85 jamur tiram putih. Tahapan dalam pembuatan bibit produksi F2 diawali dari
persiapan bahan baku sampai inkubasi Gambar 9.
Gambar 9.
Tahap Pembuatan Bibit Produksi F2 Jamur Tiram Putih
a. Persiapan
Persiapan bahan baku merupakan tahap awal dalam proses pembuatan bibit produksi F2 jamur tiram putih. Pada tahap persiapan dilakukan
penimbangan bahan baku dengan komposisi yang telah ditentukan. Komposisi yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 log bibit F2 meliputi 20 kg serbuk kayu, 3
kg dedak, 200 gram gips, 600 gram kapur, 200 gram tepung tapioka, 200 gram dektrosa serta air secukupnya.
b. Pengayakan
Proses pengayakan dilakukan sebelum proses pencampuran bahan. Bahan baku yang diayak berupa serbuk kayu dan dedak. Proses pengayakan pada serbuk
kayu dilakukan agar ukuran serbuk kayu seragam dan tidak bercampur dengan bahan lain, seperti batu kerikil, tanah, atau potongan kayu yang dapat menjadi
sumber kontaminasi dan dapat menghambat petumbuhan jamur nantinya. Sedangkan pengayakan terhadap dedak dimaksudkan untuk menghindari
masukknya dedak yang berbentuk bongkahan kedalam campuran media.
c. Pencampuran
Pada tahap ini, bahan baku dicampur dengan cara manual dengan menggunakan sendok kayu atau tangan. Pencampuran harus dilakukan secara
bertahap dan merata, dimulai dengan mencampur kapur dan gips terlebih dahulu Persiapan Bahan
Baku Pengayakan
Pencampuran
Pengukusan Pengisian
Pengomposan
Pendinginan Inokulasi
Inkubasi
86 yang kemudian dilanjutkan dengan mencampur dedak. Setelah itu, dilakukan
penambahan air secukupnya dengan cara menyiramkan air keseluruh bagian media hingga dapat membentuk adonan yang dapat dikepal.
d. Pengomposan
Media yang telah dicampur rata kemudian akan dikomposkan. Tahap awal pengomposan yaitu merapihkan campuran dalam bentuk gunungan, yang
kemudian ditutup dengan karung. Pengomposan dilakukan selama satu malam.
e. Pengisian
Media yang telah dikomposkan selama satu malam siap dimasukkan kedalam kantung plastik pholiphopilen berukuran 25 cm x 17 cm menggunakan
sendok kayu. Media yang telah dimasukkan kemudian dipadatkan dengan cara memukul-mukul bahan dengan kepalan tangan atau dengan botol. Setelah plastik
dieratkan menggunakan cincin, bagian atas dilubangi menggunakan bambu untuk memudahkan proses inokulasi nantinya. Tahap terakhir dari proses pengisian
yaitu dengan menutup bagian atas media dengan menggunakan plastik dan karet agar air tidak masuk pada saat proses pengukusan.
f. Pengukusan
Tahap pengukusan merupakan proses selanjutnya setelah semua bahan dimasukkan kedalam kantung plastik. Pengukusan merupakan proses sterilisasi
media tanam yang bertujuan untuk menghilangkan atau membasmi hama maupun mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. Proses ini
berlangsung selama lima jam. Alat yang digunakan berupa drum dan kompor semawar dengan bahan bakar berupa minyak tanah.
g. Pendinginan
Media tanam yang dipastikan telah matang, kemudian didiamkan beberapa saat didalam drum yang terbuka sampai siap untuk diangkat. Setelah diangkat, log
disusun diatas meja untuk didinginkan selama satu malam. Log yang sudah dingin kemudian dimasukkan ke laboratorium untuk diinokulasi.
h. Inokulasi