Burung Merak Bunga Teratai

56 bentuk hewan, seperti: Naga, Phoenix, Ikan, dsb. Dalam bentuk tumbuhan, seperti: Teratai, Bambu, dsb. Dalam bentuk manusia, seperti: Dewi Kwan Im, Kwan Tee Koen, dsb. Dan dalam bentuk lambang geometris, seperti: yin yang, pa kua, dsb Mayang Sari: 2008.

D. Langit - Langit pada Sebuah Bangunan

1. Definisi Langit - Langit

Langit - langit atau sering disebut plafond adalah bidang atas bagian dalam dari ruangan bangunan yang berfungsi untuk menahan percikan air jika kemungkinan ada kebocoran agar seisi ruangan selalu terlindung, untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah - celah genteng sehingga ruangan di bawah tampak selalu bersih, untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap, dan agar ruangan tidak tampak rangka atapnya. E. Arsitektur Klenteng

1. Asal - Muasal Kata Klenteng

Kata Klenteng menurut shih chi catatan - catatan sejarah berasal dari tiga versi, yakni: versi pertama, kedua, dan ketiga.

a. Versi Pertama

Kata Klenteng sebenarnya berasal dari bahasa Indonesia bukan dari istilah luar. Kebiasaan orang Indonesia dalam memberi nama sebuah benda berdasarkan pada hasil dari bunyi benda tersebut. Hewan Tokek misalnya. Dinamakan Tokek karena dia berbunyi “tokek… tokek… .” Begitu juga sama halnya Klenteng. Ketika di Klenteng diadakan upacara keagamaan, sering disertai pemukulan genta. 57 Saat dipukul terdengar bunyi “klinting… klinting…” jika genta tersebut berukuran kecil. Akan tetapi jika berukuran besar berbunyi “klenteng… klenteng…,” sehingga tempat peribadatan orang China oleh Indonesia dinamakan berdasarkan bunyi tersebut Tionghoa: 2011. Di China sendiri sebutan umum untuk Klenteng adalah Bio Miao. Wen Miao adalah Bio untuk menghormati Confucius dan Wu Miao untuk menghormati Guan Gong Tionghoa: 2011.

b. Versi Kedua

Letnan China, Guo Xun Guan, pada tahun 1650 mendirikan sebuah tempat peribadatan untuk menghormati Guan Yin di Glodok. Guan Yin adalah Dewi welas asih Buddha yang lebih dikenal dengan nama Kwan Im. Menurut shih chi, pada abad ke-17 ketika para umat kristen Jepang dianiaya, patung Bunda Maria yang dihormati mereka diganti dengan patung Dewi Kwan Im. Tempat ibadah di Glodok tersebut diberi nama Guan Yin Ting atau tempat ibadah Dewi Kwan Im Tionghoa: 2011. Tionghoa 2011 menyatakan bahwa “kata China Yin Ting ini dalam kata Indonesia menjadi Klen Teng, yang sampai saat ini menjadi lazim digunakan bagi semua tempat ibadah China di Indonesia.”

c. Versi Ketiga

Asal mula kata Klenteng berasal dari kata Khe Ren Tang yang kemudian oleh dialek Indonesia dijadikan Kelenteng. Khe Ren secara harfiah berarti tamu, 58 sedangkan Tang berarti rumah. Khe Ren Tang berarti rumah peristirahatan tamu Tionghoa: 2011. Para pedagang pada masa ribuan tahun yang lalu, bepergian dari kota ke kota untuk berdagang. Di tengah perjalanan, mereka selalu mengunjungi tempat peristirahatan tersebut untuk beristirahat sejenak. Kemudian tempat tersebut ditambahkan juga sebuah tempat persembahyangan kepada Thien dan para dewa - dewi oleh pengurus rumah peristirahatan tersebut. Lama - kelamaan tempat tersebut menjadi ramai dan kini dikenal sebagai tempat peribadatan Tionghoa: 2011. 2. Fungsi Klenteng Klenteng dilihat dari segi fungsi, dapat digunakan sebagai tempat antara lain sebagai berikut: a. Tempat Peribadatan Klenteng digunakan sebagai tempat untuk ibadah penganut Tao, Konghucu, dan Buddha atau komunikasi antara manusia dengan Tuhan. b. Tempat Sosial Selain sebagai tempat ibadah, bangunan ini juga dapat digunakan untuk kepentingan sosial, seperti: tempat bersedekah, tempat peristirahatan bagi orang - orang yang sedang dalam perjalanan jauh, sebagai tempat untuk perayaan - perayaan China yang masih bersifat tradisional seperti upacara - upacara, dsb. c. Tempat Politik Tempat ini juga dapat digunakan sebagai tempat persebaran agama.