yang diwakili oleh O, kemudian I adalah bagian dari proses yang menafsikan hubungan antara R dan O.
Contoh apabila di tepi pantai seseorang melihat bendera merah R, maka dalam kognisinya ia merujuk pada “larangan untuk berenang” O, selanjutnya ia menafsirkan
bahwa “adalah berbahaya untuk berenang di situ” I. Tanda seperti itu disebut lambang yakni hubungan antara R dan O bersifat konvensional.
1.4.1.2 Semiotik Ferdinand de Saussure
Teori semiotik ini dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure 1857-1913. Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian dikotomi yaitu penanda signifier
dan pertanda signified. Penanda dilihat sebagai bentuk atau wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur atau seni rupa. Sedang pertanda dilihat sebagai makna
yang terungkap melalui konsep, fungsi danatau nilai-nlai yang terkandung di dalam karya arsitektur. Eksistensi semiotik Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda
berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotik signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan
aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut Culler, 1996:7. Bagan berikut tentang tanda sign yang dikemukakan
oleh Ferdinand de Saussure dalam Djajasudarma, 1993:23.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.4: Tentang Tanda
Signifiant signifier “yang menandai” citra bunyi misalnya: pohon [p o h o n]
Signe Signifie signified “yang ditandai” pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran.
Contoh:
Hubungan antara signifiant dan signifie bersifat arbitrer atau sembarang saja. Dengan kata lain, tanda bahasa signe linguistique atau signe bersifat arbitrer.
Pengertian pohon tidak ada hubungannya dengan urutan bunyi t-a-n-g-k-a-l di dalam bahasa Sunda atau w-i-t di dalam bahasa Jawa. Signifiant bersifat linear, unsur-
unsurnya membentuk satu rangkaian unsur yang satu mengikuti unsur lainnya.
Pohon tangkal
tangkal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.5: Tentang Hubungan Tanda
---------- signification --------------
Menurut Saussure Chaer, 2003:348, tanda terdiri dari: a bunyi-bunyian dan gambar, yang disebut signifier atau penanda, dan b konsep-konsep dari bunyi-bunyian
dan gambar, disebut signified. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda
tersebut. Objek bagi Saussure disebut referent. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya
Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh, ketika orang menyebut kata “anjing”
signifier dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan signified. Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan,
tidak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.” Bahasa merupakan sistem tanda, di mana setiap tanda yang ada terdiri dari dua
bagian yaitu signifier dan signified. Signifier merupakan konsep, ide, atau gagasan.
Signsymbol
Signifier Signified
Universitas Sumatera Utara
Sementara signified adalah kata-kata atau tulisan yang menyampaikan konsep, ide, atau gagasan tersebut. Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan, suatu signified tanpa signifier
tidak memiliki arti apa–apa, sebaliknya suatu signifier tanpa signified tidak mungkin dapat disampaikan. Contohnya manusia yang masih sangat muda yang belum bisa
berbicara dan berjalan merupakan sebuah signifier. Untuk menyampaikan gagasan dalam signifier tersebut maka digunakan signified “bayi.”
1.4.1.3 Semiotik Roland Barthes