Upacara Membuka dan Menutup Musabaqah Tilawatil Qur’An Upacara Khatam Al-Qur’an

haji di Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah. Ibadah haji ini dilakukan pada bulan Zulhijjah. Di Nanggroe Aceh Darussalam dalam konteks ibadah haji ini, biasanya sebelum melaksanakannya dilakukan manasik haji, yaitu aktivitas latihan ibadah haji. Manasik haji ini dilakukan oleh pengurus ibadah haji, yang biasanya dipusatkan di tempat asrama haji di Kota Medan awalnya kini di Kutatraja atau banda Aceh. Para calon jemaah haji ini sebelum berangkat mengikuti kelompok terbang kloter biasanya diinapkan di Asrama Haji, dengan berbagai-bagai fasilitas penginapan seperti kamar, makan, minum dan lainnya. Tidak jarang pula setiap kelompok terbang melakukan upacara tepung tawar atau peusijuk, agar para jamaah haji dalam kelompok itu diselamatkan Allah dan dikaruniai haji yang mabrur sebagaimana yang dicita-citakan oleh mereka bersama. Kemudian pada masanya mereka terbang dengan pesawat terbang yang telah disediakan oleh pemerintah Indonesia, dan sesampainya di Tanah Suci mereka melakukan ibadah haji. Kesenian yang dipergunakan saat menghantar calon dan menyambut haji adalah marhaban dan barzanji kadang juga tari saman. Kesenian ini secara tekstual memakai kata-kata dalam Kitab Al-Barzanji.

3.3.2.5 Upacara Membuka dan Menutup Musabaqah Tilawatil Qur’An

Selain itu, kesenian juga ditampilkan pada acara membuka dan menutup acara musabaqah tilawatuil Quran MTQ. Di Indonesia, aktiviti musabaqah tilawatil Quran diselenggarakan secara formal di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional—kadang juga dikirim untuk tingkat internasional. Universitas Sumatera Utara Di Nanggroe Aceh Darussalam, musabaqah tilawatil Quran dilakukan di peringkat kecamatan. Aktivitas ini dilakukan setiap dua atau tiga tahun sekali. Kemudian pula di tingkat kabupaten dilakukan pula sekali tiga tahun. Biasanya aktivitas ini dilakukan secara meriah diikuti oleh para kontingen kecamatan. Begitu pula di tingkat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dilakukan selama dua atau tiga tahun sekali. Untuk tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi, biasanya dipilih para qari dan qariah dalam berbagai klasifikasi, seperti juara satu, dua, tiga, harapan satu dan dua, untuk kategori qari dan qariah dewasa, qari dan qariah anak-anak, qari dan qariah tunanetra, hafiz Quran, dan lainnya. Kemudian secara kewilayahan ditentukan wilayah mana yang juara umum. Dalam konteks ini, kesenian yang umum dipergunakan dalam mengiringi upacara tersebut biasanya adalah seni hadrah, nasyid, barzanji atau marhaban. Umumnya kesenian ini digunakan sebagai menyelingi para qari dan qariah yang membaca Al-Quran. Kesenian tersebut dianggap sebagai aktivitas masyarakat Islam di kawasan ini, yang intinya juga adalah ibadah kepada Allah.

3.3.2.6 Upacara Khatam Al-Qur’an

Dalam kebudayaan Aceh, aktivitas membaca Al-Qur’an adalah hukumnya wajib ke setiap orang Aceh dan Gayo Islam. Di kampung-kampung masyarakat Gayo secara tradisional setiap anak dimasukkan orang tuanya mengaji kepada guru mengaji Al-Qur’an yang belajar secara tradisional. Aktivitas mengaji ini biasanya dilakukan pada malam hari selepas shalat Maghrib atau Isya’ sampai selesai. Mereka pada saat Universitas Sumatera Utara awal mengaji kitab Juz Ama’ atau disebut juga dengan alif-alif. Penyebutan alif-alif ini karena dalam Kitab Juz Ama’ yang pertama kali adalah mengaji huruf alif, seperti alif date a, alif bawa i, alif depan u, dibaca a,i, u. Sesudah khatam Juz Ama’ ini seorang murid melanjutkannya mengaji Al- Qur’an yang terdiri daripada 30 juz dan 6,666 ayat itu. Setelah selesai mengaji Al- Qur’an ini yang umumnya memakan masa tahunan, maka dianggaplah ia khatam. Untuk menandakan khatam Al-Qur’an ini biasanya di setiap makhtab Al-Qur’an diadakan upacara khatam Al-Qur’an, yang terdiri dari beberapa orang murid. Orang tua murid yang khatam oleh guru mengaji dianjurkan untuk membuat nasi balai, bagi upacara khatam Al-Qur’an. Seluruh murid dan hadirin biasanya menggunakan pakaian muslim dalam upacara ini, termasuk kedua orang tua murid atau hadirin yang lain misalnya sanak keluarga. Mereka datang ke rumah guru ngaji, yang kemudian membuka acara ini dengan pidato, yang temanya adalah tentang apa yang akan dilakukan ini adalah rahmat Allah bagi para murid di perguruan ini. Kemudian setiap murid yang telah khatam Al-Qur’an tadi diperkenankan membaca ayat-ayat Al-Qur’an seperti yang diminta oleh guru ngaji, secara bergantian. Para hadirin akan mendengarkan pembacaan Al-Qur’an ini, dan setelah selesai guru ngaji membacakan doa, yang intinya adalah bersyukur kepada Allah, dan semoga mengamalkan isi Al-Qur’an yang telah dikhatamkan oleh para murid ini. Di hujung acara para hadirin dipersilahkan memakan nasi balai yang telah disiapkan itu, dan kemudian lebihnya dibawa pulang ke rumah masing-masing. Universitas Sumatera Utara Setelah selesai acara khatam Al-Qur’an ini, maka akan diadakan hiburan nyanyian-nyanyian berunsurkan ajaran Islam seperti nasyid, marhaban, barzanji, saman dan lainnya yang dinyanyikan sama ada secara perseorangan ataupun bersama-sama.

3.4 Deskripsi Tari Saman