106 Berdasarkan hasil wawancara, tanpa salah satu dari beberapa anatomi
tersebut, maka tidak mungkin dapat dikatakan Naga. Misalnya tanpa anatomi Rusa, maka tidak mungkin dapat dikatakan anatomi Naga. Gambaran tersebut
sesungguhnya terkandung filsafat China bahwa dua sisi berlawanan yang saling ketergantungan. Jika dibedah kembali, juga terkandung filsafat yang
menggambarkan roda terus - menerus berputar tanpa henti, dan tidak ada kesempurnaan di dunia ini.
1. Dua Sisi Berlawanan yang Saling Ketergantungan
Keseluruhan Alam Semesta terdapat yin dan yang, dua sisi yang berbeda. Anatomi Naga, Unta, Ikan, Rusa, Lembu, Ular, Tiram, Harimau, dan Rajawali
merupakan anatomi yang berbeda. Filsuf praktisi ilmu gaib penganut yin yang chia, mengatakan bahwa perbedaan tersebut saling melengkapi dan
ketergantungan. Tanpa anatomi Unta, maka belum bisa disebut anatomi Naga. Ada anatomi Naga karena ada anatomi Unta di tubuhnya. Tanpa anatomi Rusa,
maka belum bisa disebut anatomi Naga. Ada anatomi Naga karena ada anatomi Rusa di tubuhnya, dan sebagainya. Begitu juga, tidak mungkin terdapat kata besar,
jika tidak ada sesuatu yang kecil. Misalnya percakapan antara Belalang dan Burung. Belalang berkata, “Tubuhmu besar wahai Burung.” Burung menjawab,
“Tubuhku kecil jika dibandingkan dengan Anjing.” Belalang menyahut, “Berarti tubuh Anjing yang besar.” Burung menjawab, “Kamu salah, tubuh Anjing kecil
jika dibandingkan dengan Kuda.”
107
2. Menggambarkan Roda yang Terus - Menerus Berputar Tanpa Henti
Jika ada seseorang yang berkata bahwa anatomi makhluk Naga mirip anatomi Unta, hal itu memang benar, karena di dalam anatominya terdapat
anatomi Unta. Akan tetapi jika ada seseorang yang lain berkata bahwa itu mirip anatomi Ular, maka itu juga benar, karena memang di dalam anatomi tersebut
terdapat anatomi Ular. Dari Unta menjadi Ular, dari Ular menjadi Unta, dari Unta menjadi Ular, begitu seterusnya. Filsuf praktisi ilmu gaib penganut yin yang chia,
mengatakan bahwa kehidupan digambarkan seperti di atas. Terus berlangsung tiada henti. Contoh lain, seperti yang terdapat pada percakapan antara Belalang
dan Burung sebelumnya, bahwa dari besar menjadi kecil, dari kecil menjadi besar, dari besar menjadi kecil, begitu seterusnya. Kata besar dan kecil bersifat relativ
bisa berubah.
3. Tidak Ada Kesempurnaan di Dunia Ini
Melihat gambaran sebelumnya, tidak ada kata besar dan kecil yang abadi. Tidak ada kata anatomi Rusa, Unta, Ikan, Lembu, Ular, Tiram, Harimau, atau
Rajawali, dalam anatomi Naga yang abadi. Yang terbesar adalah sesuatu yang tak terlingkupi. Dan yang terkecil adalah sesuatu yang tidak memiliki bentuk. Tak
terlingkupi dan tidak memiliki bentuk berarti nir kosong. Yang terbesar dan yang terkecil adalah milik Yang Tiada kosong.
j. Lambang Panutan
“Naga melambangkan panutan. Sisik yang terdapat pada tubuh Naga berjumlah 117 keping: 81 sisik berintipati yang dan 36 sisik berintipati yin, sisik
108 yang lebih banyak daripada sisik yin, sesungguhnya ini menggambarkan bahwa
yang adalah panutan yin ,” kata Bapak Margo.
Berdasarkan hasil wawancara, lambang tersebut menggambarkan filsafat China bahwa di dalam masyarakat terdapat 5 hubungan manusia yang utama,
yaitu: hubungan antara penguasa dengan rakyat, suami dengan istri, ayah dengan anak, saudara tua dengan saudara muda, dan hubungan antara sahabat dengan
sahabat. Filsuf Tung Chung Tsu penganut Confucianisme memilih 3 di antara 5 hubungan tersebut dan menyebutnya kang yang 3. Menurutnya kang adalah tali
utama pada sebuah jaring, padanya semua tali yang lain digantungkan. Penguasa adalah kang bagi rakyatnya, artinya dia adalah tuan bagi mereka, suami adalah
kang bagi sang istri, artinya dia adalah kepala keluarga serta panutan bagi sang istri, dan ayah adalah kang bagi sang anak, artinya seorang anak harus patuh
kepada ayahnya. Penguasa, suami, dan ayah adalah yang. Sedangkan rakyat, istri, dan anak adalah yin. 81 sisik yang dan 36 sisik yin, lebih banyak sisik yang
berintipati yang, artinya yin harus patuh terhadap yang, karena yang adalah panutan yin, agar kehidupan teratur saling menghormati.
k. Lambang Aksara China
Bapak Margo berkat a, “Bentuk Naga digunakan sebagai tulisan China.
Tulisannya tampak meliuk - liuk memanjang, itu mengambil bentuk tubuh Naga. Kebudayaan aksara China berasal dari bentuk Naga. Oleh karena itu, Naga
melambangkan aksara China. Dalam filsafat China, Naga melambangkan Ch’i
kekuatan. Oleh karena itu, bangsa China menangkap energi Ch’i dari Naga lewat
tulisan China. Agar dalam tulisan China terkandung daya magnet atau kekuatan.”