20 Pada Tabel 9 terdapat berbagai formulasi media untuk pertumbuhan jamur
tiram. Hal tersebut berdasarkan pengalaman masing-masing pengusaha yang dilakukan di tempat yang berbeda yang lebih menguntungkan. Berdasarkan Tabel
9 tersebut, dapat dipilih salah satu formulasi yang sesuai dengan kondisi tempat budidaya.
2. Pengayakan
Serbuk gergaji yang diperoleh dari pengrajin mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik karena di dalamnya biasa terdapat potongan-
potongan yang cukup besar dan tajam yang dapat merusak plastik sebagai media tempat tanam yang berpotensi menyebabkan pertumbuhan miselia jamur tidak
merata. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan pengayakan serbuk gergaji.
3. Perendaman
Perendaman serbuk gergaji perlu dilakukan untuk menghilangkan getah yang terdapat pada serbuk gergaji. Disamping itu perendaman juga berfungsi
untuk melunakkan serbuk gergaji agar mudah diuraikan oleh jamur. Perendaman dilakukan selama 6-12 jam, kemudian serbuk gergaji ditiriskan.
4. Pengukusan
Pengukusan serbuk kayu yang telah direndam dilakukan pada suhu 80º-90º Celcius selama 4-6 jam. Proses pengukusan ini bertujuan untuk mengurangi
mikroba yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram putih yang ditanam dan untuk menghilngkan getah yang terkandung pada serbuk gergaji.
5. Pencampuran
Bahan-bahan tambahan yang telah ditimbang sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan di campur dengan serbuk gergaji. Pencampuran harus dilakukan
secara merata. Didalam proses pencampuran diusahakan tidak terdapat gumpalan, terutama serbuk gergaji dan kapur, karena dapat mengakibatkan penggumpalan
dan komposisi media yang diperoleh tidak merata.
6. Pengomposan
Proses pengomposan dimaksudkan untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dalam bahan-bahan bantuan mikroba sehingga diperoleh senyawa-
senyawa yang lebih sederhana. Senyawa yang lebih sederhana akan lebih mudah diserap oleh jamur sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur akan lebih baik.
21 Pengomposan dilakukan dengan cara menimbun campuran media
kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1-2 hari. Proses pengomposan yang baik ditandai dengan peningkatan suhu sekitar
50 Celcius. Kadar air dalam pengomposan harus diatur pada kondisi
50-65 persen dengan tingkat keasaman pH 6-7. Adonan yang baik adalah bila adonan itu dikepal membentuk gumpalan, tetapi mudah dihancurkan.
7. Pewadahan Log Jamur
Setelah dilakukan pengomposan maka media tanam tersebut dimasukkan kedalam plastik polipropilen karena plastik ini relatif tahan panas dalam proses
sterilisasi. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal karena media cepat busuk sehingga produktifitas akan rendah, untuk
menghindari hal tersebut dalam proses pewadahan adonan dalam plastik dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat yang lain. Media tanam yang
dimasukkan ke dalam plastik polipropilen tersebut yang dinamakan log jamur atau media tempat tumbuh jamur tiram putih.
8. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses yang dilakukan untuk menginaktifkan mikroba baik bakteri, kapang maupun khamir yang dapat menghambat
pertumbuhan miselium jamur. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80º-90º Celcius selama 6-8 jam.
9. Inokulasi Pemberian Bibit
Inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan taburan dan tusukan. Inokulasi secara taburan adalah dengan menaburkan bibit
kedalam media tanam secara langsung. Sementara dengan tusukan dilakukan dengan cara membuat lubang dibagian tengah media melalui cincin sedalam tiga
per empat dari tinggi media tanam, selanjutnya dengan lubang tersebut diisi bibit yang telah dihancurkan.
10. Inkubasi