Indonesia dan Hubungan Internasional Indikator • Menjelaskan konsep hukum internasional.

abstain duties ofabsention, 2 kewajiban pencegahan duties of prevention, 3 kewajiban persetujuan duties of acquiescence.

8. Indonesia dan Hubungan Internasional

Landasan hukum negara Indonesia dalam hubungan internasionalnya didasarkan pada: a landasan ideal: Pancasila, dan b landasan konstitusional: UUD 1945. Hubungan internasional negara Indonesia berpedoman kepada prinsip politik luar negeri bebas aktif. Bebas dalam pengertian, negara Indonesia tidak memihak kepada kekuatan-kekuatan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana tercermin dalam Pancasila. Aktif berarti dalam menjalankan politik luar negerinya, negara Indonesia tidak bersifat pasif reaktif atas kejadian-kejadian internasional, tetapi bersikap aktif. Dalam pembahasan ini peserta diharapkan melihat keterlibatan negara Indonesia dalam masyarakat internasional, misalnya melalui Gerakan Non-Blok, PBB, atau melalui bentuk-bentuk lainnya.

9. Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif

Pada tahun-tahun pertama berdirinya negara Republik Indonesia, kita dihadapkan pada kenyataan sejarah, yaitu munculnya dua kekuatan besar di dunia. Satu pihak Barat Amerika dengan ideologi liberal dan di pihak lain Blok Timur Uni Soviet dengan ideologi komunis. Kenyataan demikian sangat berpengaruh terhadap usaha-usaha bangsa Indonesia untuk konsolidasi demi kelangsungan hidup negara. Pengaruh lain adalah adanya ancaman dari Belanda yang ingin kembali menjajah bangsa Indonesia. Kondisi itulah kemudian menguatkan tekad bangsa Indonesia untuk merumuskan politik luar negerinya. Pada tanggal 2 September 1948, Pemerintah segera mengumumkan pendirian politik luar negeri Indonesia di hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat yang antara lain berbunyi: tetapi mestilah kita, bangsa Indonesia, yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih memilih antara Pro-Rusia atau Pro-Amerika ? Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita. Pemerintah berpendapat, bahwa pendirian yang harus kita ambil adalah pendirian untuk tidak menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, tetapi harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu Indonesia merdeka seluruhnya. Perjuangan kita harus dilakukan di atas dasar semboyan kita yang lama, yaitu percaya akan diri sendiri dan berjuang atas kesanggupan kita sendiri. Dedngan semboyan ini kita menjalin hubungan dengan negara-negara lain di dunia. Keterangan inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Sudah seharusnya kita tetap mempertahankan politik luar negeri bebas aktif itu agar kita tidak hanyut dalam arus pertentangan negara-negara besar. Yang menjadi landasan bagi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah berikut : a. Landasan Ideal : Pancasila b. Landasan Konstitusional : UUD 1945. Sifat politik luar negeri adalah sebagai berikut: a. Bebas aktif, anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala hal bentuk manifestasinya dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. b. Mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat. Politik luar negeri Indonesia, antara lain bertujuan seperti berikut: a. Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara kebangsaan yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai Merauke. PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 429 b. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara di dunia, terutama sekali dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar bekerja sama membentuk satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme menuju kepada perdamaian dunia yang sempurna. Mengenai tujuan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, Drs. Muhammad Hatta dalam bukunya Dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia, merumuskan sebagai berikut: a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara. b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang-barang itu tidaka ada atau belum dapat dihasilkan sendiri. c. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat. d. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksaan cita-cita yang tersimpul di dalam Pancasila, dasar dan filsafat negara kita. Pedoman perjuangan politik luar negeri yang bebs aktif berdasarkan pada faktor- faktor berikut: a. Dasa Sila Bandung yang mencerminkan solidaritas negara-negara Asia dan Afrika, dan perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, serta mengandung sifat non intervensi tidak turut campur tangan negara lain. b. Prinsip bahwa maslah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri dengan kerja sama regional. c. Pemulihan kembali kepercayaan negara-negarabangsa-bangsa lain terhadap maksud dan tujuan revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan dari pada lawan, menjauhkan kontradiksi dengan mencari keserasian yang sesuai dengan falsafah Pancasila. d. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penanggapan sehingga pengarahannya harus dilakukan untuk kepentingan nasional terutama kepentingan ekonomi rakyat. Berdasarkan apa yang telah disampaikan oleh pemerintah pada tanggal 2 September 1948 dihadapan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, dapat kita temukan pokok-pokok yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut: a Negara kita menjalankan politik damai. b Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negeri masing-masing. c Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal. d. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional. e Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada piagam PBB. f Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan dan perdamaian internasional itu tidak akan tercapai. Pemerintahan Orde Baru telah berhasil menetapkan kembali kebijaksanaan Politik Luar Negeri kita pada tahun 1966, dengan dikeluarkannya Ketetapan MPRS No.XIIMPRS1966. ketetapan MPRS inilah yang menjadi pedoman pelaksanaan pemerintah selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam ketetapan-ketetapan MPR GBHN tahun 1973-1998. 430 PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pengalaman masa Orde Lama dengan politik luar negeri yang membentuk poros Jakarta-Pyongyang-Peking, sangat tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian yang tercermin dalam pembukaan UUD 1945. Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil dan sejahtera, negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif. a Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalah- masalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis, bertentangan dengan ideologi dunia Timur dengan komunismenya dan Barat dengan liberalnya. b Aktif, artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia. Politik luar negeri yang bebas aktif diabdikan kepada kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan stabilitas dan kelancaran pembangunan di segala bidang. Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, dapat kita lihat pada contoh berikut : a Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun1955, yang melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan Dasa Sila Bandung. b Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non-Blok tahun 1961 yang berusaha membantu dunia internasional untuk meredakan ketegangan Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. c Indonesia juga aktif di dalam merintis dan mengembangkan organisasi di kawasan Asia Tenggara ASEAN. d Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara di Bosnia, pertikaian dan konflik antara pemerintah Filipina dan bangsa Moro, dan masih banyak lagi yang lainnya.

C. Latihan 1. Jelaskan hubungan antara politik luar negeri dan hubungan internasional

2. Siapakah yang dinamakan perwakilan negara itu? 3. Kapan traktat diberlakukan dengan undang-undang di Indonesia? 4. Kapan perang dapat digunakan sebagai alat dalam hubungan internasional? 5. Bagaimana peran Indonesia dalam hubungan internasional?

D. Lembar Kegiatan

Kembangkan materi pembelajaran tentang hubungan internasional yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMASMK dengan menggunakan bahan dari surat kabar Sajikan dalam bentuk guntingan berita atau gambar dan disertai beberapa pertanyaan yang menghubungkan berita atau gambar tersebut dengan kompetensi dasar.

E. Rangkuman

Pengertian hubungan internasional sering disamakan dengan pengertian “hubungan antar negara”, “politik internasional”, “politik multinasional”, “politik luar negeri”, dan “hubungan global”. Dalam hubungan internasional sangat dipengaruhi oleh politik internasional dan hokum internasional. Secara umum ada dua sarana untuk melaksanakan hubungan internasional, yakni perjanjian internasional dan perwakilan Negara. PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 431

BAB V HUKUM INTERNASIONAL

A. Kompetensi dan Indikator 1. Standar Kompetensi:

Memahami dinamika hubungan dan organisasi internasional sesuai dengan kaidah- kaidah masyarakat internasional.

2. Indikator • Menjelaskan konsep hukum internasional.

• Menguraikan peran system hukum internasional bagi masyarakat internasional. • Membuat bahan ajar SMAMASMKMAK untuk mengembangkan materi hukum internasional.

B. Uraian Materi 1. Pengertian Hukum Internasional

Dalam mempelajari Hukum Internasional dikenal beberapa istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut Hukum Internasional. Istilah-istilah tersebut digunakan dengan maksud untuk membedakan isi yang dikandung dalam masing-masing istilah dan juga untuk melihat bagaimana perkembangan Hukum Internasional. Istilah-istilah tersebut adalah 1 hukum bangsa-bangsa, 2 hukum antar-bangsa atau hukum antar-negara, 3 Hukum Internasional, dan 4 hukum dunia. Hukum bangsa-bangsa adalah kebiasaan dan aturan-aturan hukum dalam hubungan antara raja-raja pada zaman duhulu. Pengertian ini menunjuk kepada adanya anggota masyarakat bangsa- bangsa dan belum adanya negara kebangsaan. Hukum antar-bangsa atau hukum antar-negara adalah kompleks kaidah- kaidah dan asas-asas untuk mengatur anggota masyarakat bangsa-bangsa dan negara- negara. Istilah ini ditandai oleh adanya negara kebangsaan. Hukum antar-negara terbatas untuk mengatur hubungan antara negara yang satu dan negara yang lain. Pengertian hukum antar-negara merupakan pengertian yang bersifat tradisional. Hukum antar-negara tersebut mengatur hubungan antar- negara, baik pada masa damai maupun pada masa perang. Istilah hukum internasional mengandung pengertian sebagai berikut : a. Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan azas yang mengatur hubungan yang melintasi batas-batas negara-negara, antara: a negara dan negara, b negara den subyek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain Kusumaatmadja, 1982 : 3-4. b. Hukum internasional adalah keseluruhan hukum yang terdiri atas sendi-sendi dan aturan-aturan : a ditaati oleh negara-negara dalam hubungannya satu sama lain, b bertalian dengan berfungsinya organisasi internasional, c bertalian dengan individu- individu dan satuan-satuan bukan negara Starke, I, 1989 : 3. c. Hukum internasional sekarang mengacu pada peraturan-peraturan dan norma-norma yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional Wallace, 1993 : 1. Istilah hukum dunia dapat dipahami dalam perbedaannya dengan istilah hukum internasional. Perbedaan tersebut adalah: 432 PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hukum Internasional Hukum Dunia 1. Konsep hukum internasional berangkat dari pemahaman, bahwa masyarakat internasional terdiri atas sejumlah negara yang berdauat. 2. Tertib hukum dari hukum internasional bersifat koordinasi. 1. Konsep hukum dunia berangkar dari pemahaman semacam negara dunia federasi dunia yang secara hiearkis berdiri di atas negara-negara nasional. 2. Konsep hukum dunia mempunyai analogi dengan hukum tata negara. 3. Tertib hukum dari hukum dunia bersifat subordinasi. Perkembangan istilah hukum internasional pada mulanya berasal dari istilah hukum Romawi, ius gentium yang berarti kaidah- kaidah dan asas-aas hukum yang mengatur hubungan antara orang Romawi dan orang bukan Romawi serta antara orang-orang bukan Romawi satu seine lain. Istilah ius gentium kemudian berkembang menjadi ius intergentes, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara kesatuan-kesatuan hukum publik pada waktu itu kerajaan atau republik. Dalam perkembangan berikut muncul istilah hukum bangsa- bangsa, hukum antar negara, dan hukum internasional. Apabila kita memperhatikan istilah-istilah yang digunakan untuk menyebut hukum internasional, secara praktik tidak mengandung persoalan asalkan kita mengetahui apa yang dimaksudkan dengan Istilah tersebut. Akan tetapi untuk memberikan pedoman dalam pengkajian terhadap objek bidang hukum ini, maka istilah yang digunakan adalah hukum Internasional. Alasannya: 1 Istilah hukum internasional lebih mendekati kenyataan, karena pada masa sekarang hubungan tersebut tidak terbatas pada hubungan bangsa-bangsa atau hubungan antar-negara saja tetapi menyangkut subyek lain di luar Bangsa atau negara, 2 kata internasional sudah lazim digunakan untuk menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang melintasi batas-batas wilayah negara. Perlu diperhatikan bahwa yang dimakeud dengan hukum internasional dalam hal ini adalah hukum internasional publik, yang dibedakan dengan hukum perdata internasional. Hukum perdate Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas-batas negara- negara, di mana pelaku-pelaku hukumnya masing-masing tunduk pada hokum perdata nasional yang berlainan. Sedangkan hukum Internasional publik adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan yang melintasi batas-batas negara- negara yang bukan bersifat perdata. Perbedaan semacam ini mungkintidak tegas, tetapi perbedaan semacam itulah yang paling tepat. Sebab apabila dibedakan atas dasar subjeknya, maka hukum perdata internasional dan hukum internasional publik memiliki subjek hukum yang sama. Misalnya negara atau individu, di mana baik negara maupun individu sama-sama dapat bergerak dalam lapangan hukum perdata internasional atau hukum internasional publik. Oleh karena itulah, pembedaan antara keduanya tidak dipandang dari subjeknya melainkan dari objeknya. Tujuan adanya hukum internasional adalah untuk menciptakan hubungan internasional yang tertib dan adil. Sesuai dengan prinsip hukum pada umumnya bahwa hukum hanya dapat tumbuh dan berkembang didalam masyarakat, maka hukum internasional pun tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat hukum internasional. Masyarakat hukum internasional merupakan tatanan masyarakat internasional. Masyarakat Internasional adalah masyarakat yang ditandai. oleh kriteria faktor material adanya sejumlah negara dan adanya kepentingan bersama serta adanya hubungan yang bersifat tetap. Masyarakat internasional tersebut akan menjadi masyarakat hukum internasional apabila disertai faktor non- material, yaitu adanya kesamaan asas-asas hukum antara bangsa- bangsa yang dibuktikan oleh prinsip-prinsip hukum umum yang diakui secara bersama-sama. PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 433

2. Sejarah Perkembangan Hukum Internasional