Semiotik Halliday Teori Semiotik

E C Objek bahasa Metabahasa E C

1.4.1.4 Semiotik Halliday

Teori bahasa fungsional sistemik dikembangkan seorang pakar linguistik M.A.K Halliday seorang pakar bahasa yang berasal dari Inggris dan kini tinggal di Australia sebagai guru besar di University of Sydney. Kata sistemik adalah suatu teori yaitu tentang makna. Bahasa merupakan semiotik sistem Halliday dkk., 1992:4. Semiotik pemakaian bahasa terdiri atas dua jenis yaitu semiotik denotatif dan semiotik konotatif. Semiotik denotatif menunjukkan bahwa arti direalisasikan oleh bentuk yang selanjutnya direalisasikan oleh ekspresi. Berbeda dengan semiotik denotatif, semiotik konotatif hanya memiliki arti tetapi tidak memiliki bentuk. Dalam pemakaian bahasa sistem semiotik konotatif terdapat dalam hubungan bahasa dengan konteks sosial yang terdiri atas ideologi, konteks budaya dan faktor situasi sebagai semiotik konotatif, pemakaian bahasa menunjukkan bahwa ideologi tidak memiliki bentuk. Oleh karena itu, semiotik meminjam budaya sebagai bentuk sehingga ideologi direalisasikan oleh budaya, budaya direalisasikan oleh konteks situasi. Selanjutnya konteks situasi meminjam semiotik yang berada dibawahnya yaitu Jin bermain air mandi Jin Bergembira menerima persembahan Universitas Sumatera Utara bahasa. Jadi konteks situasi direalisasikan oleh bahasa yang mencakupi semantik, tata bahasa dan fonologi. Bahasa dalam pandangan semiotik sosial menandai jenis pendekatan yang dilakukan oleh Halliday. Dalam pengertian ini bahwa sebagai semiotik, bahasa terjadi dari dua unsur yaitu arti dan ekspresi, berbeda dengan semiotik biasa sebagai semiotik sosial bahasa memiliki unsur lain yaitu bentuk. Dengan demikian bahasa dalam interaksi sosial terdiri dari tiga unsur yaitu arti, bentuk dan ekspresi. Arti semantic atau discourse semantics direalisasikan bentuk grammar atau lexicogrammar dan bentuk ini seterusnya dikodekan oleh ekspresi atau phonologygraphology Saragih, 2000:1. Proses semiotik adalah suatu proses pembentukan makna dengan melakukan pemilihan. Semiotik pemakaian bahasa terdiri atas semiotik denotatif dan semiotik konotatif yang memiliki arti dan bentuk. Bahasa merupakan semiotik denotatif dengan pengertian bahwa semantik sebagai arti direalisasikan oleh lexicogrammar sebagai bentuk dan selanjutnya lexicogrammar diekspresikan oleh phonology. Keempat teori tersebut penulis sederhanakan pola-pola atau pokok pikirannya sebagai berikut. a Peirce menggunakan segitiga makna yang terdiri dari: tanda sign, object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk merepresentasikan kepada hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol, ikon, dan indeks, acuan tanda ini disebut objek konteks sosial. Universitas Sumatera Utara b Saussure membagi dua bagian dikotomi yaitu penanda signifier dan pertanda signified. Penanda adalah wujud fisik yang dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur atau seni rupa. Dalam konteks penelitian ini adalah pakaian, asesori, warna, motif yang dipakai penari saman, dalam pertunjukan. Sedangkan pertanda adalah makna yang terungkap melalui konsep, fungsi atau nilai-nilai yang terkandung di dalam karya arsitektur atau rupa. Eksistensi semiotik Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan konvensi, yang biasa disebut dengan signifikasi. c Barthes mengembangkan semiotik menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti. d Halliday mengembangkan semiotik di bidang bahasa. Ia membaqgi dua semiotik bahasa, yaitu semiotik denotatif, yang mengkaji tanda-tanda bahasa dalam makna sesungguhnya. Kemudian yang kedua adalah semiotik konotatif yang mengkaji bahasa dalam makna di luar makna sesungguhnya. Keempat teori semiotik ini penulis gunakan dalam mengkaji dan memahami makna yang terdapat di sebalik tarian dan teks pertunjukan saman, khususnya di Blang Kejeren Aceh.Tentu studi tentang tanda atau makna ini akan melibatkan latar belakang budaya Gayo yang menghasilkannya. Universitas Sumatera Utara

1.4.2 Teori Fungsionalisme