144 perbedaan tersebut benar - benar telah terlupakan, maka yang ada hanyalah satu
yang tak terbedakan. Dia merasakan bahwa segala sesuatu adalah dirinya. Semua manusia, hewan, tumbuhan, benda, penderitaan, kebahagiaan adalah dirinya. Jika
hal ini benar - benar telah tercapai, maka yang dia rasakan hanyalah hampa kosong. Dia telah menyatu dengan Yang Tiada. Setelah ini dia akan menyadari
bahwa sesungguhnya segala sesuatu di alam ini yang tampaknya berbeda - beda wujud dan rupa, berbeda - beda sifat dan nama, sesungguhnya mereka semua
hanyalah satu yaitu Yang Tiada. Yang Tiada berpenampilan dengan berbagai macam wujud dan rupa. Dia mengisi seluruh Alam Semesta baik segala yang
berbentuk dan tidak berbentuk. Pencapaian kenirwanaan kesempurnaan ini dilambangkan pada puncak mekar Bunga Teratai. Bunga Teratai juga
melambangkan kesucian dan kemurnian. Seseorang yang telah menyatu dengan Yang Tiada mencapai kenirwanaan, maka dia kembali murni suci, kembali
dalam wujud murni kosong kembali.
145
Ga mbar
X XI
V: L
amban g Kese
m p
u rn
aan
S umber
: Dokumenta si pribadi
146
6. Lambang Ornamen Kelelawar Ditinjau dari Filsafat China a. Lambang Umur Panjang
Bapak Margo berkata, “Ornamen Kelelawar melambangkan umur panjang. Di buku - buku sejarah simbol China, bahkan di internet, banyak yang
mengatakan bahwa berdasarkan mitos, Kelelawar adalah Vampir. Vampir hanya keluar di malam hari dan dia tidak pernah mati. Oleh karenanya, Kelelawar
melambangkan umur panjang.” Berdasarkan hasil wawancara, lambang tersebut terkandung filsafat China.
Umur panjang yang dimaksud adalah keabadian atau tidak pernah mati. Seperti yang diungkapkan oleh filsuf Chuang Tzu penganut Tao Te chia, bahwa
seseorang yang telah mengidentikkan dirinya dengan keseluruhan Alam Semesta, dia akan merasakan bahwa dia tidak pernah mati abadi. Semua manusia, hewan,
tumbuhan, penderitaan, kebahagiaan, pergantian siang dan malam, mati, hidup, semuanya adalah dirinya. Jika hal ini memang benar - benar telah tercapai, maka
dia telah menyatu dengan Yang Tiada. Sesungguhnya Dia adalah Yang Tiada. Segala sesuatu adalah Yang Tiada. Lima unsur energi
Ch’i membentuk sesuatu fisik yang berbeda - beda. Semua fisik yang berbeda - beda tersebut, di
dalamnya terdapat sesuatu yang sama, hanya satu, yaitu Yang Tiada. Yang Tiada berpenampilan dengan wujud dan rupa yang berbeda - beda. Seseorang yang telah
menyatu dengan Yang Tiada, maka dia tidak pernah mati. Yang tampaknya mati sesungguhnya bukanlah mati, akan tetapi Dia hanya meninggalkan salah satu
fisik, kemudian mengisi fisik lain. Ketika Ch’i berkeinginan untuk memadat,
maka akan terbentuk sesuatu. Yang Ada tersebut tiada lain adalah Yang Tiada itu
147 sendiri. Ibarat saat bercermin. Seseorang yang ada dalam cermin, tiada lain adalah
dirinya sendiri. Yang Tiada adalah abadi, tidak pernah mati, Dia mengisi segala sesuatu yang berbentuk dan tidak berbentuk.
Ga mbar
X XV
: L
amban g Um
u r Panjan
g A b
ad i
S umber
: Dokumenta si pribadi
148
b. Lambang Kebahagiaan Abadi
Bapak Margo berkata, “Ornamen Kelelawar melambangkan kebahagiaan abadi. Dengan umur panjang dia mencapai kebahagiaan abadi.”
Berdasarkan hasil wawancara, dalam filsafat China, seseorang yang telah menyatu dengan Yang Tiada, maka dia akan merasakan bahwa semuanya adalah
dirinya, kebahagiaan, penderitaan, adalah dirinya, sehingga yang dia rasakan adalah hampa kosong. Kebahagiaan dan penderitaan tak berasa sama sekali.
Seseorang menjadi tidak memiliki emosi. Di sinilah letak kebahagiaan abadi. Seseorang yang belum mencapai atau menyatu dengan Yang Tiada, maka dia
masih merasakan bahwa segala sesuatu berbeda. Penderitaan dan kebahagiaan adalah dua hal yang berbeda. Kebahagiaan adalah bahagia dan penderitaan adalah
sakit. Sehingga seseorang belum mencapai kebahagiaan yang abadi. Dia masih terikat dengan yin dan yang, bahagia dan sedih. Akan tetapi jika seseorang telah
menyatu dengan Yang Tiada, maka seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa dia akan merasakan bahwa segala sesuatu adalah sama. Penderitaan dan
kebahagiaan adalah sama. Sehingga yang dia rasakan adalah kosong, tak berasa. Dia mencapai kebahagiaan abadi.
7. Lambang Bentuk Lingkaran pada Lampion Ditinjau dari Filsafat China
a. Lambang Roda Kehidupan
Bapak Margo berkata, “Bentuk lingkaran pada lampion tersebut melambangkan roda kehidupan. Kehidupan digambarkan seperti roda yang terus -
menerus berputar tanpa henti.”
149 Berdasarkan
hasil wawancara,
lambang tersebut
sesungguhnya mengandung ajaran filsafat China. Segala sesuatu di dalam kehidupan, terdapat
yin dan yang. Yin dan yang tersebut di dalam kehidupan tidak ada yang bersifat kekal atau abadi. Yin bisa dikatakan yang, jika ada sesuatu yang lebih yin darinya,
dan yang bisa dikatakan yin, jika ada sesuatu yang lebih yang darinya. Di kehidupan ini tidak ada yang benar - benar abadi atau sempurna.
Gambar bersambung di halaman berikutnya
150
Gambar XXVI: Lambang Roda Kehidupan
Sumber: Dokumentasi pribadi Kehidupan digambarkan seperti gambar di halaman sebelumnya. Terus
berlangsung tiada henti. Mengintari lingkaran tanpa ada titik berhenti. Yin yang sempurna adalah sesuatu yang paling lemah sehingga tidak ada sesuatu yang lebih
lemah darinya. Yang yang sempurna adalah sesuatu yang paling kuat sehingga tidak ada sesuatu yang lebih kuat darinya. Akan tetapi di dunia ini tidak ada
sesuatu yang paling yin dan yang. Contoh lainnya antara besar dan kecil. Ketika Belalang melihat Ayam, Belalang berkata kepada Ayam tersebut, “Tubuhmu
besar wahai Ayam.” Ayam menjawab, “Tubuhku kecil jika dibandingkan dengan Rusa.” Belalang menyahut, “Berarti tubuh Rusa yang paling besar.” Ayam