mengakibatkan anarki yaitu suatu keadaan yang kacau atau tidak tertib seolah olah tidak ada pemerintahan dan peraturan perundang-undangan.
Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab pada hakikatnya adalah penyampaian pendapat, pikiran, pandangan, kehendak atau
aspirasi secara bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun baik secara fisik maupun secara psikis atau mental. Tetapi kebebasan dalam menyampaikan pendapat tersebut
juga harus disertai dengan tanggung jawab untuk menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain serta kepentingan orang lain dalam masyarakat. Setiap orang dalam negara
demokrasi berhak mengeluarkan pendapat dengan bebas baik secara lisan maupun tulisan, serta tetap menjaga dan menghormati hak-hak maupun kepentingan orang lain
atau kepentingan umum. Jadi kebebasanyang dimiliki bukanlah kebebasan yang tak terbatas, melainkan kebebasan yang dibatasi oleh hak dan kepentingan orang lain yang
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
5. Dasar Hukum dan Tata Cara Mengemukakan Pendapat di Muka Umum
Di depan sudah diuraikan bahwa kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas bukan berarti kebebasan yang tak terbatas namun kebebasan tersebut adalah
kebebasan yang bertanggung jawab. Artinya kebebasan dalam mengemukakan pendapat dibatasi oleh hak-hak dan kepentingan orang lain serta kepentingan umum. Kebebasan
mengemukakan pendapat dibatasi oleh peraturan perundang-undangan.
Dasar hukum kebebasan mengemukakan pendapat adalah UUD 1945 pasal 28 dan Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
di Muka Umum.
a UUD Tahun 1945 Pasal 28
Pasal 28 UUD Tahun 1945 menyatakan bahwa ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan Undang-Undang”. Pasal 28 E ayat 3 menyatakan; ”Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat”
b Undang-No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Di muka Umum
Undang-undang No. 9 th. 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum ditetapkan pada tanggal 26 Oktober 1998. Undang-undang ini ditetapkan
untuk melaksanakan amanat Pasal 28 UUD 1945 dan Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia. Tujuan pengaturan tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka
umum yang diatur dalam Pasal 4 adalah sebagai berikut: 1 Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu pelaksanaan
HAM sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 2 Mewujudkan perlindungan hukum dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan
pendapat. 3 Mewujudkan iklim kondusif mendukung bagi berkembangnya partisipasi dan
kreativitas warga Negara dalam kehidupan berdemokrasi. 4 Menempatkan tanggung jawab social tanpa mengabaikan kepentingan perorangan
atau kelompok. Dalam undang-undang tersebut diatur tentang kewajiban dan tanggung jawab
warga Negara maupun pemerintah dalam penyampaian pendapat di muka umum. Kewajiban dan tanggung jawab warga Negara yang menyampaikan pendapat di
muka umum diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 seperti diuraikan di depan. Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dalam penyampaian
pendapat di muka umum yang diatur dalam Pasal l7 sebagai berikut: a Melindungi hak asasi manusia. Pemerintah dalam hal ini adalah aparatur pemerintah
yang menyelenggarakan pengamanan yaitu kepolisian wajib dan bertanggung jawab
286
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
untuk melindungi hak asasi manusia. Baik hak-hak orang atau peserta yang menyampaikan pendapat di muka umum maupun hak-hak warga masyarakat lainnya.
Pemerintah wajib menyelenggaran pengamanan dalam penyampaian pendapat di muka umum agar hak-hak asasi manusia terlindungi.
b. Menghargai asas legalitas. Dalam Negara hukum segala tindakan warga Negara maupun penyelenggara Negara harus berdasar atas hukum dan dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab untuk menghargai asas legalitas hukum tersebut dengan menegakkan hkum dan peraturan yang berlaku.
Jika warga Negara yang menyampaikan pendapat di muka umum melakukan pelanggaran hukum maka pemerintah penyelenggara pengamanan berhak dan wajib
mengambil tindakan sesuai ketentuan yang berlaku. Alat-alat kekuasaan Negara seperti jaksa, polisi dan hakim wajib melakukan proses peradilan bagi setiap warga
negara yang melakukan tindakan melawan hukum.
c. Menghargai prinsip praduga tidak bersalah. Artinya sebelum seseorang terbukti bersalah berdasarkan pemeriksaan pengadilan maka iatidak dapat dinyatakan
bersalah diterapkan prinsip praduga tak bersalah. d. Menyelenggarakan pengamanan. Menyelenggarakan pengamanan maksudnya adalah
pemerintah alat negara wajib melakukan segala daya upaya untuk menciptakan kondisi yang aman, tertib dan damai. Aparatur pemerintah alat negara dengan segala
daya dan upaya wajib mencegah timbulnya gangguan atau tekanan baik fisik maupun psikis yang berasal dari manapun dalam pelaksanaan penyampaian pendapat di muka
umum.
Tata cara mengemukakan pendapat di muka umum diatur dalam Pasal 9 Undang- undang Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di muka
mum. Jika seseorang atau kelompok akan menyampaikan pendapat di muka umum maka harus memenuhi ketentuan yang ada dalam undang-undang tersebut. Tata cara dan
syarat-syarat penyampaian pendapat di muka umum menurut undang-undang tersebut adalah sebagai berikut:
1 Dilarang membawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum. 2 Wajib memberitahukan secara tertulis kepada Polri. Surat pemberitahuan tersebut
memuat: a Maksud dan tujuan kegiatan penyampaian pendapat;
b Tempat, lokasi dan rute. Tempat adalah tempat peserta berkumpul dan berangkat menuju lokasi. Lokasi adalah tempat untuk menyampaikan pendapat di muka
umum, sedangkan rute adalah jalan yang dilalui oleh peserta dari tempat berkumpul dan berangkat sampai dilokasi yang dituju;
c waktu dan lamanya kegiatan; d Bentuk kegiatan, yaitu unjuk rasa, pawai, mimbar bebas atau rapat umum;
e Penaggung jawab kegiatan, yaitu orang yang memimpin atau yang menyelenggarakan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum. Pemimpin
kegiatan bertanggung jawab agar pelaksanaan berlangsung dengan aman, tertib dan damai;
f. Nama dana lama organisasi, kelompok atau perorangan; g Alat peraga yang digunakan;
h Jumlahpesertakegiatanpenyampaianpendapatdi mukaumum. 3 Pemberitahuan kepada Polri tersebut disampaikan oleh yang bersangkutan, pemimpin
atau penanggung jawab kelompok. Jika Pelaku atau peserta unjuk rasa berjumlah 100 orang maka harus ada1–5 orang penanggung jawab.
4 Pemberitahuan telah diterima oleh Polri setempat selambat- lambatnya 3x24 tiga kali dua puluh empat jam sebelum kegiatan dimulai. Polri setempat maksudnya adalah
Polri terdepan ditempat kegiatan dilakukan. Jika kegiatan dilakukan di satu kecamatan maka pemeberitahuan ditujukan kepada Polsek setempat. Jika 2 dua Kecamatan
atau dalam ligkungan kabupatenkota pemberitahuan ditujukan kepada Polres. 2 dua
PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
287
kabupaten atau tingkat propinsi pemberitahuan ditujukan kepada Polda setempat dan jika 2 dua propinsi atau lebih maka pemberitahuan ditujukan kepada Markas Besar
Kepolisian RI. 5 Pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi kegiatan ilmiah didalam kampus dan
kegiatan keagamaan.
6. Aktualisasi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Secara Bebas dan Bertanggungjawab