WWW.DIMONIM.COM
Gambar 4 Pada pemilu legislatif 2009, Partai
Demokrat keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 20,85.
Berikut perolehan 9 partai politik tersebut secara lengkap. a. Partai Demokrat 21.703.137 suara
20,85 b. Partai Golkar 15.037.757 suara 14,45
c. PDI P 14.600.091 suara 14,03- PKS 8.206.955 suara 7,88
d. PAN 6.254.580 suara 6,01 - PPP 5.533.214 suara 5,32 - PKB 5.146.122
suara 4,94 e. Gerindra 4.646.406 suara 4,46 -
Hanura 3.922.870 suara 3,77 Berdasarkan Undang-undang Nomor 42
Tahun 2008, pengajuan pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat 2009 yang mempe-roleh minimal 20 dari jumlah kursi DPR atau 25 dari jumlah suara sah nasional. Pemilihan
umum presiden dan wakil presiden 2009 diikuti oleh tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, yaitu Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subiakto, Susilo Bambang
Yudhoyono-Boediono, dan Jusuf Kalla-Wiranto. Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang masih tercatat sebagai pasangan presiden dan wakil presiden, secara ksatria
dan fair maju bertarung sebagai calon presiden 2009-2014.
Pada 25 April 2009, KPU menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pilpres 2009. Hasil Pilpres 2009 adalah sebagai berikut: Mega-Prabow0 26,79, SBY-
Boediono 60,80, JK-Wirano 12,41. Berdasarkan ketentuan bahwa pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50 dari jumlah suara dengan sedikitnya 20 suara
disetiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50 jumlah provinsi di Indonesia, maka pasangan SBY-Boediono dinyatakan sebagai pemenang pemilu hanya dalam satu
putaran.
Pada tanggal 18 Agustus 2009, KPU secara resmi menetapkan pasangan Susilo Bambang YudhoyonoBoediono sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
periode 2009-2014.
2. Macam-Macam Sistem Politik
Untuk membedakan adanya bermacam-macam sistem politik, maka dapat digunakan dua kriteria, yaitu siapa yang memerintah, dan ruang lingkup jangkauan
kewenangan pemerintah. Pertama, sistem politik ditinjau dari siapa yang memerintah dapat dibedakan
menjadi tiga macam. yaitu oligarki dan demokrasi. 1 . Oligarki. Adalah sistem politik dimana pihak yang memerintah terdiri atas sejumlah
orang atau sekelompok orang kelompok elit. Sekelompok elit tersebut dalam menjalankan pemerintahan selalu menggunakan segala cara agar rakyat dapat
dikendalikan dan dikuasainya. Oleh sebab itu, sistem ini disebut juga pemerintahan dari “atas”. Negara dijadikan alat untuk mencapai tujuan kelompok elit, sehingga
tujuan yang menyangkut kesejahteraan rakyat, keadilan, dan kemerdekaan perorangan biasanya tidak dapat sulit diwujudkan. Contoh negara yang menganut
sistem politik oligarki pada masa silam adalah negara Yunani Kuno, dan pada masa sekarang negara-negara komunis, yang dalam kenyataannya negara dikendalikan
oleh anggota-anggota presidium yang kemudian mendelegasikan kepada Sekretaris jenderal dan wakil-wakilnya.
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
395
2 . Demokrasi. Adalah sistem politik dimana pihak yang memerintah terdiri atas banyak orang untuk demokrasi perwakilan atau semua orang untuk demokrasi langsung.
Sistem politik demokrasi merupakan sistem politik yang mendasarkan pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi pemerintahan oleh rakyat. Dalam sistem demokrasi,
warga negara dapat berpartisipasi dalam setiap pengambilan keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Penghormatan terhadap kebebasan berbicara dan berpendapat
dijamin dalam demokrasi.
Sistem politik demokrasi ialah sistem politik yang mampu memelihara keseimbangan antara konflik dan konsensus. Artinya, demokrasi memungkinkan adanya perbedaan
pendapat, persaingan, dan pertentangan diantara individu, diantara kelompok, antara individu dan pemerintah, antara kelompok dan pemerintah, bahkan diantara lembaga-
lembaga pemerintah sendiri. Namun demikian, demokrasi mempersyaratkan bahwa konflik dan persaingan yang terjadi tidak sampai menghancurkan sistem. Konflik dan
persaingan dilakukan dalam rangka mencapai konsensus.
Kedua, sistem politik ditinjau dari ruang lingkup jangkauan kewenangan pemerintah dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu totaliter dan liberal.Totaliter. Adalah sistem
politik yang jangkauan kewenangan pemerintah mencakup semua yang ada dalam kehidupan masyarakat atau mencakup segala bidang kehidupan, baik ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam. 3 .
Liberal. Adalah sistem politik yang mana pemerintah memiliki kewenangan yang terbatas dan memberikan sebagian besar kewenangan kepada masyarakat untuk
mengatur dirinya sendiri. Campur tangan dari pemerintah dalam kehidupan masyarakat dijamin dengan tata hukum yang disepakati bersama.
Macam-macam sistem politik juga dilihat dari sudut sejarah dan perkembangan sistem politik yang dibagi menjadi 3 macam.
1. Sistem politik otokrasi tradisional. Merupakan sistem politik dimana kekuasaan ada pada sekelompok orang: kaum bangsawan, tuan tanah, tentara atau alim ulama.
Golongan masyarakat ini pada umumnya mempunyai kewenangan otokrat kebangsawanan yang bersumber dari tradisi keturunan. Anggota masyarakat
tradisional yang pada umumnya terdiri atas para petani hanya berperan sebagai penonton terhadap percaturan politik di istana. Disini ada jurang pemisah di bidang
politik antara penguasa dengan masyarakat di segala bidang.
2. Sistem politik totaliter. Yaitu sistem politik dimana penguasa yang memonopoli kekuasaan, menghendaki pengaturan masyarakat secara menyeluruh total dalam
rangka melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa. Sistem totaliter dilaksanakan demi kepentingan partai tunggal yang mengatasnamakan negara dan
bangsa. Sistem ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem politik Komunis dan sistem politik Facis.
3. Sistem politik demokrasi. Yaitu sistem politik dimana terdapat distribusi kekuasaan yang merata diantara kelompok sosial masyarakat dengan lembaga pemerintahan.
Sistem politik demokrasi menimbulkan adanya saling kontrol antara masyarakat lembaga sosial dan lembaga pemerin-tahan. Sistem politik demokrasi membiarkan
semua subkultur berkembang, sehingga akan melahirkan adanya pluralisme kemaje- mukan dalam masyarakat di segala bidang. Konsep penting dalam sistem ini adalah
adanya prosedur dan mekanisme penentuan pemerintah berdasarkan kedaulatan rakyat.
Mengapa sistem politik tiap-tiap negara berbeda? Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut? Suatu negara menerapkan sistem politik yang berbeda dengan
396
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
negara lain. Hal itu disebabkan oleh pendekatan-pendekatan yang digunakan negara tersebut. Pendekatan-pendekatan itu sebagai berikut.
1. Pendekatan Sejarah. Sistem politik bisa dipelajari dari sejarah bangsa. Ada tiga faktor yang mempengaruhi pendekatan ini, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa yang
akan datang. 2. Pendekatan Sosiologis. Untuk menentukan sistem politik suatu negara, sistem
sosialsistem kemasyarakatan suatu negara sangat perlu dipertimbangkan karena perbedaan sistem sosialsistem kemasyarakatan akan mempengaruhi terhadap
sistem politik suatu negara.
3. Pendekatan Budaya Kultur. Kehidupan sosial budaya dan pendidikan suatu negara mempengaruhi sistem politiknya. Pada masyarakat yang kehidupan sosial budaya
dan pendidikannya masih rendah sulit untuk diajak ke suatu sistem politik yang modern. Hal ini karena fanatisme terhadap budaya mereka masih sangat tinggi
sehingga menutup peluang bagi masuknya aliran lain.
4. Pendekatan PsikososialKejiwaan Masyarakat. Dalam pendekatan ini, sikap masyarakat terhadap kehidupan politik sangat berpengaruh terhadap sistem politik
suatu negara. Negara yang tertutup dan menolak terhadap perubahan atau pengaruh dari luar akan sulit dibawa kepada suatu sistem politik yang maju.
5. Pendekatan Filsafat. Filsafat suatu bangsa bisa dijadikan sebagai way of life bangsa itu. Sistem politik suatu negara sulit dipisahkan dari way of life
masyarakatbangsanya. Pada masyarakat yang religius dan sangat menjunjung tinggi norma dalam menjalankan sistem politiknya juga tidak akan terlepas dari kehidupan
tersebut.
6. Pendekatan Ideologi. Dalam pendekatan ini, sistem politik negara akan selalu didasarkan pada ideologi negara tersebut. Hal ini bisa kita lihat sendiri pada negara
Indonesia yang berideologi Pancasila, maka sistem politik yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
7. Pendekatan Konstitusi dan Hukum. Sistem politik suatu negara tidak dapat dipisahkan dari konstitusinya. Karena sistem politik suatu negara selalu bersumber dan
berpedoman pada Undang-Undang Dasar dan hukum yang berlaku pada negara tersebut.
Sistem politik suatu negara juga dapat dilihat dari sistem kepartaian yang dianut. Menurut Maurice Duverger dalam bukunya Political Parties, ada 3 sistem kepartaian.
1. Sistem satu partaipartai tunggal one party system yaitu dalam suatu negara hanya ada satu partai politik atau hanya satu partai yang paling dominan diantara partai-
partai politik yang lain. Contoh negara yang menerapkan sistem ini adalah Uni Soviet, Korea Utara, RRC dan beberapa negara di Afrika.
2. Sistem dwipartai two party system yaitu dalam suatu negara hanya ada dua partai yang sangat dominan yaitu partai yang berkuasa yang menang dalam pemilu dan
partai oposisi partai yang kalah dalam pemilu. Sistem ini dapat berjalan dengan baik dengan syarat negara tersebut memiliki kondisi sebagai berikut.
a .
Masyarakatnya homogen.
b .
Konsensus masyarakat yang kuat.
c.
Adanya kontinuitas sejarah. Contoh negara yang menganut sistem ini adalah negara Amerika Serikat dengan
Partai Republik dan Partai Demokrat-nya dan negara Inggris dengan Partai Buruh dan Partai Konservatif.
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
397
3. Sistem multipartai Multiparty system yaitu dalam suatu negara terdapat banyak
partai sebagai tempat untuk menyalurkan aspirasinya. Sistem ini biasanya diterapkan di negara yang sangat beragam baik agama, ras, sukubangsa maupun
bahasanya. Contoh negara yang menerapkan sistem ini adalah Indonesia, Malaysia, India dan Perancis.
Sistem politik suatu negara dilihat dari sikap politik terhadap keadaan yang sedang dihadapi antara lain.
1. Sistem konservatif yaitu sistem politik yang diterapkan oleh suatu negara sudah
sesuai dengan keinginan semua pihak baik pemerintah maupun rakyat. Oleh karena itu sistem ini berusaha untuk dipertahankan.
2. Sistem reaksioner yaitu sistem politik yang diterapkan oleh suatu negara ditentang
oleh sekelompok orang tertentu dan ingin kembali kepada keadaan di masa lalu. 3.
Sistem moderat yaitu sistem politik yang diterapkan oleh suatu negara lebih luwesmoderat dengan menyesuaikan antara keinginan rakyat dan keinginan
pemerintah.
Untuk memudahkan identifikasi terhadap suatu sistem politik tertentu, maka perlu dikenali ciri-ciri sistem politik yang dianut dan dijalankan oleh suatu negara. Ada
beberapa pendapat tentang ciri-ciri sistem politik, diantaranya sebagai berikut. 1. Almond dalam bukunya The Politics of Developing Areas mengatakan ada empat ciri
sistem politik berikut ini.
a.
Semua sistem politik mempunyai kebudayaan politik yang dapat diperbandingkan satu sama lain sesuai dengan tingkatan dan bentuk pembidangan kerja yang
teratur.
b.
Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang samawalaupun tingkatannya berbeda.
c.
Semua struktur politik dispesialisasikan, baik pada masyarakat yang primitif maupun yang modern.
d.
Semua sistem politik adalah sistem campuran dalam pengertian kebudayaan. 2. David Easton mengatakan bahwa ciri-ciri dari sistem politik adalah sebagai berikut.
a.
Adanya unit-unit yang membentuk sistem itu, sekaligus batas-batas pengaruhnya.
b.
Adanya input dan output dalam sistem, yaitu keputusan-keputusan yang dibuat output dan proses pembuatan keputusan input.
c.
Adanya jenis dan tingkatan diferensiasi dalam sistem.
d.
Adanya tingkat integrasi sistem politik yang mencerminkan pula tingkat efisiensinya.
3. Sistem Politik Indonesia