7 Jadi, dari dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan mengenai segala sesuatu dengan memandang sebab - sebab yang terdalam, tercapai dengan budi murni.
2. Makna Filsafat China
Menurut Elqorni 2014, filsafat China adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan salah satu filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan
filsafat dunia, disamping India dan Barat. Ada tiga pokok sepanjang sejarah filsafat China, yakni: harmoni, toleransi, dan perikemanusiaan. Selalu dicarikan
keseimbangan, suatu jalan tengah antara dua ekstrem, antara manusia dan manusia, manusia dan alam, dan manusia dan pencipta.
B. Beberapa Hasil Filsafat China 1. Confucius, Pendiri
Ju Chia
Confucius, pendiri mazhab ju, lahir pada 551 SM di Negara Lu dan meninggal pada 479 SM. Ajaran yang terkandung dalam mazhab ju menekankan
rasa kemanusiaan dan rasa keadilan.
a. Mazhab Baru Confucius
Menurut Fung 2007, mazhab baru Confucius yaitu: pertama, pada saat orang tua meninggal, seorang anak harus berkabung selama tiga tahun. Seorang
anak tidak bisa lepas dari tangan orang tuanya hingga masa usia tiga tahun. Oleh karena itu, atas meninggalnya orang tua, dia harus berkabung selama waktu yang
sama sebagai ungkapan rasa terima kasih. Kedua, janganlah berpikiran buruk.
8
b. Pembetulan Nama - Nama
Fung 2007: 51 menyatakan bahwa “segala sesuatu dalam kenyataan yang sebenarnya harus disesuaikan dengan implikasi yang melekat padanya oleh nama
- nama.” Hendaknya penguasa menjadi seorang penguasa, ayah menjadi seorang
ayah, dan semuanya harus sesuai dengan nama yang ada padanya. Esensi seorang penguasa adalah memiliki sifat idealnya penguasa. Jika tindakan seorang
penguasa sesuai dengan jalan penguasa ini, maka dia adalah seorang penguasa yang sesungguhnya, baik dalam kenyataan maupun dalam nama.
c. Rasa Kemanusiaan
Jen rasa kemanusiaan yaitu mengasihi manusia yang lain. Menurut Confucius, perilaku tersebut merupakan kebajikan yang sempurna Fung: 2007.
Seorang ayah bertindak menurut jalan yang seharusnya ditempuh, seorang ayah yang mengasihi anaknya. Begitu juga sebaliknya, seorang anak yang mengasihi
ayahnya.
d. Chung dan Shu, Jalan Mempraktikkan Jen
Jalan untuk mempraktikkan jen adalah prinsip chung dan shu, yaitu: lakukanlah kepada orang lain sesuatu yang kamu sendiri ingin orang lain
melakukannya untukmu, yang merupakan prinsip chung. Dan jangan lakukan kepada orang lain sesuatu yang kamu tidak ingin orang lain lakukan itu pada
dirimu, yang merupakan prinsip shu. Prinsip ini dikenal oleh sejumlah penganut Confucianisme sebagai prinsip tenggang rasa dan rasa keadilan Fung: 2007.
Manusia jen adalah orang yang berkeinginan untuk mengukuhkan dirinya, maka
9 dia mengukuhkan orang lain, dan karena ingin mengembangkan dirinya, maka dia
mengembangkan orang lain. Mampu menarik garis persamaan yang berpangkal dari dirinya untuk memperlakukan yang lain.
e. Mengenal Ming
Confucius memberikan sebuah gambaran untuk menjelaskan tentang Ming, yaitu: jika prinsip - prinsip yang dia miliki bisa berlaku di dunia ini, maka
itulah Ming. Dan jika prinsip - prinsip itu dibuang begitu saja, maka itupun tetap Ming. Dia berusaha semaksimal mungkin tetapi hasilnya diserahkan kepada Ming.
Ming adalah Takdir atau Keputusan Alam Ketuhanan yang memiliki tujuan. Seseorang yang telah mengenal Ming, maka berbuat tanpa pamrih Fung: 2007.
Berbuat tanpa pamrih adalah melakukan apa yang kita ketahui seharusnya kita lakukan tanpa memikirkan apakah dalam prosesnya akan gagal atau berhasil. Jika
kita bisa berperilaku demikian, maka dalam pengertian tertentu kita tidak pernah gagal. Karena kewajiban kita secara moral telah terlaksanakan, tanpa
menghiraukan apakah perbuatan tersebut gagal atau berhasil. Dengan demikian, kita akan bebas dari kecemasan apakah akan berhasil dan bebas dari ketakutan
apakah akan gagal, sebagai akibatnya, tentulah akan bahagia. Seperti sebuah ungkapan yang dikatakan oleh Conficius bahwa “manusia ulung memahami yi,
sedangkan manusia kerdil memahami li ” Fung, 2007: 52. Manusia ulung
memahami keadilan maka tentulah bahagia, sedangkan sebaliknya manusia kerdil memahami keuntungan maka tentulah menderita.