Upacara Menabalkan Nama Anak

Acara khitan untuk anak lelaki biasanya dilangsungkan dengan meriah. Sehari sebelum anak dikhitan, ia diarak keliling kampung, didandani seperti layaknya seorang pengantin, dan ditepung tawari, yaitu aktivitas memercikkan air peusijuk 58 Pada hari yang ditentukan, anak tersebut dikhitan. Setelah selesai dikhitan ditidurkan di sebuah ranjang. Beberapa masa kemudian, didudukkan di pelaminan. Di depan pelaminan disediakan nasi balai ketan kuning yang telah dimasak, ayam panggang dan telur rebus, yang ditempatkan pada kotak-kotak bertingkat. Saat anak didudukkan di pelaminan inilah biasanya dipersembahkan berbagai-bagai kesenian Aceh seperti hadrah, silat, nasyid, rateeb, saman dan lain-lainnya. Kesenian hadrah dan nasyid dianggap sebagai bahagian dari seni Islam. Manakala seni silat pula dipandang sebagai ketangkasan laskar Aceh dalam melindungi orang-orang yang perlu dilindunginya. Dengan demikian, seni pertunjukan Aceh tetap dilakukan dalam aktivitas khitanan ini. ke tubuh yang dituju agar selamat. Anak ini ditandu di atas balai-balai tandu yang dihias atau kursi yang dihias. Pada saat prosesi biasanya dipersembahkan seni silat dan hadrah yang secara konseptual dianggap sebagai pembuka jalan iring-iringan tersebut.

3.3.2.3 Upacara Menabalkan Nama Anak

58 Air peusijuk adalah air yang dicampur dengan ramuan-ramuan berupa irisan-irisan kecil daun silinjuhang kalinjuhang, sepenuh, sedingin, beras dan kunyit. Secara adat, ramuan rinjisan ini dipercayai mengandung kekuatan gaib. Akan mendatangkan keberuntungan bagi mereka yang di peusijuk diperciki dalam sebuah upacara. Setiap upacara dalam budaya Acehselalu ada bagian yang disebut tepung tawar, yaitu salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memberi semangat, “obat,” atau menghormati seseorang—seperti akan menunaikan ibadah haji, menabalkan anak, menyambut seorang yang baru kembali yang selama ini dianggap hilang, khitanan, pernikahan dan sejenisnya. Ramuan peusijuk ini biasanya dipergunakan dalam acara tepung tawar tersebut. Dalam konteks Aceh dan Sumatera Utara sekarang, acara tepung tawar dilakukan tidak hanya pada acara ritual masyarakat Aceh, tetapi sudah meluas sampai ke berbagai-bagai upacara tradisional etnik Jawa, Sunda, Mandailing- Angkola, Aceh, Pesisir dan Banjar. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan ajaran Islam, seorang anak yang dilahirkan wajib bagi orang tua yang mampu untuk mengakikahkan dan menabalkan nama. Akikah ini adalah merupakan sedekah kepada sesama umat, dengan cara memotong kambing. Untuk anak laki-laki diqurbankan dua ekor kambing dan untuk anak perempuan diqurbankan seekor kambing. Kambing yang diqurbankan juga dipilih yang berkualitas baik dan memenuhi syarat. Adapun harganya pada saat penelitian ini dilakukan berkisar antara tujuh ratus ribu sampai dua juta rupiah per ekornya. Sesudah dipotong, daging kambing dimasak dan kemudian dilakukan kenduri menjemput masyarakat sekitar untuk menikmatinya. Dalam budaya Gayo upacara mengakekahkan anak ini sekaligus juga disertai dengan upacara pemberian nama atau menabalkan nama dan kadang juga diiringi upacara turun tanah. Upacara menabalkan nama adalah memberikan nama yang baik kepada anak, sedangkan upacara turun tanah adalah menjejakkan anak ke tanah sebagai awal dari ia hidup dunia ini, yang nantinya akan mandiri dengan takdirnya menjadi manusia dengan pekerjaan tertentu di dunia ini. Adapun dalam ajaran Islam dan Gayo, anak mestilah diberi nama mengikut nama-nama yang baik. Karena bagaimanapun nama yang baik akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk ia menjadi manusia yang baik. Dalam budaya Gayo, nama- nama itu biasanya mengikut tradisi Gayo dan juga Islam. Sementara itu, upacara turun tanah adalah suatu simbol bahawa anak itu kelak harus mandiri dengan bekerja sesuai di bidangnya. Adapun perlengkapan yang digunakan adalah kelapa, uang logam, gula- gula dan tumpukan tanah. Universitas Sumatera Utara Prosesnya adalah pertama dibacakan do’a oleh alim ulama, kemudian anak kakinya dipijakkan ke tanah, diajari melangkah. Lantas setelah itu uang logam dan gula-gula diperebutkan kepada anak-anak lain yang hadir. Mengekspresikan kegembiraan dan rasa syukur kepada Allah. Pada saat menabalkan anak ini selalu pula dipergunakan tari dan musik Gayo serta marhaban dan barzanji.

3.3.3.4 Upacara Melepas dan Menyambut Haji