Suasana Kebatinan Perumusan UUD Proklamasi 1945

tanpa pikiran positif. Dimana-mana seperti tidak ada idealisme lagi. Dimana-mana kepentingan sendiri menjadi dewa yang melambai. pada mula-mula revolusi, bersemayamlah di dalam dada kita jiwa proklamasi 17 Agustus 1945.... Dapatkah kita kembali kepada jiwa proklamasi itu? Kembali kepada sari-intinya yang sejati, yaitu pertama jiwa merdeka nasional yaitu tak mau dihinggapi oleh penjajahan sedikit pun jua,....” Moch. Said, 1961: 1597.

7. Sumber Hukum Nasional dan Internasional

Makna proklamasi kemerdekaan sebagai sumber hukum nasional dan internasional ini dikemukakan oleh Mr. Moh.Yamin, yang menyatakan bahwa proklamasi ialah mahasumber daripada sumber hukum nasional yang menjadi dasar daripada peraturan negara dalam Negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Hal ini bermakna bahwa setelah proklamasi kemerdekaan segala peraturan produk kolonial, yang dibuat oleh pemerintahan penjajah, harus ditinggalkan dan diganti dengan peraturan baru yang dibuat oleh pemerintahan Indonesia. Proklamasi kemerdekaan juga merupakan sumber hukum internasional, yaitu untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia bahwa bangsa Indonesia mengambil nasibnya ke dalam tangannya sendiri. Nasib untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah air, pemerintahan, dan kebahagiaan rakyat. Setelah Indonesia merdeka, maka bangsa dan negara lain di dunia dapat memberikan pengakuan dan menjadikan bangsa dan negara Indonesia bagian dalam pergaulan antarbangsa dan negara, baik secara bilateral antara dua negara maupun secara multilateral internasional, seluruh negara di dunia. Dengan penyebutan yang lebih singkat, bahwa proklamasi kemerdekaan melahirkan kedaulatan kekuasaan tertinggi bangsa dan negara, yaitu kedaulatan ke dalam internal untuk mengatur rakyat dan pemerintahan sendiri, dan kedaulatan ke luar eksternal untuk menjalin hubungan timbal-balik dengan bangsa dan negara lainnya.

B. Suasana Kebatinan UUD 1945

Siapakah yang bersidang pada tanggal 18 Agustus 1945? Kapan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI itu? Apa saja hasil sidang PPKI pada saat itu? Sejak kapan perumusan konstitusi atau UUD di Indonesia? Siapa yang mempersiapkan dan merumuskan naskah UUD? Bagaimana suasana sidang penetapan konstitusi atau UUD tanggal 18 Agustus 1945? Untuk lebih mendalami masalah tersebut, simaklah uraian materi berikut ini dan kerjakan tugas-tugas yang ada

1. Suasana Kebatinan Perumusan UUD Proklamasi 1945

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI adalah suatu badan yang dibentuk oleh Pemerintah Bala Tentara Jepang menggantikan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. Pembentukan BPUPKI tanggal 29 April 1945 berkaitan dengan janji Pemerintah Bala Tentara Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia kelak di kemudin hari. Janji tersebut dimaksudkan agar bangsa Indonesia bersedia membantu tentara Jepang menghadapi sekutu dalam perang dunia II. BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Badan ini tidak sekedar melakukan penyelidikan usaha-usahapersiapan kemerdekaan, tapi bahkan samapai mempersiapkan dan menyusun Rancangan hukum dasar Rancangan UUD BPUPKI dalam masa sidangnya yang kedua membahas Rancangan UUD dengan membentuk Panitia Hukum Dasar yang beranggotakan 19 orang diketuai oleh Ir.Soekarno. Panitia ini kemudian membentuk Panitia Kecil yang ditugasi untuk menyusun Rancangan UUD yang diketuai oleh Mr.Soepomo. Hasil kerja Panitia Kecil inilah yang kemudian disetuji oleh Panitia Hukum Dasar sebagai Rancangan UUD pada tanggal 16 Juli 1945. Rancangan hukum dasar UUD negara Indonesia yang terdiri dari 3 bagian. 304 PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN • Rancangan Indonesia merdeka. • Pembukaan UUDPiagam Jakarta 16 Juli 1945. • UUD yang terdiri dari 42 pasal. Setelah selesai melaksanakan tugasnya, maka BPUPKI dibubarkan lalu dibentuk PPKI oleh Pemerintah Bala Tentara Jepang. PPKI bertugas menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia. Menurut rencana PPKI yang diketuai Ir.Soekarno dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta akan bekerja mulai tanggal 9 Agustus 1945 dan tanggal 24 Agustus 1945 diharapkan sudah dapat disahkan. Rencana tersebut tidak berjalan karena Jepang mendekati kekalahan dan akhirnya menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan dan mengesahkan UUD yang rancangannya berasal dari hasil kerja Panitia Hukum Dasar BPUPKI dengan beberapa perubahan.

2. Suasana Kebatinan UUD Proklamasi 1945