Penentuan Rating Analisis strategi pengembangan usaha bibit dan media tanam jamur tiram putih pada "Kelompok Wanita Tani Hanjuang" di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

50 Bobot setiap variabel diperoleh dengan menggunakan nilai setiap variabel terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus Kinnear dan Taylor, 1991 : Dimana : α i = Bobot variable ke-i X i = Nilai variable x ke-i n = Jumlah data I = 1, 2, 3,…,n Untuk analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan analisis PEST, analisis Lima Kekuatan Porter, analisis lingkungan operasional untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi. Data yang telah di identifikasi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dikonfirmasi terlebih dahulu oleh pihak manajemen perusahaan yaitu pemimpin dari KWT Hanjuang Hj. Endjah. Sama halnya dengan melakukan analisis lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal juga menggunakan rumus yang diperoleh dari sumber Kinnear dan Taylor 1991 dimana nantinya total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE dan matriks EFE. Tabel 13. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Organisasi Faktor Strategis Eksternal A B C D …… Total Bobot A B C D …….. Total Sumber : David 2006

c. Penentuan Rating

Penentuan peringkat oleh manajemen atau pakar dari perusahaan dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis perusahaan. Untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan digunakan nilai peringkat dengan menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap    n i i 1 Xi Xi  51 masing-masing faktor strategis perusahaan saat ini. Untuk matriks IFE, skala nilai peringkat yang digunakan, yaitu : 1 = Sangat lemah kelemahan mayor 3 = Kuat kekuatan minor 2 = Lemah kelemahan minor 4 = Sangat kuat kekuatan mayor Adapun tahapan yang dilakukan dalam penyusunan matriks IFE David, 2006 adalah:  Tuliskan faktor-faktor sukses kritis critical success factor dalam proses audit internal-eksternal. Tuliskan kekuatan lebih dahulu kemudian kelemahan.  Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting. Bobot diberikan dengan menggunakan metode “Paired Comparison” pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan kepentingan relatif dari faktor i`tu unutk sukses dalam industri yang ditekuni perusahaan. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada prestasi organisasi diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.  Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor itu mewakili kelemahan utama peringkat = 1, kelemahan kecil peringkat = 2, kekuatan kecil peringkat = 3, atau kekuatan utama peringkat = 4. Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan, sedangkan bobot pada langkah 2 didasarkan keadaan industri.  Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot untuk setiap variabel.  Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk organisasi. 52 Tabel 14. Matriks IFE Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor Pembobotan Kekuatan 1. 2. dst… Kelemahan 1. 2. dst… Total Sumber : David 2006 Untuk faktor kelemahan sama dengan faktor kekuatan, dimana skala 1 berarti lemah dan 4 berarti sangat kuat. Sedangkan untuk EFE, skala nilai peringkat yang digunakan sama dengan IFE yaitu 1 sampai 4, masing-masing faktor : 1 = Rendah, respon kurang 3 = Tinggi, respon diatas rata-rata 2 = Sedang, respon sama dengan rata-rata 4 = Sangat tinggi, respon superior Menurut David 2004, untuk penyusunan matriks EFE dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu adalah :  Tuliskan faktor eksternal yang telah diidentifikasi selama proses audit eksternal. Dari hasil analisis didapatkan 12 faktor eksternal terpenting, yang termasuk peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang dahulu kemudian ancaman. Usahakan spesifik mungkin.  Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting dengan menggunakan metode Paired Comparison Kinnear dan Taylor, 1991 pada setiap faktor. Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar berhasil dalam industri tersebut. Peluang sering mendapat bobot lebih besar dibandingkan ancaman. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0.  Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini menjawab faktor- faktor yang telah diidentifikasi dengan catatan 4 = jawaban superior, 3 = 53 jawaban diatas rata-rata, 2 = jawaban rata-rata, 1 = jawaban jelek. Peringkat didasarkan pada efektivitas strategi perusahaan dan keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan pada industri.  Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat yang telah dirata-ratakan dari responden untuk menentukan nilai yang dibobot kemudian jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai yang dibobot total bagi organisasi. Tabel 15. Matriks EFE Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor Pembobotan Peluang 1. 2. dst… Ancaman 1. 2. dst… Total Sumber : David 2004 Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada tiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal total skor pembobotan. Total skor pembobotan pada matriks IFE berkisar antar 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE 3,0-4,0 berarti kondisi internal perusahaan tinggi atau kuat, sedangkan 2,0-2,99 berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang, dan 1-1,99 berarti kondisi internal perusahaan rendah atau lemah. Total skor pembobotan pada matriks EFE berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat 3,0-4,0, berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Rata-rata 2,0-2,99 berarti perusahan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada, dan lemah 1,0-1,99 berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada. 54

4.4.2.2 Tahap Pencocokan The Matching Stage

Tahap yang kedua adalah pencocokan atau pemaduan hasil pembobotan EFE dan IFE ke dalam Matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini. Kemudian selanjutnya dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan.

1. Matriks Internal-External IE

Nilai yang diperoleh pada matriks IFE dan matriks EFE kemudian dimasukkan ke dalam matriks Internal-Eksternal IE untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini. Lebih lanjut berdasarkan posisi tersebut, perusahaan dapat menentukan inti strategi yang tepat untuk diterapkan. Total skor bobot matriks IFE dalam matriks IE, ditempatkan pada sumbu x dan skor bobot EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE, total skor bobot IFE sebesar 1.0 hingga 1.99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2.0 hingga 2.99 merupakan pertimbangan rata-rata, dan skor 3.0 hingga 4.0 adalah kuat, sedangkan pada sumbu y, total skor bobot EFE dari 1.0 hingga 1.99 adalah pertimbangan rendah, skor 2.0 hingga 2.99 adalah medium, dan skor 3.0 hingga 4.0 adalah tinggi. Ilustrasi matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4. Matriks IE mempunyai sembilan sel strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu : 1. Divisi pada sel I, II dan IV dapat melaksanakan strategi tumbuh dan kembangkan growth and built . Strategi yang cocok adalah strategi Intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk atau strategi integratif integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal. 2. Divisi pada sel III, V dan VII dapat melaksanakan strategi mempertahankan dan pelihara hold and maintain. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang banyak dilakukan apabila perusahaan berada dalam sel ini. 3. Divisi pada sel VI, VIII dan IX disebut strategi panen dan melepaskan. harvest and divest. Strategi panen dan melepaskan merupakan strategi yang paling cocok digunakan pada daerah ini. 55 SKOR TOTAL IFE 4,0 3,0 2,0 1,0 SKOR TOTAL EFE KUAT RATA-RATA LEMAH 4,0 3,0 I II III TINGGI 2,0 IV V VI RATA-RATA 1,0 VII VIII IX RENDAH Gambar 4. Matriks IE menurut David 2004

2. Matriks SWOT

Setelah menganalisis dengan matriks IE maka dilakukan berbagai kombinasi dengan menggunakan matriks SWOT. Dengan analisis SWOT dapat diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Matriks ini mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah sebagi berikut : 1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan. 2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan. 3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan. 4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan. 5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi S-O dalam sel yang tepat. 6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi W-O dalam sel yang tepat 7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi S-T dalam sel yang tepat 8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi W-T dalam sel yang tepat 56 Tabel 16. Matriks SWOT IFAS EFAS SRENGTHS S Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal WEAKNES W Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan eksternal OPPORTUNITIES O Tentukan 5-10 faktor- faktor kekuatan eksternal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS T Tentukan 5-10 faktor- faktor kekuatan eksternal STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman Sumber : David 2004 Berdasarkan tabel diatas, komponen dalam matriks SWOT terbagi menjadi beberapa strategi yaitu : 1. Strategi SO Strength – Opportunity yaitu strategi yang menggunkan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. 2. Strategi ST Strength – Threath yaitu strategi yang digunakan perusahaan untuk menghindari dan mengurangi dampak dari ancaman-ancaman yang dihadapi perusahaan. 3. Strategi WO Weakness –Opportunity yairu strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang ada. 4. Strategi WT Weakness – Threath merupakan strategi yang digunakan sebagai taktik bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif strategi dalam pengembangan usaha yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan, agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan usaha perusahaan mampu memberikan hasil yang maksimal.

4.4.2.3 Tahap Keputusan The Decision Stage

Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu tahap pengambilan keputusan. Analisis yang digunakan pada tahap ini adalah matriks QSP Quantitative Startegic Planning Sumber matriks QSP diperoleh dari alternatif 57 strategi yang layak yang direkomendasikan melalui hasil analisis matriks SWOT. Matriks QSP berguna dalam menentukan daya tarik relatif dari beberapa strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa QSPM merupakan dasar untuk memilih strategi alternatif terbaik. Matriks QSP merupakan alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor kunci internal dan faktor kunci eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya David, 2006. Ada enam langkah yang harus diikuti dalam membuat matriks QSP, diantaranya sebagai berikut : 1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan kunci internal perusahaan 2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal yang dipakai dalam matrik IFE dan EFE 3. Mengevaluasi matriks pada tahap dua atau pencocokan dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi atau perusahaan untuk diimplementasikan 4. Menetapkan nilai daya tarik Attractiveness Score-AS pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari suatu strategis atas strategis lain dengan mempertimbangkan faktor penentu. Nilai daya tarik dimulai dari 1 = tidak menarik, 2 = kurang menarik, 3 = menarik, dan 4 = sangat menarik 5. Menghitung nilai total daya tarik Total Attractiveness Score-TAS merupakan hasil kali dari kolom bobot dan nilai daya tarik AS dalam setiap baris. Semakin tinggi nilai TAS, maka semakin menarik alternatif strategi itu. 6. Menghitung jumlah total daya tarik dengan cara menjumlahkan nilai total daya tarik dalam setiap kolom strategi matriks QSP. Jumlah nilai total daya tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi. Besarnya perbedaan antar jumlah total daya tarik dalam suatu set alternatif strategi tertentu, menunjukkan seberapa besar sebuah strategi lebih diinginkan relatif terhadap orang lain 58 Tabel 17. Matriks QSP Quantitatif Strategic Planning Faktor-Faktor Kunci Bobot Alternatif Startegi Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS Faktor-Faktor Kunci Eksternal Faktor-Faktor Kunci Internal Jumlah Total Daya Tarik Keterangan: AS = Attractiveness Scores Nilai Daya Tarik TAS = Total Attractiveness ScoresTotal Nilai Daya Tarik Sumber : David 2004 Keunggulan matriks QSP adalah bahwa set strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama , tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi. Selain itu QSPM dapat digunakan oleh organisasi besar, kecil, berorientasi laba maupun nirlaba serta dapat diaplikasikan untuk hampir semua tipe organisasi Keterbatasan matriks QSP selalu menumbuhkan penilaian intuitif dan asumsi yang mendasar yaitu didasarkan pada informasi yang obyektif. Matriks QSP hanya dapat bermanfaat sebagai informasi pendahuluan dan analisis pencocokan yang mendasari penyusunannya, dan subyektif sangat tinggi artinya bergantung pada pengalaman pengambil keputusan. V GAMBARAN UMUM KELOMPOK WANITA TANI HANJUANG

5.1 Sejarah dan Perkembangan KWT Hanjuang