BAB V KEGIATAN BELAJAR 3 OTONOMI DAERAH
A. Kompetensi dan Indikator 1. Kompetensi:
Setelah mempelajari materi Otonomi Daerah, diharapkan anda memahami tentang Otonomi Daerah, dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan
publik di daerah. 2. Indikator
1. Menjelaskan sejarah perkembangan otonomi daerah di Indonesia 2. Menguraikan tentang penyelenggara pemerintahan negara.
3. Menguraikan asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan negara, 4. Menjelaskan asas-asas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
5. Menguraikan hak dan kewajiban Pemerintah Daerah, 5. Menjelaskan arti kebijakan umum.
6. Menguraikan macam-macam kebijakan umum 7. Menguraikan peranan masyarakat dalam menetapkan kebijakan umum
8. Menjelaskan peran partai politik dalam menyerap kebijakan umum. B. Uraian Materi
1. Latar Belakang Otonomi Daerah
Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang terdiri beribu- ribu pulau, baik besat maupun kecil yang tersebar di seluruh Nusantara yang sangat luas. Negara
Indonesia adalah negara heterogen yang memiliki keberagaman suku bangsa dan kebudayaan. Dengan kemajemukan tersebut tentu akan berimplikasi terhadap
berbagai masalah yang mendasar. Setiap daerah memiliki permasalahan yang tidak sama dengan daerah yang lain. Kondisi itu memerlukan strategi dan pendekatan yang
berbeda untuk pemecahannya. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan pendekatan yangsesuai dengan
kondisi permasalahan masing-masing daerah.
Semasa pemerintahan oerde baru, kebijakan didaerah ditetapkan dari pusat pendekatan top down. Banyak kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kondisi
daerah. Misalnya, UU. No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, dimana nama- nama desa diseragamkan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu kebijakan tersebut
kurang mendapat tanggapan dari masyarakat, sebab tidak sejalan dengan keinginan atau harapan masyarakat. Salah satu upaya untuk mengatasi ketidak
sesuaian antara kebijakan pusat dengan kondisi daerah harus segera ditetapkan
sebuah kerangka kebijakan yang sangat strategis, yaitu otonomi daerah. Sejarah otonomi daerah di Indonesia cukup panjang, yang diatur dengan undang-undang
sebagai berikut: 1 UU. No. 1 Tahun 1945
2 UU. No. 28 Tahun 1948 3 UU. No. 1 Tahun 1957
4 UU. No. 18 Tahun 1965 e. UU. No. 5 Tahun 1974 5 UU. No. 22 Thaun 1999, yang disempurnakan dengan UU. No. 32 Tahun 2004
2. Penyelenggaraan Pemerintahan
Penyelenggara pemerintahan adalah Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden dan para Menteri Negara. Sedangkan penyelenggara pemerintah daerah
adalah pemerintah daerah dan DPRD. Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Azas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas:
330
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
a. Asas kepastian hukum b. Asas tertip penyelenggara negara
c. Asas kepentingan umum d. Asas keterbukaan
e. Asas proporsionalitas f.
Asa akuntabilitas g. Asas Efisiensi
h. Asas efektifitas Ps. 3 UU. No. 28 Tahun 1999, yo Ps 19 dan 20 UU. No. 32 Tahun 2004
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah menggunakan tiga asas, yaitu asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi. Khusus
penyelenggaraan pemerintahan daerah, Pemerintahan Daerah menggunakan asas desentralisasi dan tugas pembantuan.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Daerah Otonom. Pembagian urusan
pemerintahan tersebut di dasarkan pada pemikiran bahwa selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang tetap menjadi kewenangan Pemerintah. Urusan pemerintahan
tersebut menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara
keseluruhan. Urusan Pemerintahan dimaksud meliputi: Politik Luar Negeri dalam arti mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara untuk duduk dalam
lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan perjanjian dengan negara lain, menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri, dan lain
sebagainya. a. Pertahanan, misalnya mendirikan dan membentuk Angkatan Bersenjata,
menyatakan damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah negara dalam keadaan behaya, membangun dan mengembangkan sistem
pertahanan negara dan pesenjataan, menetapkan kebijakan wajib militer, dan lain sebagainya.
b. Keamanan, misalnya mendirikan dan membentuk Kepolisian Negara, menetapkan kebijakan keamanan nasional, menindak kelompok atau organisasi yang mengganggu
kemanan nasional dan lain sebagainya. c. Moneter, misalnya mencetak uang dan menentukan nilai mata uang, mentukan
kebijakan moneter, mengendalikan peredaran uang, dan lain sebagainya. d. Agama, misalnya menetapkan hari lebir keagamaan, pengakuan terhadap keberadaan
suatu agama, dan lain sebagainya. e. Yustisi, misalnya mendirikan lembaga peradilan, merngangkat Hakim dan Jaksa,
mendirikan Lembaga Pemasyarakatan, menetapkan kebijakan kehakiman dan Keimigrasian, memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar keenam urusan pokok di atas, Pemerintah dapat:
a. menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan; b. melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil
Pemerintah dekonsentrasi, c. menugaskan sebagian urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah danatau
pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan medebewind. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Sedangkan tugas pembantuan medebewind pada dasrnya merupakan keikut
sertaan Daerah atau Desa termasuk masyarakatnya atas penugasan atau kuasa dari Pemerintah atau pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah di
bidang tertentu.
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
331
3. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah