BAB III KEGIATAN BELAJAR 2 KONSTITUSI DAN PERUNDANG-UNDANGAN
A.  Konstitusi  Negara
Konstitusi  mengatur  pelaksanaan demokrasi,  yaitu  melalui  sistem  perwakilan.  Di seluruh  dunia,  saat  ini  negara-negara telah  memiliki  lembaga  perwakilan  itu  dengan
berbagai nama dan sistem kerjanya.Suatu   kehidupan  berbang-sa    dan  bernegara  agar tujuan  yang diinginkan  terwujud,  harus   ditopang   dengan dasar negara  dan konstitusi
yang    mantap.  Dasar negara  dan konstitusi tersebut  dirumuskan   oleh    pendiri  negara atau   bangsa   itu sendiri. Karena merekalah yang memahami  karakteristik bangsanya.
Konstitusi negara mempunyai  peran  penting  dalam  upaya  mempertahankan keberadaan  sebuah negara dari pengaruh  berbagai  perkembangan  yang terus bergerak
dinamis.  Untuk    mengikuti    perkembangan,    khususnya    yang    berkaitan  dengan keinginan  hati  nurani  bangsa,  maka  konstitusi  suatu  negara  perlu  disusun  dengan
sempurna. Dalam  kehidupan  berbangsa dan  bernegara, setiap  warganegara,  penguasa atau  penyelenggara  negara,  dan  siapa  saja  yang    setuju  pada  kekuasaan  negara,
harus  mengerti  dan  memahami  berbagai   macam  aturan  yang  berlaku.  Aturan-aturan itu  harus  ditaati dan   dijunjung   tinggi   agar   tujuan   hidup   berbangsa   dan   bernegara
tercapai.  Tujuan  yang  hendak  dicapai  adalah  kehidupan  yang  tertib,  tenteram,  adil, dan makmur.
Konstitusi  Negara  Republik  Indonesia    yang  disebut  UUD  1945  juga    sebagai Konstitusi    Negara    Indonesia.    Dalam    UUD    1945    atau  Konstitusi    Negara    itulah
“aturan    main”    untuk    menjamin    berjalannya  kehidupan    berbangsa  dan  bernegara dirumuskan.  Mengenai  aturan,  tatanan,  dan    hukum  yang  berlaku  di  Indonesia  itu
dituangkan dalam berbagai
peraturan perundang-undangan.
Ini berarti
penyelenggaraan negara  Indonesia  mengacu  pada  konstitusi  atau  UUD  1945.  Menurut sifat   dan   fungsinya   Undang-Undang   Dasar   adalah suatu  naskah yang  menjelaskan
tentang  kerangka  dan  tugas-tugas pokok  dari  badan-badan  pemerintah  suatu  negara dan  menentukan pokok-pokok  cara  kerja  badan-badan  tersebut.  Oleh  karena  itu, setiap
warganegara harusmemahami  dasar  Negara  atau konstitusi negaranya.  Sehingga  setiap warga  negara  dapat  berpartisipasi  aktif  dalam  pemerintahan,  termasuk  ikut
membangun dan mempertahankan negaranya  dari  berbagai  ancaman  dan  gangguan, baik  dari  dalam maupun dari luar negeri.
Disamping  berlaku  hukum  dasar  yang  tertulis,  yaitu  UUD,  dalam  praktik pemerintahan  berlaku  pula   hukum   dasar   yang   tidak   tertulis yang  disebut  konvensi.
Hukum  dasar  yang  tidak  tertulis  itu  merupakan  aturan-aturan    dasar    yang    timbul dan    terpelihara    dalam    praktik penyelenggaraan    negara   meskipun   tidak   tertulis.
Contoh   konvensi yang dilaksanakan dalam praktik diantaranya adalah: 1.  pengambilan  keputusan diutamakan berdasarkan    musyawarah  untuk  mufakat
daripada  menggunakan pemungutan suara  voting; dan 2.  pidato kenegaraan Presiden RI setiap  tanggal 16 Agustus di dalam sidang DPR.
Dalam   Bahasa   Indonesia,   konstitusi   disamaartikan   dengan Undang-Undang Dasar    grondwet,    grundgesetz.    Sehingga,    dalam  praktik  kenegaraan,  Indonesia
pernah  menggunakan  istilah  “konstitusi”  sebagai    pengganti    UUD,    yaitu    ketika bernama   Republik   Indonesia Serikat. Saat itu UUD yang dipakai adalah Konstitusi  RIS.
Konstitusi  itu  memuat  3  unsur  yang  penting  dalam  maknanya, yaitu: 1.   konstitusi dipandang sebagai wujud perjanjian masyarakat;
2.   konstitusi adalah piagam yang menjamin hak asasi manusia; dan 3.   konstitusi adalah kerangka bangunan pemerintahan.
Konstitusi   menurut   makna    katanya    berarti   “dasar   susunan badan   politik” yang    bernama   negara.   Konstitusi   menggambarkan  seluruh  sistem  ketatanegaraan
suatu  negara,  yaitu  berupa  kumpulan peraturan  yang  membentuk,  mengatur  atau
316
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
memerintah  negara.  Dalam    perkembangannya,    istilah    konstitusi  mempunyai    dua pengertian berikut ini.
1.  Dalam  pengertian  luas,  konstitusi  berarti keseluruhan  dari ketentuan-ketentuan  dasar atau  hukum  dasar  droit  constitunelle.  Seperti    halnya    hukum    pada    umumnya,
hukum    dasar   juga    tidak  selalu  berbentuk  dokumen  tertulis.  Konstitusi  dapat  pula terdiri dari unsur-unsur  tertulis,  atau  dapat  juga  berupa  campuran  dari  dua unsur
tersebut.
2.  Dalam  pengertian  sempit  terbatas,  konstitusi  berarti  piagam  dasar  atau  undang- undang dasar  loi constitunelle,  yaitu  suatu dokumen lengkap  mengenai  peraturan-
peraturan  dasar  negara.  Contohnya antara lain: a  UUD 1945 yang berlaku di Indonesia;
b   Konstitusi Amerika Serikat tahun 1787; c    Konstitusi Prancis tahun 1789;
d   Konstitusi Federasi Swiss tahun 1848.
Jadi,   konstitusi   dalam   arti   sempit   terbatas   berarti   sebagian    dari  hukum dasar,  yang  merupakan  satu  dokumen  tertulis  yang  lengkap.  Dalam    perkembangan
pada    umumnya    konstitusi    merupakan  dokumen  yang  memuat  aturan-aturan  hukum dan  ketentuan-ketentuan  hukum  yang  pokok-pokok  atau  dasar-dasar,  yang  sifatnya
tertulis  dan tidak  tertulis,  yang  menggambarkan  tentang  sistem  ketatanegaraan suatu negara.  Sedang   Undang-undang  Dasar  merupakan  suatu  kitab  atau    dokumen    yang
memuat   aturan-aturan    hukum   dan   ketentuan-  ketentuan  hukum  yang  pokok-pokok atau  dasar-dasar  yang  sifatnya tertulis    dan    menggambarkan    tentang    sistem
ketatanegaraan   suatu negara. Dengan   memperhatikan   perbedaan   tersebut   di   atas berarti  bahwa    konstitusi  memiliki  makna  yang  lebih  luas  daripada  Undang-  undang
Dasar.    Konstitusi    meliputi    ketentuan-ketentuan    dasar    yang  sifatnya    tertulis    dan tidak    tertulis.    Undang-Undang    Dasar    hanya meliputi  ketentuan-ketentuan  dasar
yang  tertulis.  Jadi  Undang-undang Dasar    merupakan    bagian    dari    konstitusi. Undang-undang   Dasar adalah konstitusi yang tertulis. Namun  demikian,  dalam    praktik
sehari-hari,   pengertian  konstitusi  sering  disamakan  dengan  UUD.  Konstitusi  sebagai hukum  dasar   disamakan  artinya  dengan  UUD  sebagai  hukum  dasar  tertulis.  Hal  itu
disebabkan  bahwa  di  Indonesia  UUD  atau  hukum  dasar  yang  tertulis  lebih  nyata keberadaan  dan  penjabarannya  di  dalam  peraturan  perundang-undangan  nasional.
Sedangkan  konvensi  hanya menyangkut persoalan-persoalan  yang bersifat  seremonial. Oleh  karena  itu,  UUD  1945  sebagai  hukum  dasar  atau  konstitusi negara  mengandung
pengertian: 1.  UUD 1945 itu bersifat mengikat, baik pemerintah, setiap lembaga negara, lembaga
masyarakat, maupun warga negaranya. 2.  UUD 1945 berisi norma-norma, kaidah-kaidah, aturan-aturan atau ketentuan yang
harus dilaksanakan dan ditaati oleh semua pihak yang terikat dalam negara. 3.  UUD 1945 berfungsi sebagai sumber hukum setiap produk hukum seperti UU, PP,
Perpu. 4.  UUD  1945  menjadi  dasar  setiap  tindakan  pemerintah  dengan berbagai
kebijaksanaan. Peraturan    daerah    sebagimana    yang    dimaksud    pada    hirarki  peraturan
perundang-undangan  tersebut  meliputi  tiga  macam peraturan. 1.  Peraturan   Daerah   Provinsi   yang   dibuat   oleh   DPRD   Provinsi bersama
Gubernur. 2.  Peraturan Daerah  KabupatenKota  yang  dibuat  oleh  DPRD KabupatenKota
bersama BupatiWalikota. 3.  Peraturan  Desa  Peraturan  yang  setingkat  yang  dibuat  oleh  Badan  Perwakilan
Desa  atau  nama  lainnya  bersama  dengan  Kepala  Desa atau nama lainnya.
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
317
Gambar  3.1  Dalam  negara  yang  berdasar  sistem  konstitusional,  rakyat berhak menentukan jalannya pemerintahan. Jika rakyat tidak puas dengan kebijakan pemerintah,
maka rakyat bisa protes dan memperjuangkan nasibnya, termasuk melalui demonstrasi.
Undang-undang    Dasar    mempunyai    fungsi    yang    khas    yaitu  membatasi kekuasaan  pemerintah.  Pendapat    demikian    menyatakan,  bahwa   di   dalam    negara-
negara  yang  mendasarkan  pada  demokrasi konstitusional, penyelenggara    kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Gagasan inilah    yang   dinamakan   konstitusionalisme,
yaitu pemerintahan  yang  mengandung  pengertian  suatu  kumpulan  kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.
Dalam    sejarah    kehidupan  bangsa    Indonesia   pada  umumnya,  khususnya  di Jawa,    terdapat    ungkapan    “Sabda   Pandita    Ratu”.    Arti  ungkapan  itu  adalah apa  pun
yang  dikehendaki  raja,  itulah  yang  harus  dilaksanakan.  Menurut   perkembangan   rezim tradisional bahwa kekuasaan  dalam  negara  bersumber  pada  seorang  raja.  Penguasa
menjalankan kekuasaan   menurut   keinginan   sendiri.   Apa   yang  dikehendaki  raja  itulah yang  harus  terjadi.  Bagaimana    dengan    kekuasaan    negara    yang    bersumber    dari
rakyat?  Dalam   kerangka   pemahaman   dan   kesadaran   tentang  kekuasaan    yang bersumber    dari    rakyat,    terdapatlah    pembatasan  terhadap  kekuasaan   pemerintah.
Dengan    pembatasan    itu  pemerintahan  yang  berkuasa  tidak  dapat  menjalankan kekuasaannya dengan   sewenang-wenang.   Lantas   apa   yang    menjadi   pembatas
kekuasaan pemerintahan itu?
Pembatas  kekuasaan  pemerintah  itu  ialah  konstitusi.  Dalam hubungan antara pemerintahan   dan   rakyat   terdapat   ketentuan  mengenai  hak  asasi  warganegara  yang
harus  mendapat  perlindungan  dari    pemerintah.    Perlindungan    hak    asasi    ini merupakan    wujud  penghargaan    terhadap    harkat    dan    martabat    rakyat    sebagai
pemilik kekuasaan. Hak asasi ini kemudian diatur dalam konstitusi negara.
B.  Konstitusi-Konstitusi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia