5. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Manfaat PTK sangat besar bagi dunia pendidikan. Menurut Santyana 2007: 100, “PTK dapat memberikan
manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. “PTK
dapat merangsang para praktisi menjadi lebih mandiri yag ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan
menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut
tumbuh sebagai akibat guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis.
Pelaksanaan PTK secara kontinu dapat membentuk sikap profesioanal guru, kepala sekolah, pengawas, sehingga mereka
tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zona nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hasil yang
lebih baik. Sikap profesional ini muncul dari rasa kepedulian untuk
memecahkan masalah-masalah
praktis dalam
kesehariannya.
Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum
tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh gagasan- gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan,
pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati guru di lapangan. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat
pendidikan dan pembelajaran secarak empirik. Menurut Wijaya 2009 :14, manfaat Penelitian Tindakan
Kelas antara lain: a
Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran. b
Meningkatkan profesiaonalitas guru. c
Meningatakan rasa percaya diri guru.
d Memungkinkan guru mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya. e
Menumbuhkan kebiasaan menulis dan kebiasaan meneliti f
Melatih pemikiran ilmiah.
6. Fungsi Penelitian Tindakan Kelas
Secara umum fungsi penelitian tindakan menurut Arifin 2011: 101 , adalah sebagai alat untuk memperbaiki mutu dan
efisiensi praktik pembelajaran di kelas. Secara khusus, Cohen dan Manion memerinci fungsi penelitian tidakan menjadi lima
kategori, yaitu a sebagai alat untuk memecahkan masalah melalui diagnosis dalam situasi tertentu, b sebagai alat
penelitian dalam jabatan dan membekali guru dengan keterampilan, metode dan teknik mengajar yang baru,
mempertajam kemampuan analisisnya, dan menyadari kelebihan dan kekurangan pada dirinya, c sebagai alat untuk
mengenalkan pendekatan
baru atau
inovatif dalam
pembelajaran, d sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi antara guru di lapangan dengan peneliti akademis, dan
memperbaiki kegagalan penelitian tradisional, dan e sebagai alternatif yang lebih baik untuk mengantisipasi pendekatan yang
lebih subjektif, impresionistik dalam memecahkan masalah di dalam kelas.