II i ii iii 3 5 Menyerahkan Gratiikasi sesuai 5x Maks. 7 HK sejak SK diterima Pelapor Langsung Surat Email Revisi Dokumen Veriikasi Kelengkapan Hasil analisis atas Rekapitulasi Laporan restu Disampaikan melalui TPG maks. sejak gratiikasi diterima Veriikasi Kelengkapan Permintaan data Keterangan Analisis Penetapan status Rekapitulasi laporan Restu Maks. 1x sejak laporan diterima SK KPK Penetapan Status Kepemilikan Gratiikasi diserahkan ke Pelspor Fax Pelapor Mengisi formulir Lap. Gratiikasi Disampaikan melalui TPG KPK Gambar Alur Pelaporan Gratiikasi Mekanisme Tata Kelola Perseroan Dalam struktur penerapan GCG perusahaan, para pemegang saham melalui forum RUPS dapat melakukan pengambilan keputusan penting berkaitan dengan investasi yang telah ditanamkan di Perseroan. Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan pada kepentingan Perseroan. RUPS atau Pemegang Saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Peraturan perundang-Undangan. Dengan kedudukan yang setara, para pemegang saham akan mempertimbangkan dengan seksama keputusannya demi kepentingan jangka panjang Perseroan. Setelah keputusan diambil, maka RUPS kemudian akan menyerahkan segala kewenangan pengawasan dan pelaksanaan keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Hal ini sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangan yang berlaku. Pengelolaan perusahaan dan pelaksanaan atas setiap keputusan RUPS tersebut dilakukan oleh Direksi. Dewan Komisaris kemudian melakukan pengawasan dan memberikan nasehat untuk memastikan bahwa tujuan Perseroan serta keputusan RUPS tersebut dilaksanakan dan dicapai. Dengan tugas dan tanggung jawab yang sedemikian besar dalam menjaga keberlangsungan Perseroan, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Penunjang sedangkan Direksi dibantu oleh unit kerja yang terkait dengan mekanisme tata kelola tersebut. LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Laporan Keuangan 2016 285 ASSESSMENT PENERAPAN GCG Perseroan melakukan assessment pelaksanaan Praktek GCG dengan tujuan mengukur kedalaman implementasi praktek GCG sekaligus mendapatkan umpan balik bagi perbaikannya di masa mendatang. Assessment terhadap penerapan GCG Perseroan di tahun 2016 dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Berdasarkan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-16S.MBU2012 tentang Indikator Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara yang diterbitkan pada tanggal 6 Juni 2012 “BUMN Scorecard”. 2. Berdasarkan Corporate Governance Perception Index “CGPI Index” oleh Indonesian Institute Of Corporate Governance IICG. 3. Berdasarkan Asean Good Corporate Governance Scorecard “Asean CG Scorecard” oleh Indonesian Institute For Corporate Directorship IICD. Asessment GCG Berdasarkan BUMN Scorecard Sejak tahun 2009 Perseroan melakukan assessment pelaksanaan praktik GCG dengan tujuan mengukur kedalaman implementasi praktek GCG sekaligus mendapatkan umpan balik bagi perbaikannya di masa mendatang. Penilaian tersebut dibuat dengan menggunakan parameter Company Corporate Governance Scorecard, yang dikeluarkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara berdasarkan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No: SK- 16S.MBU2012 tentang Indikator Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara yang diterbitkan pada tanggal 6 Juni 2012. Pada tahun 2015 untuk pertama kalinya Perseroan melakukan self assessment Index GCG melalui Tim Self Assessment Internal “ self assessment 2015”. Metodologi yang digunakan adalah melakukan evaluasi atas tindak lanjut dari 46 Area Of Improvement “ AOI” atas rekomendasi hasil self assessment tahun 2014, yaitu berupa 8 AOI telah selesai ditindaklanjuti, dan 36 dalam proses untuk tindak lanjut. Untuk tahun 2016, Perseroan dibantu oleh PT Sinergi Daya Prima melakukan assessment implementasi GCG tahun 2016 dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi pada assessment tahun 2014. Capaian skor GCG Index pada tahun 2016 adalah sebesar 92,23. Hasil penilaian assessment GCG Perseroan tahun 2016 menggunakan metode penilaian yang berbeda dengan self assessment 2015, sehingga hasil nilai 92,23 ini akan relevan jika disandingkan dan diperbandingkan dengan hasil assessment di tahun 2014 oleh assessor independen BPKP Provinsi Jawa Timur. TAHUN NILAI GCG INDEX ASSESSOR INDEPENDEN 2009 83,88 BPKP Provinsi Jawa Timur 2010 88,371 BPKP Provinsi Jawa Timur 2011 88,91 BPKP Provinsi Jawa Timur 2012 84,57 BPKP Provinsi Jawa Timur 2014 91, 38 BPKP Provinsi Jawa Timur 2015 93,31 Tim Self Assessment Internal 2016 92,23 PT Sinergi Daya Prima Assessment GCG Berdasarkan CGPI Index Keikutsertaan Perseroan dalam CGPI Index Tahun 2016 merupakan yang pertama kali. Program CGPI Index menggunakan tiga 3 ruang lingkup penerapan GCG dalam perspektif keberlanjutan yang terdiri dari lingkup kepatuhan compliance, lingkup kesesuaian conformance, dan lingkup kinerja performance. Bobot penilaian CGPI menggunakan metode ANP LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN