Alinea kedua a. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalah melalui perjuangan Latar Belakang Otonomi Daerah

3. Perubahan ketiga Undang Undang Dasar 1945 dilakukan pada sidang tahunan MPR tahun 2001 tanggal 1 sampai dengan 9 November 2001 4. Perubahan keempat Undang-Undang Dasar 1945 dilakukan pada sidang tahunan MPR tahjun 2002 tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002 Berkaitan dengan perubahan UUD 1945 tersebut kesepakatan dasar yang dicapai oleh fraksi-fraksi MPR adalah sebagai berikut: 1. tidak mengubah pembukaan UUD 1945; 2. tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. tetap mempertahankan sistem pemerintahan presidensiil; 4. penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal yang normatif dimasukkan ke dalam pasal-pasal UUD 1945; 5. perubahan dilakukan dengan cara “adendum”; dan 6. pasal-pasal dalam batang tubuh menjadi: 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan. Berdasarkan hasil kesepakatan dasar tersebut di atas Pembukaan UUD 1945 tidak diadakan perubahan karena Pembukaan UUD 1945 bagi bangsa Indonesia merupakan sumber motivasi dan aspirasi, tekad dan semangat serta cita-cita moral dan cita-cita hukum yang ingin ditegakkan dalam lingkungan nasional dan internasional. Selain itu, dalam setiap alinea Pembukaan UUD 1945 memiliki makna yang sangat mendasar. 1 . Alinea pertama a. Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan dalam melawan penjajah dalam segala bentuk. b. Pernyataan subyektif bangsa Indonesi untuk menentang dan menghapus penjajahan di atas dunia. c. Pernyataan obyektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. d. Pemerintahan Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa untuk berdiri sendiri.

2. Alinea kedua a. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalah melalui perjuangan

pergerakan dalam melawan penjajah. b. Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan. c. Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. 3. Alinea ketiga a. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. b. Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia terhadap suatu kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual dan kehidupan di dunia maupun di akhirat. c. Pengukuhan pernyataan proklamasi Indonoesia

4. Alinea keempat. a. Adanya fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia.

b. Kemerdekaan kebangsaaan Indonesia yang disusun dalam suatu Undang Undang Dasar. c. Susunanbentuk Negara Republik Indonesia. d. Sistem pemerintahan negara, yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat demokrasi. e. Dasar negara Pancasila. Pembukaan UUD 1945, selain mempunyai makna yang sangat mendalam juga mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 327 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut mewujudkan cita-cita hukum rechtsidee yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis UUD maupun hukum tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebgaia berikut ini. 1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratanperwakilan. 4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab Makna yang terkandung dalam amandemen terhadap UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai berikut ini. a. Perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang dilakukan oleh MPR, selain merupakan perwujudan tuntutan reformasi, juga sejalan dengan pidato Ir. Soekarno, ketua panitia penyusun Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada kesempatan itu ua menyampaikan antara lain, “Bahwa ini adalah sekedar Undang Undang Dasar Sementara, Undang Undang Dasar Kilat, bahwa barangkali boleh dikatakan pula, inilah revolutiegrondwet. Nanti kita membuat Undang Undang Dasar yang lebih sempurna dan lengkap. b. Perubahan Undang Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang dilakukan MPR merupakan upaya penyempurnaan aturan dasar guna lebih memantapkan usaha pencapaian cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. c. Selain itu, perubahan Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 memenuhi sila keempat Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan”, yang penerapannya berlangsung di dalam sistem perwakilan atau permusyawaratan. Orang-orang yang duduk di dalam merupakan hasil pemilihan umum hal itu selaras dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengenai pemilhan presiden dan wakil presiden serta anggota lembaga perwakilan yang dipilih oleh rakyat secara langsung.

D. Tata Urutan Peraturan Perundangan-Undangan Nasional

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah suatu proses pembuatan peraturan perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan dan penyebarluasan.Dalam pembentukan peraturan perundang undangan hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Dasar hukum peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang- undangan 2. Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikan landasan yuridis. 3. Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus, dicabut, atau diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi. 4. Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan perundang- undangan lama. 5. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah. 328 PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN f. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum. g. Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda. Karena fungsinya, UUD 1945 juga sebagai alat kontrol, papan uji atau alat untuk mengecek kesesuaian norma hukum yang berada di bawahnya. UUD 1945 adalah peraturan hukum tertinggi menurut tata urutan norma hukum yang berlaku di Indonesia. Adapun tata urutan Peraturan Perundang-undangan RI menurut Undang- undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2004 sebagai berikut ini. 1. UUD 1945; 2. Undang-undangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang; 3. Peraturan Pemerintah; 4. Peraturan Presiden; 5. Peraturan Daerah. PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 329

BAB V KEGIATAN BELAJAR 3 OTONOMI DAERAH

A. Kompetensi dan Indikator 1. Kompetensi:

Setelah mempelajari materi Otonomi Daerah, diharapkan anda memahami tentang Otonomi Daerah, dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan publik di daerah. 2. Indikator 1. Menjelaskan sejarah perkembangan otonomi daerah di Indonesia 2. Menguraikan tentang penyelenggara pemerintahan negara. 3. Menguraikan asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan negara, 4. Menjelaskan asas-asas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 5. Menguraikan hak dan kewajiban Pemerintah Daerah, 5. Menjelaskan arti kebijakan umum. 6. Menguraikan macam-macam kebijakan umum 7. Menguraikan peranan masyarakat dalam menetapkan kebijakan umum 8. Menjelaskan peran partai politik dalam menyerap kebijakan umum. B. Uraian Materi

1. Latar Belakang Otonomi Daerah

Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang terdiri beribu- ribu pulau, baik besat maupun kecil yang tersebar di seluruh Nusantara yang sangat luas. Negara Indonesia adalah negara heterogen yang memiliki keberagaman suku bangsa dan kebudayaan. Dengan kemajemukan tersebut tentu akan berimplikasi terhadap berbagai masalah yang mendasar. Setiap daerah memiliki permasalahan yang tidak sama dengan daerah yang lain. Kondisi itu memerlukan strategi dan pendekatan yang berbeda untuk pemecahannya. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan pendekatan yangsesuai dengan kondisi permasalahan masing-masing daerah. Semasa pemerintahan oerde baru, kebijakan didaerah ditetapkan dari pusat pendekatan top down. Banyak kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kondisi daerah. Misalnya, UU. No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, dimana nama- nama desa diseragamkan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu kebijakan tersebut kurang mendapat tanggapan dari masyarakat, sebab tidak sejalan dengan keinginan atau harapan masyarakat. Salah satu upaya untuk mengatasi ketidak sesuaian antara kebijakan pusat dengan kondisi daerah harus segera ditetapkan sebuah kerangka kebijakan yang sangat strategis, yaitu otonomi daerah. Sejarah otonomi daerah di Indonesia cukup panjang, yang diatur dengan undang-undang sebagai berikut: 1 UU. No. 1 Tahun 1945 2 UU. No. 28 Tahun 1948 3 UU. No. 1 Tahun 1957 4 UU. No. 18 Tahun 1965 e. UU. No. 5 Tahun 1974 5 UU. No. 22 Thaun 1999, yang disempurnakan dengan UU. No. 32 Tahun 2004

2. Penyelenggaraan Pemerintahan