30 c
Divestiture divestasi yaitu menjual sebuah unit bisnis atau sebagaian perusahaan kepada pihak lain.
d Liquidation likuidasi yaitu menjual seluruh aset perusahaan atau menutup
perusahaan.
3.1.5 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Visi memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Visi mengandung pernyataan prinsip perusahaan dan mendefinisikan
bisnis yang dijalankan. Misi adalah fondasi untuk prioritas, strategi, rencana, dan penugasan David, 2006. Misi menguraikan tindakan konkrit yang dilakukan
untuk mencapai visi. David 2006 merekomendasikan perusahaan untuk mengembangkan
pernyataan misi dengan beberapa alasan sebagai berikut : a
Memastikan tujuan dasar organisasi b
Memberikan standar dan untuk mangalokasikan sumberdaya organisasi c
Menciptakan kondisi atau iklim organisasi d
Sebagai fokus bagi individu dan bagi perusahaan untuk mencapai tujuan dan arah organisasi
e Memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi stuktur kerja yang melibatkan
penugasan hingga elemen tanggung jawab. f
Memberikan tujuan dasar organisasi, arahan keputusan dan memotivasi karyawan.
Tujuan didefinisikan sebagai hasil tertentu yang berusaha dicapai oleh sebuah organisasi dalam mendukung misi pokoknya. Setiap perusahaan memiliki
tujuan yang bermacam-macam, antara lain 1 kesinambungan laba, 2 efisiensi, 3 kepuasan dan pembinaan karyawan, 4 mutu produk atau layanan bagi
konsumen dan pelanggan, 5 menjadi pemimpin pasar, 6 membuat keuntungan dan harga saham menjadi maksimum untuk pemegang saham, 7 pengendalian
aktiva, 8 penyesuaian diri dengan mudah dan luwes, 9 melayani masyarakat, 10 menjadi perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan hubungan baik
dengan masyarakat David, 2004.
31
3.1.6 Analisis Lingkungan Perusahaan
Menurut Kotler 1997 perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan berinteraksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan-
kebutuhan dan kecenderungan yang belum terpenuhi dalam lingkungannya. Lingkungan pemasaran suatu perusahaan adalah lingkungan perusahaan yang
terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran
untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi dengan para pelanggan sasarannya.
David 2004 menjelaskan bahwa tahap awal dalam proses formulasi strategi adalah menganalisis dan mendiagnosis secara menyeluruh faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh bagi perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan pemasaran dapat dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel-variabel ancaman dan peluang yang berada diluar kontrol manajemen perusahaan, dan lingkungan internal yang
terdiri dari variabel-variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan berada dalam kontrol manajemen perusahaan.
3.1.6.1 Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Pearce dan Robinson 1997 faktor eksternal organisasi terbagi menjadi tiga yaitu : lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan
operasional. Ketiga lingkungan tersebut merupakan landasan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan bersaingnya. Pada
umumnya suatu unit bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro demografi, ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial budaya dan pelaku
lingkungan mikro utama pelanggan, pemasok, pesaing, saluran distribusi yang mempengaruhi kemampuannya memperoleh laba Kotler, 2002. Ketiga
lingkungan tersebut juga sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan.
32
1. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh merupakan lingkungan yang tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu, artinya pengaruh suatu perusahaan
jarang sekali sangat berarti bagi lingkungan tersebut. Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan
seperti faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi yang lebih sering disingkat PEST. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahan untuk
maju.
Tabel 11. Alat Analisis PEST Daftar fenomena yang mungkin menghasilkan
PeluangAncaman
POLITIK EKONOMI
SOSIAL BUDAYA DAN DEMOGRAFI
TEKNOLOGI Situasi politik Negara
Kebijakan politik luar negeri
Regulasi dan deregulasi pemerintah
Peraturan pajak, tarif, dan bea
Peraturan tenaga kerja Kebijakan ekspor
Tingkat Inflasi GNP
Ketersediaan kredit Pola konsumsi
Kurs mata uang Tingkat pajak
Trend
pertumbuhan ekonomi
Perkembangan budaya
Perkembangan media Pertumbuhan
penduduk Jumlah penduduk
Perilaku terhadap kebijakan pemerintah
Perilaku belanja Perkembangan
teknologi informasi Kecenderungan
perkembangan teknologi yang unik
Perkembangan teknologi dasar
Perkembangan perilaku masyarakat
terhadap teknologi
Sumber: David 2004 a. Faktor Politik
Arah dan stabilitas faktor ekonomi merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Kendala politik dikenakan
atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, undang-undang antitrust, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi,
dan penetapan harga, paten, stabilitas pemerintahan, serta peraturan tentang kesehatan dan keamanan kerja.
b. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi sangat berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi
tempat suatu perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ekonomi yang harus dipertimbangkan adalah pola konsumsi, suku bunga primer, laju inflasi,
kecenderungan pertumbuhan PNB, ketersediaan kredit, Disposible Income,
33 kecenderungan belanja dan sebagainya. Keadaan perekonomian diwaktu sekarang
dan dimasa yang akan datang dapat mempengaruhi strategi perusahaan. Setiap segi ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan
perusahaan dan
menentukan keberhasilan
atau kegagalan
strategi Jauch dan Glueek, 1999.
c. Faktor Sosial Pada dasarnya kondisi sosial masyarakat terus berubah-ubah. Perubahan-
perubahan kondisi sosial yang terjadi dimasyarakat hendaknya dapat diantisipasi oleh perusahaan. Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah
kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup dari orang-orang dilingkungan eksternal yang dipengaruhi kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan,
dan etnik. d. Faktor Teknologi
Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk dapat berjalan secara terus- menerus harus dapat mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang
dapat diterapkan dalam pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin
mempengaruhi industrinya. Adapatasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada,
atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran.
2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memilki implikasi yang
relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Menurut Porter ME 1994, jika formulasi strategi bersaing bertujuan untuk
menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya, maka tanpa bermaksud menyampingkan lingkungan umum, seharusnya analisis lingkungan disini adalah
analisis lingkungan industri dimana perusahaan tersebut bersaing. Intisari formulasi strategi adalah menanggulangi persaingan.
Dalam perjuangan memperoleh bagaian pasar market share, persaingan tidak hanya terjadi diantara sesama peserta persaingan. Pelanggan pembeli,
pemasok, calon pendatang baru, dan produk substitusi semua merupakan “peserta
34 persaingan” yang dapat penting atau aktif bergantung pada posisinya Pearce dan
Robinson, 1997.
Gambar 1. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Pearce
dan Robinson, 1997 Jika disederhanakan, keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung
pada lima kekuatan persaingan pokok Porter, 1993 yaitu : 1 Tingkat persaingan dalam industri, 2 Ancaman pendatang baru, 3 Ancaman produk
substitusi, 4 kekuatan tawar menawar pemasok, 5 kekuatan tawar menawar pembeli. Gabungan dari kelima kekuatan seperti terlihat pada Gambar 1 inilah
yang sebenarnya menentukan potensi laba akhir dalam suatu industri, dimana potensi laba dalam bentuk hasil laba atas modal yang diinvestasikan dalam jangka
panjang. a.
Tingkat Persaingan dalam Industri Persaingan dikalangan sesama anggota industri terjadi karena satu atau
lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisinya dalam industri, dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga,
introduksi produk, dan perang iklan. Persaingan tajam seperti ini bersumber pada sejumlah faktor, yaitu jumlah pesaing yang banyak, pertumbuhan industri
lamban, produk tidak terdeferensiasi, biaya tetap tinggi, penambahan kapasitas dalam jumlah besar, pesaing beragam, taruhan strategis yang besar, dan hambatan
pengunduran diri yang tinggi Pearce dan Robinson, 1997. Pendatang
Pembeli Pemasok
Produk Substitusi
Persaingan di kalangan Anggota Industri
Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada
35 b.
Ancaman pendatang baru Masuknya perusahaan kedalam suatu industri sebagai pendatang baru akan
menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas semakin bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan
sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada. Besarnya ancaman bergantung pada hambatan masuk
yang ada dan pada reaksi peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan calon pendatang baru.
Jika hambatan masuk tinggi dan calon pendatang baru memperkirakan akan menghadapi perlawanan yang keras dari peserta persaingan yang sudah ada,
pendatang baru ini jelas tidak merupakan ancaman yang serius. Sumber utama hambatan masuk diantaranya : skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan
modal, hambatan biaya bukan karena skala, akses kesaluran distribusi, dan kebijakan pemerintah Pearce dan Robinson, 1997.
c. Ancaman produk substitusi
Produk pengganti membatasi harga dan laba potensial yang dapat diperoleh oleh suatu perusahaan. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan
oleh produk substitusi, makin berat tekanan yang dihadapi potensi laba industri Pearce dan Robinson, 1997. Ancaman produk substitusi kuat bilamana
konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunya harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi
dari produk-produk suatu industri. d.
Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka
menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis. Pemasok akan kuat jika jumlah mereka dalam industri relatif sedikit atau kecil, produk yang
sudah ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar, tidak tersedia produk substitusi, pemasok mampu melakukan integrasi kedepan dan
mengolah produk menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan Pearce dan Robinson, 1997.
36 e.
Kekuatan tawar menawar pembeli Dengan kekuatan-kekuatan yang mereka miliki, para pembeli mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya, semua ini dapat
menurunkan laba industri. Pembeli kuat jika membeli dalam jumlah yang relatif besar, produk merupakan bagian dari pembelian yang cukup besar dari pembeli,
produk tersebut standar atau tidak terdeferensiasi, pembeli memiliki biaya pengalihan yang kecil, pembeli menerima laba kecil, pembeli menunjukkan
ancaman untuk melakukan integrasi balik, produk industri tersebut tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli, serta informasi pembeli yang lengkap
Pearce dan Robinson, 1997.
3. Lingkungan Operasional
Terdiri dari faktor-faktor dalam situasi persaingan yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan sumberdaya yang dibutuhkan
atau dalam memasarkan produk atau jasanya secara menguntungkan. Beberapa faktor yang terpenting adalah posisi bersaing perusahaan, kompetisi
pelanggannya, reputasinya dimata pemasok dan kreditor, serta kemampuannya dalam menarik karyawan yang berkemampuan.
3.1.6.2 Analisis Lingkungan Internal
Menurut Kotler 1997, pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan. Setidaknya ada dua bagian pada
faktor internal perusahaan yang dapat menentukan posisi persaingan perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan. Analisis faktor internal berfungsi memberikan
gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan, kemudian bagaimana perusahan dapat menghindari kelemahan dan ancaman yang berasal dari eksternal
perusahaan dengan kekuatan yang dimiliknya. Kelemahan perusahaan juga dapat diminimalkan dengan melihat peluang yang ada pada faktor eksternal perusahaan.
1. Manajemen
Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan
pengendalian David, 2004. Analisis faktor manajemen terdiri dari kegiatan mangidentifikasi kemampauan manajemen perusahaan yang meliputi aktivitas
37 dasar yang terdapat pada fungsi manajemen yang telah disebutkan. Manajemen
dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian tindakan sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatkan segala faktor sumberdaya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
2. Pemasaran
Menurut Kotler 2002, pemasaran merupakan proses sosial yang dengan proses tersebut, individu mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut David 2004,
pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengidentifikasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang
dan jasa. Terdapat empat fungsi dasar pemasaran yang disesuaikan dengan prinsip bauran pemasaran yang terdiri atas aspek product, promotion, place, dan pricing.
Pemahaman dan analisis faktor pemasaran termasuk fungsi pemasaran didalamnya dapat membantu penyusunan strategi serta mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran. 1.
Bauran Produk Product Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas
sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai dengan kompetisi
dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk juga dapat diidentifikasikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen
melalui hasil produknya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang,
kemasan, merek, label, pelayanan, dan jaminan Tjiptono, 1997.
Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Strategi produk atau variasi
produk merupakan satu set produk dan unit produk yang ditawarkan penjual bagi pembeli yang dapat dideskripsikan menurut panjang, lebar, dalam, dan
konsistensinya. Panjangnya bauran produk mengacu pada jumlah keseluruhan barang yang dijual oleh suatu perusahaan, lebarnya bauran produk mencakup pada
banyaknya lini produk yang dijual oleh suatu perusahaan, serta dalamnya bauran produk mengacu pada banyaknya versi yang ditawarkan untuk setiap produk
dalam lini yang bersangkutan serta konsistensi bauran produk mengacu pada
38 seberapa erat hubungan berbagai lini produk dengan pengguna akhir, persyaratan
produksi, saluran distribusi, atau cara produk mempunyai variabel-variabel atribut, merek, kemasan, dan label yang dapat menjadi penilaian tersendiri bagi
konsumen terhadap produk tersebut. Kebutuhan dalam hal merek merupakan aspek utama dalam strategi produk karena merek yang kuat berarti memiliki
kesetiaan konsumen. Sebuah identitas merek yang kuat menciptakan suatu keunggulan bersaing utama Kotler, 2002.
2. Bauran Promosi Promotion
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
besangkutan Tjiptono, 1997. Strategi promosi adalah tindakan perencanaan, implementasi, dan
pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan dan audiens sasaran target audience lainnya. Strategi promosi mengkombinasikan periklanan
advertising, penjualan personal personal selling, promosi penjualan sales promotion, publisitas dan hubungan masyarakat publicity dan public relatin,
dan pemasaran secara langsung direct marketing dalam suatu program terkoordinasi untuk berkomunikasi dengan pembeli atau pihak lainnya yang
mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen Kotler 2002. 3.
Bauran Harga Price Menurut Kotler 1997, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan
konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Harga didalam bauran pemasaran merupakan elemen yang
sangat fleksibel dikarenakan, suatu saat bisa berada dalam kondisi yang stabil. Namun terkadang harga juga bisa naik dan turun berdasarkan kondisinya. Harga
merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Disamping itu, harga merupakan unsur bauran
pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat Kotler, 1997. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau
39 ukuran lainnya termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa Tjiptono, 1997 Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena
kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena penetapan harga mempengaruhi
pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Sementara itu, dari sudut
pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau
jasa Tjiptono, 1997. Terdapat enam tahap prosedur yang perlu dilakukan dalam menetapkan harga produk, yaitu memilih tujuan penetapan harga, menetukan
permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis harga, memilih metode penetapan harga, memilih harga akhir Kotler, 2002. Dalam penetapan harga
terdapat beberapa strategi yaitu yang berorientasi laba, tujuan berorientasi volume yang dikenal dengan istilah “Volume Pricing Objective”, tujuan berorientasi citra
dengan maksud untuk membentuk citra tertentu image of value, tujuan stabilitas harga yang cenderung terjadi pada pasar yang konsumennya sensitif terhadap
perubahan harga, dan tujuan lainnya seperti social price, mempertahankan loyalitas pelanggan dan sebagainya Tjiptono, 1997.
4. Bauran Distribusi Place
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu pada saat
dibutuhkan. Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran
yang dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan,serta memperlancar arus saluran pemasaran marketing channel flow
secara fisik dan non fisik. Arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi diantara lembaga-
lembaga pemasaran yang terlibat didalam proses pemasaran, meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus
pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan resiko, dan arus pemesanan
40 Tjiptono, 1997. Pemilihan saluran distribusi yang tepat merupakan awal
terciptanya kesuksesan dalam pemasaran. Saluran distribusi akan memberikan manfaat tambahan bagi produk, yang dapat dilihat dari segi tempat, waktu,
informasi, dan pelayanan.
3. Keuangan
Analisis keuangan merupakan kegiatan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari sistem keuangan yang telah dijalankan perusahaan. Faktor
keuangan sering dijadikan ukuran yang menentukan posisi persaingan dan dapat menjadi daya tarik bagi investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan
sebuah perusahaan sangat penting dan diperlukan untuk memformulasikan strategi secara efektif. Faktor keuangan ditunjukkan oleh likuiditas, modal kerja,
profitabilitas, arus kas, dan modal perusahaan. Strategi dan rencana implementasi dapat berubah karena faktor keuangan.
4. Produksi dan Operasi
Faktor produksi terdiri atas aktifitas mengubah input menjadi barang dan jasa. Produksi atau operasi dapat memilki nilai besar sebagai alat kompetitif
dalam keseluruhan strategi perusahaan. Analisis faktor produksi dan operasi merupakan kegiatan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari lima fungsi
dasar produksi yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas David, 2004.
5. Penelitian dan Pengembangan
Analisis faktor penelitian dan pengembangan pada suatu perusahaan merupakan kegiatan mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dari penelitian
dan pengembangan pada suatu organisasi perusahaan. Keputusan dan rencana litbang harus diintegrasikan dan dikoordinasikan antara departemen dan divisi
dengan membagi pengalaman dan informasi antar departemen David, 2004.
3.1.7 Matriks Evaluasi Faktor Ekstenal EFE
Matriks evaluasi faktor eksternal EFE merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis industri. Dalam penyusunan matriks ini dilakukan
pengumpulan data dan menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi,
persaingan dipasar industri dimana perusahaan berada. Hal ini sangat penting bagi
41 perusahaan mengingat faktor eksternal memiliki pengaruh secara langsung
maupun tidak langsung bagi perusahaan. Skor yang nantinya diperoleh dari matriks ini menunjukkan posisi strategis
perusahaan dalam memanfaatkan peluang-peluang eksternal dan menghindari ancaman yang mungkin timbul. Total skor untuk matriks EFE berkisar antara
1,0 terendah samapai 4,0 tertinggi. Pada faktor peluang, skor yang tinggi 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi dalam
memanfaatkan peluang yang ada. Begitupula pada faktor ancaman, jika skor yang diperoleh juga tinggi 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan yang tinggi dalam menghadapi ancaman yang ada dalam menjalankan kegiatan usahanya.
3.1.8 Matriks Evaluasi Faktor Internal IFE