BAB IV PERANAN PENARI SAMAN
4.1. Penari Saman
Gerakan tari saman memiliki makna-makna budaya, yang berdasarkan kepada budaya Gayo, dan juga peradaban Islam. Makna gerak ini mencerminkan pandangan
hidup dan filsafat masyarakat Gayo. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan makna gerak tari saman dengan pendekatan teori semiotik. Namun sebelumnya sebagai dasar
memahami makna maka terlebih dahulu penulis uraikan penari saman dalam pertunjukan budayanya.
Tari Saman dimainkan oleh kaum pria, yang berusia remaja siswa Sekolah Menengah Atas dan dewasa. Kemudian juga disajikan oleh usia remaja “tanggung,”
yaitu usia Sekolah Menengah Pertama SMP ataupun anak. Golongan anak-anak bisa memainkan tari saman, akan tetapi untuk pertunjukan yang baik dan sempurna,
haruslah penari saman yang berusia dewasa. Apalagi untuk penampilan saman jalu bertanding, yang membutuhkan waktu yang relatif lama untuk latihan, yang
Universitas Sumatera Utara
berlangsung dalam rentang beberapa waktu untuk membuat gerakan-gerakan yang kompak dan sulit, sehingga membutuhkan fisik dan stamina yang prima.
4.2 Jumlah Penari Saman
Tiap group tari saman didukung oleh sejumlah penari saman yang relatif banyak, biasanya antara 15 sampai 30 orang penari. Menurut penjelasan para informan
dan seniman tari saman, tari ini akan lebih semarak bagus dan menarik untuk ditonton jika jumlah pemainnya banyak jumlahnya. Dalam setiap pertunjukan tari saman yang
biasa tanpa tanding, seperti untuk mengisi acara-acara hiburan biasa atau show yang biasa dilakukan di suatu negara, di mana waktu akan dibatasi hanya beberapa menit,
maka penari saman akan berjumlah sedikit. Dalam konteks ini penari saman hanya terdiri dari 11 atau 13 penari harus ganjil.
4.3 Komposisi Penari Saman
Dalam pertunjukannya, penari saman terdiri dari tujuh belas penari tergantung dari grup masing-masing, yang duduk bersyaf menghadap penonton. Secara skema
susunan penari saman di atas panggung itu adalah sebagai berikut.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Nomor 9 disebut pengangkat
Nomor 8 dan 10 disebut pengapit Nomor 2 sd 7 disebut penyepit
Nomor 11 sd 16 disebut penyepit Nomor 1 dan 17 disebut penupang
Dari jumlah penari saman di atas, terdapat beberapa penggolongan penari tersebut menurut adat-istiadat Gayo. Di antaranya adalah: pengangkat, pengapit, penyepit, atau
pengunci, dan penupang. 1.
Pengangkat adalah tokoh utama syekh, titik sentral dalam tari saman, yang menentukan gerak tari, level tari, syair-syair yang dikumandangkan maupun
syair-syair sebagai balasan terhadap serangan lawan dari grup lain. 2.
Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak tari maupun nyanyian vokal.
3. Penupang adalah penari yang berada pada posisi paling ujung kanan dan paling
ujung kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain berperan sebagai bagian dari pendukung tari, juga menupang atau penahan keutuhan
posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Sehingga tokoh ini disebut penamat kerpe jejerun pemegang rumput jejerun. Artinya tugas penupang adalah bertahan
memperkokoh kedudukan dengan memegang rumput jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan terhujam dalam, sangat sukar dicabut.
4. Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari atau gerak tari yang
diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan menyepit menghimpit, yakni membuat kerapatan antara penari, sehingga penari
menyatu tanpa jarak antara yang satu dengan yang lainnya, dalam posisi
Universitas Sumatera Utara
banjarbersyaf horizontal, hal ini penting dan menentukan keutuhan dan keserempakan gerak Deskripsi Tari Saman,1991:10.
4.4 Ragam Gerak dan Tata Penyajian Tari Saman