Lingkungan Industri Analisis Lingkungan Perusahaan

33 kecenderungan belanja dan sebagainya. Keadaan perekonomian diwaktu sekarang dan dimasa yang akan datang dapat mempengaruhi strategi perusahaan. Setiap segi ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan perusahaan dan menentukan keberhasilan atau kegagalan strategi Jauch dan Glueek, 1999. c. Faktor Sosial Pada dasarnya kondisi sosial masyarakat terus berubah-ubah. Perubahan- perubahan kondisi sosial yang terjadi dimasyarakat hendaknya dapat diantisipasi oleh perusahaan. Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup dari orang-orang dilingkungan eksternal yang dipengaruhi kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik. d. Faktor Teknologi Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk dapat berjalan secara terus- menerus harus dapat mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan dalam pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Adapatasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran.

2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memilki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Menurut Porter ME 1994, jika formulasi strategi bersaing bertujuan untuk menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya, maka tanpa bermaksud menyampingkan lingkungan umum, seharusnya analisis lingkungan disini adalah analisis lingkungan industri dimana perusahaan tersebut bersaing. Intisari formulasi strategi adalah menanggulangi persaingan. Dalam perjuangan memperoleh bagaian pasar market share, persaingan tidak hanya terjadi diantara sesama peserta persaingan. Pelanggan pembeli, pemasok, calon pendatang baru, dan produk substitusi semua merupakan “peserta 34 persaingan” yang dapat penting atau aktif bergantung pada posisinya Pearce dan Robinson, 1997. Gambar 1. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Pearce dan Robinson, 1997 Jika disederhanakan, keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok Porter, 1993 yaitu : 1 Tingkat persaingan dalam industri, 2 Ancaman pendatang baru, 3 Ancaman produk substitusi, 4 kekuatan tawar menawar pemasok, 5 kekuatan tawar menawar pembeli. Gabungan dari kelima kekuatan seperti terlihat pada Gambar 1 inilah yang sebenarnya menentukan potensi laba akhir dalam suatu industri, dimana potensi laba dalam bentuk hasil laba atas modal yang diinvestasikan dalam jangka panjang. a. Tingkat Persaingan dalam Industri Persaingan dikalangan sesama anggota industri terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisinya dalam industri, dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk, dan perang iklan. Persaingan tajam seperti ini bersumber pada sejumlah faktor, yaitu jumlah pesaing yang banyak, pertumbuhan industri lamban, produk tidak terdeferensiasi, biaya tetap tinggi, penambahan kapasitas dalam jumlah besar, pesaing beragam, taruhan strategis yang besar, dan hambatan pengunduran diri yang tinggi Pearce dan Robinson, 1997. Pendatang Pembeli Pemasok Produk Substitusi Persaingan di kalangan Anggota Industri Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada 35 b. Ancaman pendatang baru Masuknya perusahaan kedalam suatu industri sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas semakin bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada. Besarnya ancaman bergantung pada hambatan masuk yang ada dan pada reaksi peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Jika hambatan masuk tinggi dan calon pendatang baru memperkirakan akan menghadapi perlawanan yang keras dari peserta persaingan yang sudah ada, pendatang baru ini jelas tidak merupakan ancaman yang serius. Sumber utama hambatan masuk diantaranya : skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, hambatan biaya bukan karena skala, akses kesaluran distribusi, dan kebijakan pemerintah Pearce dan Robinson, 1997. c. Ancaman produk substitusi Produk pengganti membatasi harga dan laba potensial yang dapat diperoleh oleh suatu perusahaan. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk substitusi, makin berat tekanan yang dihadapi potensi laba industri Pearce dan Robinson, 1997. Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunya harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. d. Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis. Pemasok akan kuat jika jumlah mereka dalam industri relatif sedikit atau kecil, produk yang sudah ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar, tidak tersedia produk substitusi, pemasok mampu melakukan integrasi kedepan dan mengolah produk menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan Pearce dan Robinson, 1997. 36 e. Kekuatan tawar menawar pembeli Dengan kekuatan-kekuatan yang mereka miliki, para pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya, semua ini dapat menurunkan laba industri. Pembeli kuat jika membeli dalam jumlah yang relatif besar, produk merupakan bagian dari pembelian yang cukup besar dari pembeli, produk tersebut standar atau tidak terdeferensiasi, pembeli memiliki biaya pengalihan yang kecil, pembeli menerima laba kecil, pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik, produk industri tersebut tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli, serta informasi pembeli yang lengkap Pearce dan Robinson, 1997.

3. Lingkungan Operasional