84 6
Sterilkan botol berisi media tersebut menggunakan autoclave pada suhu 121
Celcius selama satu jam, kemudian angkat dan dinginkan
c. Inokulasi
Proses Inokulasi kultur murni F0 dilakukan pada media tanam bibit induk F1 yang telah dingin. Setiap satu buah tabung kaca berisi kultur murni
F0 dapat diinokulasi kedalam 20 botol bibit induk F1. Adapun tahapan inokulasi kultur murni F0 pada media tanam bibit induk F1 adalah sebagai
berikut : 1
Sterilkan peralatan dan laminar air flow dengan menggunakan alkohol 70 persen
2 Siapkan kultur murni F0, kemudian ambil kultur murni dengan
menggunakan jarum ose dan masukkan kedalam botol selai berisi media tanam bibit induk F1 yang telah dibuka penutupnya. Tutup kembali dengan
plastik dan karet secapatnya 3
Proses inokulasi dilakukan dalam laminar air flow guna meminimalkan tingkat kontaminasi
d. Inkubasi
Botol selai yang berisi media tanam yang telah diinokulasi kultur murni F0 kemudian diinkubasi pada suhu 26-28
Celcius selama dua hingga tiga minggu. Setelah seluruh permukaan tertutup miselium dan berwarna putih, maka
bibit induk F1 dapat digunakan. Setiap satu botol selai berisi bibit induk F1 dapat diinokulasi kedalam 10 log bibit produksi F2. Adapun tingkat kegagalan
dalam pembuatan bibit induk F1 tersebut mencapai lima persen, sehingga dari 1.600 botol selai bibit induk F1 yang dihasilkan terdapat 1.520 botol selai yang
dapat diinokulasi kedalam 15.200 log bibit produksi F2. Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh kontaminasi pada saat inokulasi kultur murni F0.
6.2.3.4 Pembuatan Bibit Produksi F2
Bibit produksi F2 merupakan bibit yang diperoleh dari inokulasi bibit induk F1 dan digunakan sebagai inokulasi dalam pembuatan media tanam usaha
budidaya jamur tiram putih. Pembuatan bibit produksi F2 merupakan tahap akhir dalam proses produksi bibit jamur tiram putih, sehingga dapat dikatakan
bahwa bibit produksi F2 merupakan hasil produk akhir dari usaha pembibitan
85 jamur tiram putih. Tahapan dalam pembuatan bibit produksi F2 diawali dari
persiapan bahan baku sampai inkubasi Gambar 9.
Gambar 9.
Tahap Pembuatan Bibit Produksi F2 Jamur Tiram Putih
a. Persiapan
Persiapan bahan baku merupakan tahap awal dalam proses pembuatan bibit produksi F2 jamur tiram putih. Pada tahap persiapan dilakukan
penimbangan bahan baku dengan komposisi yang telah ditentukan. Komposisi yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 log bibit F2 meliputi 20 kg serbuk kayu, 3
kg dedak, 200 gram gips, 600 gram kapur, 200 gram tepung tapioka, 200 gram dektrosa serta air secukupnya.
b. Pengayakan
Proses pengayakan dilakukan sebelum proses pencampuran bahan. Bahan baku yang diayak berupa serbuk kayu dan dedak. Proses pengayakan pada serbuk
kayu dilakukan agar ukuran serbuk kayu seragam dan tidak bercampur dengan bahan lain, seperti batu kerikil, tanah, atau potongan kayu yang dapat menjadi
sumber kontaminasi dan dapat menghambat petumbuhan jamur nantinya. Sedangkan pengayakan terhadap dedak dimaksudkan untuk menghindari
masukknya dedak yang berbentuk bongkahan kedalam campuran media.
c. Pencampuran