Sumber Daya Manusia Penelitian dan Pengembangan

89 dihasilkan untuk empat kali produksi sesuai siklus pembuatan bibit produksi F2 terdapat 1.520 yang dapat diinokulasikan kedalam 15.200 log bibit produksi F2 atau terdapat 380 botol selai bibit induk F1 yang dapat diinokulasikan kedalam 3.800 log bibit produksi F2 setiap satu siklus produksi. Sedangkan tingkat kegagalan dalam pembuatan bibit produski F2 mencapai lima persen, sehingga dari 15.200 log bibit produksi F2 yang dihasilkan dalam empat siklus produksi terdapat 14.440 log yang dapat digunakan dan dipasarkan atau terdapat 3.610 log dari 3.800 log yang dihasilkan dari setiap satu siklus pembuatan bibit produksi F2.

6.2.4 Sumber Daya Manusia

Saat ini sumberdaya manusia yang dimiliki oleh KWT Hanjuang berjumlah empat orang, yang terdiri dari satu orang pemilik Hj.Endjah satu orang pengelola Noviyanti Andriani, serta dua orang tenaga kerja. Dalam menjalankan usahanya, tingkat pendidikan tidak menjadi tolak ukur bagi pihak KWT Hanjuang dalam merekrut karyawannya. Hal ini disebabkan tenaga kerja yang dimiliki perusahaan adalah dari kalangan masyarakat kurang mampu dan putus sekolah dengan tujuan sosial, yaitu memberdayakan masyarakat yang ada disekitar perusahaan. Perusahaan melihat calon tenaga kerja lebih kepada kemampuan atau keterampilan, bukan dari tingkat pendidikan. Untuk masalah perekrutan karyawan, perusahaan belum memiliki kualifikasi yang khusus sebelum menerima tenaga kerja. Perekrutan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Saat ini perusahaan tidak memilki pembagian kerja yang jelas dalam kegiatan produksinya, karena semua kegiatan persiapan bahan, pengadukan, memasukkan media kedalam pelastik, kegiatan pengukusan, dan mengangkat log kedalam kumbung semuanya dikerjakan oleh tenaga kerja yang sama.

6.2.5 Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan litbang dalam suatu perusahaan sangat diperlukan dalam mendukung usaha yang ada, membantu meluncurkan usaha baru, mengembangkan produk baru, meningkatkan mutu produk memperbaiki 90 efisiensi proses manufaktur dan memperdalam atau memperluas kemampuan teknologi perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, KWT Hanjuang belum memilki divisi khusus yang bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang penelitian dan pengembangan. Hal ini sebagai akibat dari keterbatasan modal yang dimiliki KWT Hanjuang dalam menjalankan kegiatan usahanya. Untuk memperoleh berbagai informasi terkait teknik pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih yang baik, KWT Hanjuang melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti Dinas Pertanian, Lembaga Penelitian Indonesia LIPI, serta Institut Pertanian Bogor.

6.3 Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman pada