102 perusahaan adalah Perkembangan teknologi dengan nilai skor sebesar 0,355 serta
Ketersediaan bahan baku dengan nilai skor sebesar 0,351. Ancaman utama yang dihadapi oleh KWT adalah Adanya persaingan
industri dengan nilai skor sebesar 0,327. Banyaknya pelaku usaha yang dulunya hanya melakukan budidaya sekarang juga bertindak sebagai penyedia bibit dan
media tanam jamur tiram putih mengindikasikan persaingan dalam industri sejenis semakin ketat dalam menarik perhatian konsumen. Ancaman lain yang dihadapi
perusahaan adalah Ancaman pendatang baru dengan nilai skor sebesar 0,293.
Berdasarkan hasil perhitunga matriks EFE diperoleh total skor sebesar 3,027. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan KWT untuk mengatasi ancaman
yang harus dihadapi dengan memanfaaatkan peluang yang ada sudah baik.
7.2 Tahap Pencocokan The Matching Stage
Tahap pencocokan merupakan tahapan kedua dalam perumusan strategi dan berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada
perusahaan dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal. Pada tahap pencocokan The Matching Stage dilakukan penyusunan matrik IE dan matriks
SWOT untuk memperoleh beberapa pilihan alternatif strategi. Total skor pada matriks IFE dan EFE dipetakan kedalam matriks IE untuk
melihat posisi KWT Hanjuang berdasarkan tiga kelompok strategi, yaitu strategi tumbuh dan bina growth and bulid, pertahankan dan pelihara hold and
maintain, serta panen atau divestasi harvest or divest. Analisis SWOT dilakukan pada tahap yang sama. Matriks SWOT diperoleh dengan memetakan
faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal. Beberapa alternaltif
strategi yang diperoleh dari analisis SWOT dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menyusun strategi.
7.2.1 Analisis Matriks IE
Setelah diperoleh total skor untuk matrik IFE sebesar 2,333 dan nilai total skor untuk matrik EFE sebesar 3,027. Hasil skor tersebut menunjukkan posisi
perusahaan pada matriks IE. Adapun matriks IE untuk KWT Hanjuang ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi KWT
103 Hanjuang berada pada kuadran II yaitu memiliki kemampuan internal yang
sedang dan eksternal yang kuat. Perusahaan yang masuk dalam kuadran ini sebaiknya dikelola dengan strategi growth and build. Strategi yang umum
digunakan dalam kuadran ini adalah : A.
Strategi intensif Strategi Intensif merupakan strategi yang biasanya digunakan perusahaan
ketika posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Strategi ini dapat dibagi menjadi :
1. Strategi penetrasi pasar market penetration, strategi ini berusaha
meningkatkan pangsa pasar untuk produkjasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Untuk KWT Hanjuang, strategi penetrasi pasar
dapat dilakukan dengan peningkatan jumlah tenaga penjual, menawarkan promosi penjualan yang intensif, atau meningkatkan usaha publisitas
2. Strategi pengembangan pasar market development, strategi ini melibatkan
perkenalan produk yang ada saat ini ke area geografi baru. Untuk melakukan strategi ini pihak KWT Hanjuang dapat memanfaatkan internet sebagai media
promosi yang memiliki jangkauan penyampaian informasi mengenai produk yang dihasilkan yang sangat luas. Pihak KWT Hanjuang dapat membuat
website sendiri yang menyediakan informasi tentang organisasi terkait produk yang dihasilkannya yang bertujuan untuk membuka pasar baru bagi KWT
Hanjuang. 3.
Strategi pengembangan produk product development, strategi ini merupakan strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau
memodifikasi produkjasa saat ini. Pengembangan produk biasanya melibatkan biaya litbang yang besar. Untuk menerapkan strategi ini, KWT
Hanjuang dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain seperti IPB, LIPI, dan lembaga-lembaga penelitian lainnya untuk memperoleh pengetahuan
tentang perkembangan teknologi khusunya teknologi dalam pembuatan bibit dan media tanam jamur tiram putih dalam rangka perbaikan terhadap produk
yang selama ini dihasilkan.
104 B.
Strategi Integrasi Strategi integrasi merupakan suatu strategi yang memungkinkan
perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Strategi ini dibagi menjadi :
1. Strataegi integrasi kedepan forward integration, stategi ini melibatkan
akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Cara efektif yang dapat dilakukan oleh KWT Hanjuang untuk
mengimplementasikan strategi ini adalah waralaba franchising 2.
Stategi integrasi kebelakang backward integration, strategi ini merupakan stategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok
perusahaan. KWT Hanjuang dapat melakukan strategi ini ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, harga bahan baku yang ditawakan
terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. 3.
Strategi integrasi horizontal horizontal integration, integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol
atas pesaing perusahaan. Untuk strategi integrasi horizontal belum dapat dilakukan oleh pihak KWT Hanjuang mengingat adanya keterbatasan modal
yang merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pihak KWT Hanjuang dalam melakukan pengembangan usahanya.
SKOR TOTAL IFE 4,0
3,0 2,0
1,0 SKOR
TOTAL EFE
KUAT RATA-RATA
LEMAH 4,0
3,0 I
III TINGGI
2,0 IV
V VI
RATA-RATA 1,0
VII VIII
IX RENDAH
Gambar 10. Matriks IE KWT Hanjuang 7.2.2
Analisis Matriks SWOT
Analisis matriks SWOT menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE, yakni kekuatan strengths, kelemahan weaknesses,
peluang opportunities dan ancaman threats yang kemudian dirumuskan menjadi alternatif strategi perusahaan. Berdasarkan analisis matriks SWOT
105 Lampiran 8 maka alternatif strategi yang mungkin dijalankan oleh KWT
Hanjuang untuk mengembangkan usahanya adalah :
A. STRATEGI S-O
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi
S-O yang dapat dipertimbangkan oleh KWT diantaranya : 1.
Mempertahankanmeningkatkan kualitas produk Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sebagai penyedia bibit dan media
tanam jamur tiram putih, KWT Hanjuang selalu menjaga serta berusaha untuk lebih meningkat kualitas bibit dan media tanam jamur tiram putih yang
dihasilkannya. Strategi mempertahankan atau meningkatkan kualitas produk dapat dilakukan oleh pihak perusahaan dalam upaya pemenuhan permintaan akan bibit
dan media tanam jamur tiram putih yang semakin meningkat. Peningkatan permintaan akan bibit dan media tanam ini lebih diakibatkan oleh adanya
pertumbuhan jumlah penduduk yang dapat menjadi pasar potensial bagi komoditas jamur tiram putih. Adanya kejelasan pasar, tentunya akan membuat
sebagaian besar pelaku usaha semakin tertarik untuk melakukan kegiatan usaha budidaya yang tentunya membutuhkan bibit dan media tanam jamur tiram putih
untuk mendukung kegiatan usahanya. Disamping hal itu, penerapan strategi ini didukung oleh letak perusahaan yang strategis, komunikasi antara pemimpin dan
karyawan telah terjalin dengan baik, pertumbuhan ekonomi yang positif, kebijakan Pemerintah mengenai program KUR, meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, perkembangan teknologi, serta adanya ketersediaan bahan baku.
2. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen
Adanya permintaan produk yang semakin meningkat mengakibatkan KWT Hanjuang sebagai penyedia bibit dan media tanam jamur tiram putih selalu
berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya. Bentuk pelayanan yang baik oleh KWT Hanjuang kepada konsumennya terlihat melalui
penyajian pesanan yang tepat waktu, produk dengan harga bersaing, dan kualitas produk yang unggul, pemberian potongan harga sebesar Rp. 200 setiap log nya
untuk pembelian bibit diatas 10.000 log, serta adanya tanggung jawab perusahaan
106 untuk mengganti bibit dan media tanam yang rusak pada proses pengiriman. Hal
tersebut membuat para pelanggan loyal terhadap produk yang dihasilkan oleh KWT Hanjuang. Penerapan strategi pelayanan yang baik kepada konsumen
didukung oleh komunikasi antara pemimpin dan karyawan yang telah terjalin dengan baik, adanya saluran ditribusi langsung perusahaan, perkembangan
teknologi serta adanya ketersediaan bahan baku. 3.
Mempertahankan harga produk yang bersaing Kebijakan perusahaan untuk menetapkan harga bibit dan media tanam
sebagai produk yang dihasilkan dibawah harga yang ditetapkan pesaingnya menjadikan pelanggan serta konsumen KWT Hanjuang memilki loyalitas tinggi
kepada perusahaan. Disamping itu, kebanyakan pembudidaya jamur tiram putih yang berada di wilayah Bogor merupakan pembudidaya dengan skala usaha kecil
yang memiliki keterbatasan modal, sehingga bibit dan media tanam dengan harga murah sangat diminati untuk mendukung kegiatan budidayanya. Penerapan
strategi untuk mempertahankan harga produk yang bersaing ini didukung dengan kualitas produk yang baik, adanya pelayanan yang baik terhadap konsumen oleh
perusahaan, pertumbuhan ekonomi positif, perkembangan teknologi, permintaan produk yang semakin meningkat, serta adanya ketersediaan bahan baku.
B. STRATEGI W-O
Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi
yang dapat dipertimbangkan oleh KWT Hanjuang adalah : 1. Menerapkan perkembangan teknologi
Pertumbuhan ekonomi positif, pertumbuhan penduduk, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, serta meningkatnya
permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam menjalankan strategi menerapkan perkembangan
teknologi. Penerapan teknologi ini dirasakan perlu dilaksanakan perusahaan baik dalam proses produksi dan pemasaran. Pemakaian teknogi dalam kegiatan
produski diharapkan dapat menciptakan produk yang lebih berkualitas yang tentunya akan meningakatkan loyalitas konsumen kepada perusahaan, sedangkan
107 penggunaan teknogi dalam bidang pemasaran diharapkan mampu memperluas
jangkauan pemasaran yang selama ini dimiliki perusahaan. 2. Meningkatkan jumlah produksi
Adanya pertumbuhan perekonomian yang positif berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mampu memperbaiki
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Trend hidup sehat yang berkembang dan telah menjadi pilihan gaya hidup sebagain besar masyarakat
menyebabkan permintaan akan komoditas jamur tiram putih sebagai pilihan makanan sehat semakin meningakat. Peningkatan permintaan akan komoditas
jamur tiram putih tentunya juga menuntut ketersediaan pasokan bibit dan media tanam jamur tiram putih untuk mendukung kegiatan budidaya jamur tiram putih
yang dewasa ini mulai banyak dikembangkan oleh sebagaian besar pelaku usaha. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sebagai salah satu penyedia bibit dan
media tanam jamur tiram putih, KWT Hanjuang seringkali belum dapat memenuhi permintaan yang ada. Starategi untuk meningkatkan jumlah produksi
merupakan salah satu strategi yang layak dipertimbangkan oleh pihak perusahan, mengingat permintaan akan produk yang dihasilkan yaitu bibit dan medai tanam
jamur tiram putih semakin meningkat. Penerapan strategi ini tentunya harus didukung dengan penerapan teknologi dalam kegiatan produksi. Penggunaan
teknologi dalam kegiatan produksi diharapkan mampu menghasilkan produk tidak hanya dengan kuantitas yang lebih banyak akan tetapi juga mencakup kualitas
yang lebih baik sehingga para kebutuhan para pelanggan KWT Hanjuang dapat terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Disamping itu, penerapan
strategi untuk meningkatkan jumlah produksi didukung dengan adanya ketersedian bahan baku yang berlimpah disekitar perusahan yang dapat
dimanfaatkan. Namun, penerapan starategi ini seringakali berbenturan dengan kualitas keterampilan karyawan masih rendah ditambah dengan masih adanya
tugas ganda yang dilakukan oleh pekerjakaryawan serta keterbatasan modal yang dimiliki perusahaan.
108
C. STRATEGI S-T
Strategi S-T adalah strategi yang bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan
perusahaan yang ada. Beberapa strategi S-T yang dapat dijalankan oleh KWT Hanjuang adalah :
1. Mempebaiki struktur bangunan untuk kegiatan operasional
Untuk meningkatkan kualitas produk, KWT Hanjuang melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan operasional
perusahaan termasuk didalamnya memperbaiki struktur bangunan yang digunakan untuk kegiatan produksi bibit dan media tanam jamur tiram putih. Perbaikan
terhadap struktur bangunan ini diharapkan mampu mengurangi ancaman pencurian terhadap aset-aset KWT Hanjuang dan juga dampak dari perubahan
cuaca yang tidak menentu. 2.
Meningkatkan komunikasi dalam organisasi Strategi meningkatkan komunikasi dalam organisasi dilakukan dalam
upaya memaksimalkan salah satu kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu adanya saluran distribusi langsung sebagai bentuk pelayanan yang menjadi salah satu
kekuatan perusahaan. Komunikasi yang baik didalam organisasi antara pimpinan dengan karyawan akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan terutama
dalam mengatasi adanya persaingan dalam industri dan meminimalkan ancaman yang mungkin timbul dari adanya pendatang baru dalam industri bibit dan media
tanam jamur tiram putih. Strategi ini merupakan altenatif strategi yang tidak memerlukan biaya dalam penerapannya. Untuk menjalankan starategi ini,
kemampuan komunikasi pemimpin sangat dibutuhkan terutama dalam pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan kepada karyawan. Pemimpin juga dituntut untuk
mampu memotivasi karyawan untuk meningakatkan loyalitasnya kepada perusahaan.
D. STRATEGI W-T
Strategi W-T adalah strategi yang berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki serta dapat menghindari ancaman dari luar. Alternatif
strategi tersebut diantaranya adalah:
109 1. Meningkatkan kualitas SDM perusahaan
Bentuk organisasi yang masih bersifat lini mengakibatkan adanya jabatan rangkap yang menjadi kendala perusahaan dalam berkonsentrasi pada beberapa
tanggung jawab dan wewenang. Kendala yang dihadapi perusahaan ini hendaknya dapat diminimalkan dengan penerapan strategi meningkatkan kualitas SDM
perusahaan untuk memperbaiki kualitas keterampilan karyawan yang masih rendah. Perbaikan kualiatas SDM diharapakan mampu memberikan pengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Penerapan strategi ini dilakukan sebagai upaya meminimalkan ancaman yang mungkin timbul dari adanya persaingan
dalam industri serta adanya pendatang baru yang masuk kedalam industri bibit
dan media tanam jamur tiram putih. 7.3
Tahap Keputusan The Decision Stage
Dalam pengembangan matriks QSP, dibuat daftar kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang serta nilai bobot rata-rata sesuai dengan hasil yang dipeoleh
dari matriks IFE dan EFE. Kemudian dari masing-masing variabel ini dicari nilai Attractiveness Score AS. Nilai AS menunjukkan daya tarik masing-masing
strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada responden yakni Ibu Hj.
Endjah Hodijah sebagai pimpinan perusahaan dan Noviyanti Andriani yang bekerja pada bagian produksi, keuangan, administrasi, dan pemasaran, serta dua
orang tenaga kerja pada bagian operasional. Nilai AS dari masing-masing responden tersebut kemudian dikalikan dengan nilai bobot rata-rata dari masing-
masing variabel sehingga diperoleh nilai TAS Total Attractiveness Scores. Kemudian seluruh nilai TAS dari masing-masing variabel tersebut dijumlahkan
sehingga diperoleh nilai STAS Sum Total Attractiveness Scores. Selanjutnya setelah diperoleh nilai STAS dari masing-masing responden maka dilakukan
perhitungan nilai STAS rata-rata dari masing-masing responden tersebut dengan menjumlah masing-masing variabel STAS dari masing-masing responden
kemudian dibagi dengan jumlah responden. Perhitungan STAS rata-rata ini dapat dilihat pada Tabel 24.
110
Tabel 24. Peringkat Alternatif Strategi pada Matriks QSP
Alternatif Strategi
Responden Rata-rata
Peringkat Strategi
I II
III IV
STAS 1 5,708 5,451
5,077 5,067
5,326 II
STAS 2 4,519 5,213
5,132 5,118
4,995 IV
STAS 3 5,168 5,975
6,169 6,310
5,906 I
STAS 4 5,507 4,967
5,209 5,030
5,178 III
STAS 5 4,499 5,088
4,793 5,502
4,970 V
Keterangan: Responden 1 : Hj. Endjah Hodijah sebagai Pemimpin KWT Hanjuang
Responden 2 : Noviyanti Andriani yang bekerja pada Bagian Produksi,
Keuangan, Administrasi, dan Pemasaran. Responden 3 : Karyawan yang bekerja pada bagian operasional
Responden 4 : Karyawan yang bekerja pada bagian operasional Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 24, maka
prioritas strategi terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya adalah. meningkatkan volume produksi perusahaan
dengan STAS Sum Total Attractive Score tertinggi sebesar 5,906. Selengkapnya strategi tersebut dapat diperingkatkan sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah produksi dengan nilai STAS sebesar 5,906
2. Mempertahankanmeningkatkan kualitas produk dengan nilai STAS
sebesar 5,326 3.
Menerapkan perkembangan teknologi dengan nilai STAS sebesar 5,178 4.
Mempertahankanmeningkatkan kualitas produk dengan nilai STAS sebesar 4,995
5. Meningkatkan kualitas SDM perusahaan dengan nilai STAS sebesar 4,970
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan