Keuangan Produksi dan Operasi

77 masing-masing divisi, Job Description, rencana kuantitas dan kualitas produk yang diinginkan pembeli dan perencanaan anggaran kegiatan perusahaan. 2. Pengorganisasian KWT Hanjuang merupakan organisasi yang bersifat lini yaitu organisasi yang segala kebijaksanaan ada ditangan satu orang pemimpin yakni Hj. Endjah Khodijah. Pemimpin hanya dibantu oleh satu orang yang bertugas dalam bagian produksi, keuangan, administrasi, dan pemasaran. Dalam menjalankan kegitan bisnisnya, bidang fungsional penelitian dan pengembangan tidak dibuat divisi khusus, begitu pula untuk bidang fungsional Sumber Daya Manusia SDM KWT Hanjuang belum memilki divisi khusus yang menangani divisi-divisi tersebut. Kualitas dan kuantitas SDM masih sepenuhnya dikontrol oleh pemimpin perusahaan. Adanya jabatan rangkap dalam organisasi bidang produksi, keuangan, administrasi dan pemasaran dapat menjadi kendala dalam memusatkan perhatian pada satu aspek dari tugas yang dijalankannya. 3. Penggerakan Penerapan fungsi penggerakan dalam manajemen meliputi kegiatan dalam memimpin, memberi petunjuk, memberi instruksi dan memotivasi karyawan. Untuk fungsi penggerakan ini sepenuhnya dilakukan oleh Pemimpin KWT Hanjuang. 4. Pengawasan pengendalian Pengawasan yang dilakukan perusahaan selama ini adalah pengawasan terhadap hasil produksi baik dalam ketepatan waktu, kualitas, maupun kuantitas yang diinginkan pembeli serta pencapaian target penjualan. Pengawasan juga dilakukan terhadap kinerja karyawan yang dilakukan pimpinan kepada karyawannya.

6.2.2 Keuangan

Modal awal yang ditanamkan dalam usaha pembibitan dan pembuatan media tanam jamur tiram putih adalah dana pribadi pemilik sebesar Rp. 2.000.000. Pada tahun 2005, KWT Hanjuang mendapatkan bantuan berupa pembuatan kumbung dan peralatan laboratorium untuk kultur jaringan, seperti incubator dan autoclave. Peralatan laboratorium seperti incubator dan autoclave merupakan bantuan dari PUM dengan nilai sebesar Rp.500.000 dan 78 Rp.42.000.000. Pada tahun yang sama, perusahaan juga mendapatkan bantuan dari PUM sebesar Rp.14.000.000 untuk pembuatan kumbung baru. Sistem pencatatan keuangan dilakukan secara berkala pada saat awal berdirinya usaha. Pengelolaan keuangan dilakukan sendiri oleh pemimpin perusahaan dan dibantu oleh satu orang karyawan yang hanya bertugas untuk mencatat tetapi tidak memiliki kewenangan untuk melakukan pengeluaran tanpa seijin pimpinan. KWT Hanjuang telah melakukan pencatatan keuangan yang cukup rapi. Pencatatan keuangan ini akan sangat berguna untuk mendukung kesuksesan dan perkembangan usaha dari KWT Hanjuang. Akan tetapi, pencatatan keuangan masih bersifat sederhana yang hanya menggunakan alat hitung kalkulator dan belum menggunakan alat elektronik seperti komputer.

6.2.3 Produksi dan Operasi

Kegiatan usaha produksi bibit dan media tanam yang dilakukan oleh KWT Hanjuang berjalan dengan baik. Hal ini didukung antara lain karena wilayah dan iklim yang mendukung untuk kegiatan produksi, input yang dibutuhkan mudah diperoleh, sarana transportasi memadai, serta letak geografis yang sangat strategis. Tempat untuk melakukan kegiatan usaha merupakan sebuah lahan dengan luas 1000 m 2 . Dengan lahan yang tidak terlalu luas tersebut, KWT Hanjuang dapat memanfaatkannya menjadi sebuah usaha yang menghasilkan sekaligus dapat memberdayakan masyarakat setempat. Lokasi kegiatan bisnis KWT Hanjuang yang berada dikawasan perbukitan sangat cocok dengan syarat tumbuh jamur tiram putih yang meliputi beberapa parameter, terutama temperatur, kelembapan dan kandungan C0 2 . Untuk ketinggian lokasi yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya jmaur tiram putih diperkirakan berada pada ketinggian antara 700 – 1.200 m dpl dengan temperatur berkisar 24 –29 Celcius dengan kandungan C0 2 lebih kecil dari 1.000 ppm. Tahapan proses produksi bibit F2 jamur tiram putih yang dilakukan oleh KWT Hanjuang diawali dari tahap pembuatan kutur murni F0 , bibit induk F1, kemudaian bibit produksi F2 Setiap tahapan tersebut diawali dari persiapan bahan baku sampai proses inkubasi. Akan tetapi setiap tahapannya memerlukan bahan baku, proses serta waktu produksi yang berbeda. 79

6.2.3.1 Bahan Baku Pembuatan Bibit

Bahan baku utama dalam usaha budidaya jamur tiram putih adalah bibit. Dalam kegiatan usahanya, kebutuhan akan bahan baku dalam usaha pembibitan jamur tiram putih pada KWT Hanjuang disesuaikan dengan rencana produksi yang ditargetkan setiap tahunnya. Adapun bahan baku tersebut serta kegunaannnya dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Kebutuhan Bahan Baku Usaha Bibit dan Media Tanam Jamur Tiram Putih pada KWT Hanjuang No Bahan Baku Satuan Kebutuhan per Tahun Tahun ke-1 Tahun Ke-2 s.d ke -5 F0 F1 F2 Total F0 F1 F2 Total 1 Agar-agar Gram 30 - - 30 30 - - 30 2 Kentang Gram 200 - - 200 200 - - 200 3 Aquades Liter 2,4 - - 2,4 2,4 - - 2,4 4 Milet Kg 80 - - 80 80 - - 80 5 Vitamin B-Comp Tablet 32 - - 32 32 - - 32 6 Dektrosa Kg 0,02 - 55,73 55,75 0,02 - 60,8 60,82 7 Serbuk Kayu Karung - 2 140 142 - 2 152 154 8 Gibs Kg - 8 55,8 63,8 - 8 60,8 68,8 9 Kapur Kg - 8 167,2 175,2 - 8 182,4 190,4 10 Dedak Kg - 8 836 844 - 8 912 920 11 Tepung Tapioka Kg - - 55,8 55,8 - - 60,5 60,8 12 Plastik Kg 0,5 16 278,5 295 0,5 16 304,5 321 13 Cincin Bambu Unit - - 27.867 27.867 - - 30.400 30.400 14 Kertas Lembar 20 800 4.645 5.465 20 800 5.067 5.887 15 Karet Kg 0,2 6,4 55,8 63,4 0,2 6,4 60,8 67,4 16 Kapas Ons 2 - - 2 2 - - 2 17 Alkohol 70 Liter - - - 28,8 - - - 28,8 18 Spirtus Liter - - - 57,6 - - - 57,6 19 Elpiji Tabung - - - 1 - - 1 1 20 Minyak Tanah Liter - - 3.960 3.960 - - 4.320 4.320 Sumber : KWT Hanjuang 2010 Seluruh Kebutuhan Input yang di butuhkan dalam pembuatan bibit diperoleh KWT Hanjuang dengan membeli kepada pemasok yang ada disekitar Bogor. Kebutuhan lain seperti cincin dipesan kepada penduduk sekitar. Dalam menjalankan kegiatannya, KWT Hanjuang tidak mengalami kendala yang cukup berarti dalam penyediaan bahan baku. Setiap bahan baku yang dibutuhkan mudah didapat dan banyak tersedia di daerah Bogor. Adapun yang dapat menghambat kegiatan produksi bibit jamur tiram putih yang dilakukan oleh KWT Hanjuang terkait ketersediaan bahan baku adalah apabila serbuk gergaji pada pemasok 80 langganan tidak tersedia, maka KWT Hanjuang harus membeli kepada pihak lain dengan kualitas tidak terjamin. Tetapi kondisi tersebut jarang dialami oleh KWT Hanjuang, karena selama ini pemasok yang menyediakan serbuk gergaji untuk KWT Hanjuang cukup bertanggung jawab atas ketersediaan barang.

6.2.3.2 Pembuatan Kultur Murni F0

Kultur murni F0 atau biakan murni jamur merupakan miselium jamur yang tumbuh pada media dasar berupa agar-agar ditabung kaca atau tabung reaksi gunawan, 2001. Pembuatan kultur murni merupakan tahap awal dalam proses produksi pembibitan jamur tiram putih, sehingga tahap inilah yang menjadi faktor penentu keberhasilan dalam menghasilkan bibit produksi F2 yang berkualitas baik. Tahapan ini diawali dari persiapan bahan baku sampai dengan inkubasi Gambar 7 Gambar 7. Tahapan Pembuatan Kultur Murni F0 Jamur Tiram Putih

a. Persiapan Bahan Baku dan Peralatan