42 satu pun yang dapat dikatakan diam Fung: 2007. Menurut Wahyu 2006,
untuk mencapai penyatuan dapat dilakukan melalui metode tingkatan semadhi, yakni: pertama, teknik menahan nafas tanpa menyadari antara Yang - Ada dan
Yang - Tiada. Kedua, teknik mengeluarkan nafas secara halus. Semadhi ini akan menyebabkan roh yang bersangkutan menjadi cemerlang bagai rohnya seekor
Burung yang baru keluar dari telur. Ketiga, perenungan batin atas penderitaan dan kelepasan segala maklhuk. Keempat, perenungan atas kelepasan seluruh jasad
Alam Semesta. Kelima, pada tingkat ini yang bersangkutan akan memperoleh roh Adhi Buddha, yaitu roh yang telah mengalahkan segala musuh hawa nafsu.
Keenam, melepaskan semua dharma yang dilakukan oleh semua maklhuk. Terakhir, semadhi tertinggi dengan teknik pengaturan nafas yang paling halus
sehingga menjadikan roh cemerlang dan murni, sempurna bagai matahari yang bersinar. Tingkat semadhi terakhir ini dinamakan Kebuddhaan kosong.
13. Ch’anisme, Mazhab Keheningan
Istilah ch’an dalam bahasa China, sering diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris sebagai meditation mengheningkan. Ajaran yang terkandung dalam ch’anisme adalah tak ada sesuatupun yang dapat dikatakan, diam, kosong Fung:
2007.
a. Prinsip Pertama adalah yang Tak Terungkapkan
Filsafat kehampaan yang terdapat pada kebenaran tertinggi mazhab jalan tengah, oleh Hui Neng disebut sebagai Prinsip Pertama. Seseorang yang telah
mencapai kehampaan, maka dia tidak bisa mengucapkan sesuatu apapun. Oleh
43 karenanya, Prinsip Pertama ini merupakan sesuatu yang tak terungkapkan Fung:
2007. Jika ada seseorang yang mempertanyakan apakah Prinsip Pertama itu, maka jawabannya yang benar adalah diam. Jika tidak, maka akan menjadi prinsip
kedua.
b. Pengembangan yang Bukan Pengembangan
Pengetahuan untuk mencapai pada kekosongan atau Prinsip Pertama adalah pengetahuan yang bukan pengetahuan. Oleh karenanya, pengembangannya
juga pengembangan yang bukan pengembangan. Menurut Fung 2007, Matsu sebelum menjadi murid Huai Jang, Huai
Jang tinggal di sebuah gubuk terpencil dan tinggal sendiri di dalamnya sambil melakukan meditasi. Suatu hari, dia menggiling beberapa batubata di depan
gubuknya. Ketika Matsu melihatnya, dia bertanya kepadanya, apa yang sedang dilakukannya. Huai Jang menjawab,
“Saya berencana membuat sebuah kaca.” Matsu berkata lagi,
“Bagaimana mungkin dengan menggiling batubata bisa membuat sebuah kaca.” Huai Jang menjawab, “Jika dengan menggiling batubata
tidak bisa membuat sebuah kaca, bagaimana mungkin dengan meditasi bisa menjadi seorang Buddha.”
Mengembangkan ini sendiri berarti melakukan usaha dengan sengaja yu wei. Yu wei ini akan menghasilkan sejumlah efek yang baik, tetapi semuanya
tidak akan kekal. Segala perbuatan tidak ada yang bersifat tetap. Semua kekuatan memiliki batas akhirnya. Mereka semua terkait dengan roda kelahiran dan roda
kematian yin dan yang Fung: 2007. Seperti bola yang dilambungkan ke udara, ketika kekuatannya habis, maka akan jatuh ke tanah.