Kebudayaan Suku Gayo Asal-usul Suku Gayo

2.6 Kebudayaan Suku Gayo

Suku Gayo mempunyai kebudayaan sendiri, meskipun kebudayaan tersebut hampr sama dengan kebudayaan Aceh lainnya. Mereka mempunyai bahasa sendiri, adat-istiadat sendiri, yang mungkin berbeda dengan bahasa dan adat-istiadat Aceh, Karo, Batak, dan Melayu. Secara umum, sejak masuknya agama Islam ke Aceh, kebudayaan Aceh maupun kebudayaan Gayo lebih cenderung mengarah kepada kebudayaan yang bernafaskan Islam. Namun demikian, kebudayaan Gayo mempunyai ciri-ciri tersendiri yang agak berbeda dengan kebudayaan Aceh umumnya. Di samping pengaruh Aceh yang sangat kuat pada suku Gayo, pengaruh suku Melayu juga di sini sangat kuat, terutama dalam soal bahasa. Hal ini disebabkan karena penyebaran, pengembangan dan pendidikan agama Islam, naskah-naskah buku, tulisan tangan, surat-menyurat, dan lain-lain, sebahagian besar diberikan dan dilakukan dalam bahasa Arab-Melayu, di samping dalam bahasa Aceh, dan Gayo sendiri. Sedangkan hubungan suku Gayo dengan Karo dan Batak, dapat dilihat dari persamaan dalam bahasa dan adat-istiadat, terutama karena terdapatnya beberapa persamaan dalam bahasa dan adat-istiadat, terutama sekali dengan suku Karo. Persamaan antara suku Gayo dan suku Karo dapat dilihat dari pembagian belah-belah dalam susunan masyarakat Gayo yang terdapat di wilayah Raja Cik Bebesan di daerah Gayo Laut. Susunan masyarakat di wilayah Raja Cik Bebesan dibagi dalam Belah- belah Cebere, Melala, Munte, Linge, dan Belah Tebe. Selain itu terdapat pula persamaan-persamaan di bidang kesenian, seperti seni tari, seni suara, seni musik, dan lain-lain. Nama-nama belah di wilayah Raja Cik Bebesan mempunyai persamaan dengan nama-nama marga di Tanah Karo. Universitas Sumatera Utara

2.7 Asal-usul Suku Gayo

Asal-usul suku Gayo sampai sekarang masih belum jelas. Belum pernah diadakan penelitian yang mendalam dan sungguh-sungguh oleh para ahli, tentang asal- usul bangsa Gayo. Seorang sarjana Belanda Dr.C.Snouck Hurgronje pernah meneliti tentang asal-usul Bangsa Gayo, namun penelitian itu gagal, karena sampai saat ini masih belum jelas asal-usul dari bangsa Gayo tersebut. Tulisan Dr. C.Snouck Hurgronje ini tidak terlepas dari maksud pemerintah Belanda ini, walaupun demikian tulisan Snouck ini mempunyai nilai ilmu pengetahuan yang tinggi tentang tanah dan penduduk Gayo. Masih sedikit dan miskin sekali bahan-bahan tertulis mengenai suku bangsa Gayo. Belum pula diketemukan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang bernilai dan berarti yang dapat dijadikan sebagai bahan bukti sejarah yang meyakinkan tentang asal-usul bangsa Gayo. Para ahli yang harus membuka tabir sejarah asal-usul bangsa Gayo.

2.8 Kejurun di Tanah Gayo dan Alas