Saman Jalu Teknik Pertandingan Saman Jalu

4.4.3.1 Saman Jalu

Saman jalu adalah pergelaran tari saman yang dipertandingkan antara satu grup dengan grup yang lainnya. Atau pertandingan dari beberapa grup saman antar kampung, kota dan bahkan antar Provinsi di Nangro Aceh Darussalam. Karena itu saman jalu biasanya berlangsung sampai dua hari dua malam, atau bahkan bisa sampai tiga hari hingga tiga malam dalam bahasa Gayo disebut roa lo, roa ingi. Umumnya yang bertanding adalah grup saman dari desa atau kampung, luar kota, atau provinsi lain, yang sengaja diundang oleh yang punya hajat. Misalnya dalam perayaan pesta perkawinan, acara pesta sunatan Rasul atau perayaan keagamaan, memperingati Maulid Nabi besar Muhammad SAW dan lain-lain. Penentuan pemenang ditentukan oleh tim juri yang terdiri dari tokoh-tokoh budayawan setempat yang memahami benar tentang seluk beluk tari saman, tentang adat istiadat, resam, dan bahkan tentang agama. Masing-masing grup saman didukung sejumlah 15 sampai 25 orang, yang terdiri dari remaja laki-laki.

4.4.3.2. Teknik Pertandingan Saman Jalu

Grup tari saman yang akan bertanding duduk atau berlutut berlembuku berhadapan dengan jarak lebih kurang 1 ½ meter. Namun sebelum saman jalu dimulai, diadakan upacara keketar. Keketar adalah kata nasehat dari tokoh dan orang tua si tetua yang disegani di dalam masyarakat. Tokoh keketar ini selain karena usianya yang sudah tua, juga biasanya tokoh keketar ini mempunyai berbagai kelebihan pengetahuan tentang adat istiadat, agama, bahkan memiliki kemampuan mengamankan Universitas Sumatera Utara grup saman yang bertanding dari perbuatan yang bisa mencelakakan peserta saman jalu, seperti tidak bisa mengeluarkan suara benyanyi. Misalnya, hal ini sering terjadi pada pertandingan saman jalu. Suara peserta tiba-tiba hilang seketika dibuat lawan bertanding, atau tangan peserta tiba-tiba tidak bisa digerakkan, dan masih ada hal-hal lain yang sering terjadi pada saat pertandingan ini berlangsung. Semua itu biasanya dapat ditangani oleh karena adanya tokoh keketar. Biasanya juga sebelum hal ini terjadi, semua pihak peserta saman jalu akan merasa segan untuk berbuat keji kepada lawan bertandingnya, jika mereka melihat di pertandingan tersebut hadir seorang keketar. Kata-kata nasehat yang disampaikan Keketar yang sering diucapkan adalah seperti berikut ini. Su derengku Si cemak enti amat-amat Si kemali enti pe-peri Pulang si cemak we salah amat Pulang si kemali we salah peri Utem, uyem, cekeh, beliung Karung, sentong, serahan ku atas, ne Artinya: Saudaraku Yang kotor jangan di pegang-pegang Yang pemali jangan diungkap-ungkap Kalaulah yang kotor salah pegang Universitas Sumatera Utara Kalaulah yang pemali terungkap Kayu api dan tusam, kapak beliung Karung, sumpit terbeban di batasmu Setelah tokoh keketar menyampaikan nasehat, saman jalu pun bisa langsung dimulai dengan segera, yang dipimpin oleh juri yang dapat dipercaya. Komposisi panggung saman jalu adalah sebagai berikut. ● ● ● ● ● ● C ● ● C ●A B ● ● ● ● ● ● ● ● ● A B a. A. Grup Tari saman Tuan Rumah B. Grup Tari saman yang diundang C. Penonton atau anak gadis atau lajang pihak tuan rumah pengundang Sisi penting yang lain, yang berdampak positif dari pertandingan saman jalu tersebut adalah, terjalinnya tali silahturahmi dan tali persaudaraan yang erat antara sesama pemain yang bertanding. Persaudaraan yang disebut serinen, adalah sistem Universitas Sumatera Utara kekerabatan dengan mengangkat orang lain menjadi saudara. Sehingga kedudukan saudara angkat sama dengan saudara sekandung. Masing-masing pemain duduk berhadap-hadapan, langsung dalam posisi bertanding. Setelah itu maka langsung mereka bertanding. Setelah selesai pertandingan tersebut, maka pihak mumangka tuan rumah akan mempersilahkan agar para serinen ini untuk istirahat di tempat yang telah disediakan, berupa sebuah rumah untuk beristirahat beberapa hari, mereka mendapat perlakuan istimewa dari mumangka. Setelah beberapa hari istirahat maka para serinen ini akan kembali pulang ke kampung atau ke desa mereka, dengan sedikit uang yang diberikan oleh mumangka sebagai bekal mereka. Dan hal yang sama akan dilakukan serinen di kampung atau desa mereka. Dengan bangganya mereka akan menceritakan tentang sikap istimewa yang dilakukan oleh mumangka kepada mereka. Kemudian pada keesokan harinya para serinen mengumpulkan orang-orang kampung mereka untuk membuat perencanaan untuk mengundang mumangka yang sudah mengangkat mereka sebagai saudara angkat agar datang ke kampung mereka sebagai kunjungan balasan. Karena para serinen ingin memperkenalkan mumangka kepada penduduk kampung saudara mereka dan keluarga mereka yang lain. Oleh karena itu, tidak heran jika etnik Gayo di Blangkejeren antar warganya akan terjalin kekerabatan yang akrab dan penuh persaudaraan. Begitu akrabnya kekerabatan yang lahir dari peristiwa saman jalu ini, sehingga anak-anak turunannya, tidak tahu kalau hubungan persaudaraan itu, bukan berdasarkan turunan darah. Akan tetapi ada juga kekerabatan itu hanya berlangsung dalam waktu yang relative singkat saja, hal ini mudah dipahami, karena sesungguhnya banyak faktor yang Universitas Sumatera Utara terkait yang menjadi pendukung atau kendala, seperti faktor ekonomi, faktor sukarnya berkomunikasi karena jarak yang memisah.

4.4.3.3. Sistem Bertanding