kepada terutama informan kunci untuk mengetahui makna-makna tari saman dalam konteks kebudayaan Gayo.
1.5.2.1 Observasi
Observasi di gunakan untuk memgetahui secara langsung bentuk penyajian tari saman. Tari saman merupakan suatu kegiatan yang dilihat langsung dalam aspek
penyajian yaitu gerak, pola lantai, bentuk syair, busana dan tata rias penari saman. Dalam observasi ini penulis mempersaksikan pertunjukan saman di beberapa peristiwa
budaya, terutama saman jalu bertanding dan saman biasa. Pentingnya melakukan observasi ini adalah untuk melihat langsung pertunjukan dan kemudian melakukan
wawancara. Selepas itu penulis akan menganalisisnya dan melakukan penafsiran- penafsiran cultural berdasarkan ilmu dan pengalaman yang penulis peroleh selama ini.
1.5.2.2 Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data atau memperoleh informasi secara langsung bertatap muka dengan informan, sehingga mendapatkan
gambaran lengkap tentang objek yang sedang diteliti. Wawancara dilakukan dengan penari, pelatih, dan tokoh tari di Medan maupun di Daerah Aceh Nanggroe
Darussalam. Wawancara dilakukan sesuai dengan format yang telah penulis siapkan dengan tujuan data-data yang di inginkan akan di uraikan, sehingga mendukung hasil
penelitian. Hal-hal yang akan diwawancarai berkaitan dengan empat pokok masalah, yaitu 1 makna tari saman pada suatu pertunjukan, yang mencakup makna gerak, pola
lantai, bentuk syair, busana, dan tata rias tari saman di Nanggroe Aceh Darusalam; 2
Universitas Sumatera Utara
makna teks atau lirik saman yang dinyanyikan oleh syekh maupun penari; 3 fungsi sosial dan budaya saman dalam kebudayaan masyarakatnya; dan 4 struktur musik
saman.
1.5.2.3 Kerja Laboratorium
Setelah pengumpulan data di laksanakan, data penelitian ini diolah dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu, dengan mendeskripsikan makna, gerak, pola
lantai, bentuk syair, busana, dan tata rias tari saman. Selanjutnya menganalisis makna syair atau teks yang disajikan oleh syeikh dan penari saman. Analisis teks ini
mencakup makna denotatif, konotatif, diksi, gaya bahasa, dan sejenisnya. Seterusnya berdasarkan fakta sosial, penulis akan menganalisis guna dan fungsi
seni saman dalam kebudayaan masyarakat Gayo di Blangkejeren Nenggroe Aceh Darussalam. Seterusnya, sesuai dengan bidang keilmua penulis yaitu pengkajian seni,
maka tidak lupa penulis akan mengkaji struktur musik yang digunakan untuk mengiringi tari saman ini. Kemudian tentu saja penulis harus melakukan deskripsi atau
uraian hubungan antara tari dan musik saman. Sebelum menganalisis tari saman terlebih dahulu penulis mendeskripsikannya,
dengan menggunakan gambar dalam bentuk foto dan dijelaskan dengan kalimat demi kalimat. Ini dilakukan untuk mempermudah para pembaca mengerti gambaran visual
yang terjadi. Demikian pula untuk mengkaji struktur musik, penulis terlebih dahulu mentranskripsikannya dalam bentuk visual, yang merupakan pemindahan dimensi
dengar ke dimensi penglihatan. Adapun transkripsi dilakukan dengan pendekatan transkripsi preskriptif, yaitu menuliskan nada-nada utama, tidak serinci mungkin. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini dilakukan berdasarkan penelitian bahwa kebudayaan musik Aceh umumnya mengutakan sajian teks atau syair, dengan demikian termasuk budaya musik yang
logogenik.
43
1.6 Lokasi Penelitian