Lambang Kekuatan Lambang Ornamen Naga Ditinjau dari Filsafat China

100 Selain itu, keberagaman bertubuh satu sesungguhnya juga menggambarkan filsafat China mengenai keseluruhan Alam semesta adalah satu mekanisme. Di dalam anatomi Naga terdapat anatomi Unta, Ikan, Rusa, Lembu, Ular, Tiram, Harimau, dan Rajawali. Jika salah satu anatomi tersebut terluka misalnya pada bagian kepala yang merupakan anatomi Unta, maka yang merasakan sakit tidak hanya anatomi Unta tersebut, akan tetapi seluruhnya anatomi yang lain merasakan sakit. Oleh karenanya, keseluruhan Alam Semesta merupakan satu mekanisme. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, jika salah satu bagian darinya keluar dari aturan, maka bagian yang lain juga akan keluar dari aturan. Sama seperti jika salah satu bagian darinya merasakan sakit, maka bagian yang lainnya juga merasakan sakit. Segala sesuatu cenderung mendekat kepada hal yang sama dengannya. Dan menjauh kepada hal yang berbeda dengannya. Seperti misalnya antara musim dan tanaman. Filsuf praktisi ilmu gaib penganut yin yang chia, mengatakan bahwa pada musim dingin, manusia menyiapkan tanah dan menanam benih. Jika tahap berikutnya musim semi berlangsung baik, maka benih - benih tersebut mulai bertunas dan tumbuh. Jika berikutnya musim panas berlangsung baik, maka tumbuhan tersebut tumbuh semakin sehat, zat klorofil dalam tumbuhan menyerap energi dari matahari dengan sempurna. Tahap berikutnya awal musim gugur jika berlangsung baik, maka tumbuhan tersebut mulai memperlihatkan bunga yang indah dan bertahap menjadi buah. Dan ketika tahap terakhir memasuki musim gugur yang berlangsung baik, maka tumbuhan siap dipanen. Akan tetapi jika yang seharusnya sudah memasuki musim semi yaitu turun hujan, akan tetapi cuaca ternyata masih 101 beku musim dingin, maka tanaman tidak akan memperlihatkan tanda - tanda adanya kehidupan. Biji tidak akan memperlihatkan tunas, akan tetapi membeku dan rusak. Inti kesimpulannya bahwa jika musim berlangsung di luar kewajarannya, maka tanaman juga akan memperlihatkan di luar kewajarannya mati. Tidak hanya tanaman dan musim, akan tetapi semuanya saling berkaitan. Seperti misalnya, jika perilaku manusia di luar sifat dasarnya kebaikan, maka seluruh Alam Semesta yang lain juga akan berlangsung di luar kewajarannya. Filsuf Mencius penganut Confucianisme, mengatakan bahwa sifat dasar manusia adalah kebaikan. Seseorang yang tidak memiliki perasaan simpati bukanlah manusia, seseorang yang tidak memiliki perasaan malu dan segan bukanlah manusia, seseorang yang tidak memiliki perasaan rendah hati dan kebersamaan bukanlah manusia, dan seseorang yang tidak memahami antara yang benar dan salah bukanlah manusia. Perasaan simpati adalah permulaan rasa kemanusiaan, perasaan malu dan segan adalah permulaan kebajikan, perasaan rendah hati dan kebersamaan adalah permulaan kesopanan, serta pemahaman terhadap yang benar dan salah adalah permulaan kebijaksanaan. Empat permulaan ini merupakan sifat dasar manusia. Jika manusia berperilaku sesuai dengan sifat dasarnya tersebut, maka seluruh Alam Semesta juga akan berlangsung sesuai dengan kewajarannya. Semua ini memang benar, saya sendiri pernah mengalami peristiwa serupa berulang kali. Seperti saat salah satu keluarga saya menemui sebuah kesulitan yang mengakibatkan pikirannya tidak tenang jika istilah dalam jawa adalah kemrungsung, maka seluruh keluarga saya yang lain termasuk saya sendiri yang tidak memiliki masalah, ikut terbawa emosi kemrungsung, dan akhirnya